TEMPO Interaktif, Husna sudah mengalami menstruasi ketika menginjak usia sembilan tahun--kelas IV sekolah dasar. Tidak ada keluhan, hanya sampai sekarang siklus haidnya selama 10-15 hari atau sebulan dua kali. Jumlah hari haidnya normal, yaitu 5-8 hari. Kini Husna telah berusia 24 tahun. "Tidak ada masalah kesehatan," ujar manajer pemasaran di sebuah perusahaan swasta di Jakarta ini.
Tapi Husna sepatutnya waspada. Peneliti Inggris baru-baru ini menemukan bahwa perempuan yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung. Tepatnya 23 persen dari mereka lebih berisiko mengalami penyakit jantung. Malah 28 persen di antaranya sampai tutup usia karena terkena gangguan kardiovaskuler, seperti serangan jantung dan stroke.
Studi ini melibatkan 15.807 perempuan berusia 40-79 tahun, yang dikaji selama 13 tahun. Selama itu, peneliti mendapati bahwa 3.888 perempuan lebih berisiko mengalami penyakit jantung, termasuk stroke. Kemudian 1.903 perempuan meninggal dengan 640 orang di antaranya disebabkan oleh gangguan kardiovaskuler, sedangkan 782 orang lainnya terserang kanker.
Dalam sejumlah studi sebelumnya, didapati bahwa menstruasi dini terjadi karena--salah satu penyebabnya--semakin banyak anak perempuan yang kelebihan berat badan. Sejalan dengan itu, peneliti Dr Rajalakshmi Laksmana dan tim dari Universitas Cambridge menyatakan sebagian besar kasus menstruasi dini berkaitan dengan jumlah lemak di dalam tubuh perempuan.
"Perempuan perlu menyadari risiko penyakit dan pengendalian berat badan," tutur Laksmana, seperti dikutip Reuters. Mengatasi problem kelebihan berat badan menjadi penting untuk menghindari menstruasi dini dan mengurangi risiko penyakit jangka panjang.
Baca Juga:
Hal senada dijelaskan oleh spesialis kebidanan dan kandungan, Dr. Ifzal Asril SpOG, bahwa lemak dalam tubuh membantu memicu dan mempertahankan siklus menstruasi. Nah, lemak ini berasal dari hormon estrogen alias hormon seks perempuan. Selama masih menstruasi, hormon estrogen masih eksis dalam tubuh perempuan. Sebaliknya, ketika pensiun menstruasi alias menopause, hormon ini sudah tidak ada.
Estrogen sendiri berfungsi mencegah serangan jantung dan melindungi tulang. Secara ringkas, perempuan menopause tidak lagi memiliki hormon yang melindungi jantung dan tulangnya. "Jadi mereka memang berisiko mengalami gangguan jantung," kata Ifzal.
Nah, sudah tentu perempuan yang mengalami menstruasi dini akan lebih cepat mengalami menopause. Itu artinya, kata dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina ini, perempuan tersebut akan lebih cepat menghadapi gangguan kesehatan yang timbul akibat menopause.
Lebih jauh, studi itu mengindikasikan bahwa, dalam populasi yang lebih luas, perempuan yang mengalami menstruasi dini memiliki persentase lebih tinggi. Faktor ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir dan kondisi pola makan tinggi kolesterol dinilai sebagai pemicunya.
Dalam studi itu pula, para peneliti memperhitungkan sejumlah faktor lain, seperti usia, indeks massa tubuh, merokok, kebiasaan olahraga, dan pendidikan. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism pada akhir Desember lalu.
Penyebab Menstruasi Dini
1. Kelainan produksi hormon di otak
2. Kelainan produksi hormon di indung telur atau kelenjar anak ginjal
3. Kelebihan berat badan
HERU TRIYONO