Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cemburu Tak Cuma Haru Biru  

image-gnews
TEMPO/Dwi Narwoko
TEMPO/Dwi Narwoko
Iklan

TEMPO Interaktif, Biduk keluarga tak selamanya aman tenteram. Riak-riak kecil bisa menyulut pertengkaran. Bahkan dari kejanggalan perilaku, bisa berlanjut curiga, dan akhirnya cemburu. Ada cemburu karena fakta, tapi tak sedikit pula ada cemburu buta.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pernikahan tampaknya menghasilkan sebuah efek perlindungan dalam mengurangi keributan-keributan (karena) cemburu. Namun, ketika sebuah pasangan menikah, lalu bertengkar soal kecemburuan, hal itu lebih merusak.

Para peneliti di University of British Columbia dan University of Iowa, Amerika Serikat, Kamis pekan lalu, mendapati bahwa tanpa konflik cemburu, tiga perempat dari individu-individu yang menikah yang disurvei sangat puas dengan aspek-aspek emosional dari pernikahan mereka.

Kemungkinan punya level kepuasan yang sama anjlok kurang dari setengah jika kecemburuan memasuki keluarga tersebut. Untuk pasangan yang hidup serumah tapi belum menikah, probabilitas menjadi sangat emosional puas turun sekitar delapan poin akibat cemburu. Satu kontras serupa tampak pada kenyamanan fisik.

"Kami mengasosiasikan penghargaan tertentu dengan perkawinan, tapi ada risiko untuk itu juga," kata Anthony Paik, asisten profesor sosiologi pada UI College of Liberal Arts and Sciences.

"Banyak keuntungan pernikahan, termasuk komitmen mendalam dan kepercayaan. Tapi saat kecemburuan datang, ketegangan dapat berpengaruh sangat buruk terhadap kepuasan emosional dan fisik. Ini bukan cerita langