Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siaga dengan Dokter Keluarga

image-gnews
TEMPO/Mahanizar
TEMPO/Mahanizar
Iklan
TEMPO Interaktif, Lina linglung melihat suaminya mendadak demam. Itu terjadi saat ia menghabiskan waktu bersama keluarganya di Puncak. Tidak ada nomor kontak dokter yang ia miliki. Parahnya, vila tempatnya menginap lumayan jauh dari kota, sehingga membuat karyawati perusahaan badan usaha milik negara ini kesulitan mencari pertolongan. Untung saja waktu itu kondisi sang suami tidak semakin parah. 

Kasus seperti ini tentu bisa menimpa siapa saja. Apalagi bagi orang yang tidak punya kenalan dokter--untuk dimintai pendapat mengenai kondisi penyakitnya sendiri maupun orang terdekat--meski sebetulnya tidak harus mencari teman dokter. Dengan memiliki dokter keluarga, seseorang lebih mudah berkomunikasi via telepon, kapan saja dibutuhkan.

Dokter keluarga, menurut Direktur Operasional PT Askes (Persero) Dr Umbu Marisi, biasanya adalah dokter praktek umum yang menangani pasien secara holistik. Jadi bukan sekadar memberi pasien resep obat, dan selesai. "Tetapi dokter melihat pasien sebagai bagian dari komunitas yang harus dirawat," ujar Umbu usai jumpa media seminar bertajuk "Health Economics Seminar" di Jakarta, Selasa lalu.

Di masyarakat, pelayanan dokter keluarga memang belum ngepop. Itu, antara lain, karena tingkat pemahaman masyarakat itu sendiri. Pengertian pemeliharaan kesehatan di masyarakat, menurut Dr Mawary Edy, masih pada waktu sakit saja. "Seharusnya kesehatan dipelihara pada saat tidak sakit," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia ini saat berbincang melalui telepon.

Secara teoritis, Mawary melanjutkan, konsep dokter keluarga itu adalah melakukan intervensi pada orang yang masih sehat, sehingga biayanya jatuh lebih murah ketimbang intervensi terhadap orang yang sudah sakit. Sebab, di situ masyarakat akan mendapat pelayanan lebih dini. "Otomatis kesehatannya akan terjamin."

Dari perspektif dokternya sendiri, konsep ini lebih idealis. Mereka, kata Mawary, tidak harus menunggu orang sakit untuk mendapat uang. Dokter sudah dibayar di muka dan, pada akhirnya, mereka lebih banyak melakukan upaya preventif.

Nah, Askes akan mengadopsi utuh konsep dokter keluarga bagi pesertanya. Mereka sudah melakukan simulasi konsep ini di Jawa Timur pada 1 Juli 2008 sampai Desember 2009. Sebanyak 2.500 peserta Askes ditangani satu dokter. Dari situ, dalam satu bulan rata-rata paling banyak 500 orang menderita sakit. Dari jumlah itu dibagi 20 hari, sehingga dalam satu hari dokter akan memeriksa 25 peserta. "Tidak boleh kalau lebih dari 25 orang," ujar Umbu.

Adapun kriteria dokter keluarga adalah harus memiliki tempat praktek yang memadai. Misalnya ada ruang tunggu dan peralatan medis lengkap. Selain itu, dokter harus ikut sertifikasi dokter keluarga dari Askes. "Yang ini sementara sambil jalan," Umbu menjelaskan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada awal 2010 ini, kantor cabang Askes di seluruh Indonesia sudah mulai melakukan pemetaan. Untuk tahap pertama, dilakukan pergantian kartu Askes. Kartu yang lama dari kertas kuning diganti kartu laminating dengan barcode. Jadi, sebanyak 16,2 juta kartu baru peserta asuransi kesehatan PT Askes di seluruh Indonesia diedarkan. "Target kami adalah 50 persen beralih ke dokter keluarga. Kurang-lebih 8 juta peserta."

Persoalannya, Umbu menjelaskan, sejumlah masyarakat masih kurang apresiasi terhadap dokter umum. Banyak dari mereka, meski menderita penyakit ringan, langsung datang ke dokter spesialis. Malah banyak yang berganti-ganti dokter spesialis. "Selain mahal, penanganan kesehatan jadi tidak maksimal," katanya. HERU TRIYONO

Keuntungan Menggunakan Dokter Keluarga

1. Dokter sudah mafhum riwayat penyakit keluarga, sehingga terhindar dari salah obat maupun pemakaian obat berganti-ganti.
2. Dokter mengantongi rekam medis, yang memangkas waktu lama saat berobat.
3. Penanganan dilakukan sederhana dan tidak begitu mahal.
4. Terhindar dari pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.
5. Dokter mudah dihubungi saat keluarga membutuhkan penanganan darurat.
6. Dokter yang sama membuat anak nyaman secara psikologis untuk mengeluhkan penyakitnya.

HERU TRIYONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Soroti Pertanggungjawaban Hukum Dokter Spesialis

14 Juli 2023

Bamsoet Soroti Pertanggungjawaban Hukum Dokter Spesialis

Bamsoet menjadi penguji dalam ujian sidang tertutup mahasiswa Pascasarjana Program Doktor Hukum Universitas Borobudur.


Kabupaten Bekasi Lirik Vaksinasi Covid-19 Bisa di Praktek Dokter hingga Bidan

30 September 2021

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Kabupaten Bekasi Lirik Vaksinasi Covid-19 Bisa di Praktek Dokter hingga Bidan

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan setelah lebih dari 50 persen warga dapat vaksinasi Covid-19, progres vaksinasi tidak lagi signifikan.


Pengakuan Calo Klinik Aborsi di Percetakan Negara Jakpus Meraup Untung Jumbo

26 September 2020

Lokasi klinik aborsi ilegal di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 24 September 2020. TEMPO/Achmad Assegaf
Pengakuan Calo Klinik Aborsi di Percetakan Negara Jakpus Meraup Untung Jumbo

Polda Metro Jaya menyebutkan calo klinik aborsi ilegal di Percetakan Negara, Jakarta Pusat meraup untung lebih banyak dibanding pemilik dan dokter.


Klinik THT Ilegal Digrebek, Polisi: Lima Saksi Sudah Diperiksa

23 Januari 2020

Ilustrasi pria sedang diperiksa dokter. Shutterstock
Klinik THT Ilegal Digrebek, Polisi: Lima Saksi Sudah Diperiksa

Penyidik Polda Metro memeriksa lima orang saksi terkait penggerebekan klinik di Jakarta Utara lantaran mempekerjakan secara ilegal dokter asal Cina.


Praktek Ilegal Klinik THT, Begini Dokter Asal Cina Raup Rp 1 M

23 Januari 2020

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat konferensi pers mengenai klinik THT dengan dokter WNA asal Cina ilegal di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Januari 2020. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Praktek Ilegal Klinik THT, Begini Dokter Asal Cina Raup Rp 1 M

Seorang WNA asal Cina berinisial L, telah 3 bulan melakukan praktik ilegal penyembuhan sinusitis di Klinik Utama Cahaya Mentari, Jakarta Utara.


Kasus Stem Cell Ilegal, Praktek Dokter Pelaku Terancam Dicabut

16 Januari 2020

Petugas Subdit 1 Kamneg Dit Reskrimum Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti sebelum konferensi pers di Gedung Krimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020. Tiga tersangka berhasil diamankan, dengan seorang di antaranya berperan sebagai dokter umum yang melakukan penyuntikan sel punca. TEMPO/Ahmad Tri Hawaari
Kasus Stem Cell Ilegal, Praktek Dokter Pelaku Terancam Dicabut

Menimbang terbongkarnya kasus praktik stem cell ilegal, Kemenkes menyebut izin praktik dr. Oeping sebagai dokter umum terancam dicabut.


Waspadai Fenomena Dokteroid, Orang yang Ngaku-Ngaku Dokter

2 Februari 2018

Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Waspadai Fenomena Dokteroid, Orang yang Ngaku-Ngaku Dokter

Penipuan bisa terjadi di mana saja. Saat ini ada modus penipuan ala dokteroid. Dokter yang praktik dokter secara ilegal


Kucing Suka Tempat Tinggi, Simak Kata Ahli

24 November 2017

Meskipun terdapat berbagai fasilitas seperti tempat tidur dan tempat makan, namun ratusan kucing ini dibiarkan tanpa kandang agar dapat leluasa bermain di penampungan ini. Lanai Cat Sanctuary
Kucing Suka Tempat Tinggi, Simak Kata Ahli

Kucing menyukai tempat tinggi untuk memantau predatornya


Korban Penodongan Dokter Praktik ALT Trauma Beberapa Hari

18 Oktober 2017

Ilustrasi senjata. TEMPO/Ary Setiawan
Korban Penodongan Dokter Praktik ALT Trauma Beberapa Hari

AS, korban penodongan senjata api oleh dokter praktik ALT, mengaku sempat trauma beberapa hari akibat peristiwa itu.


Dokter Praktik Pengancam Tembak Karyawan Mundur dari RS Yadika

18 Oktober 2017

Ilustrasi senjata. TEMPO/Ary Setiawan
Dokter Praktik Pengancam Tembak Karyawan Mundur dari RS Yadika

Direktur Rumah Sakit Yadika Hendrik Silo mengatakan dokter praktik ALT memohon maaf kepada korban, AS, dan menyatakan keluar dari RS Yadika.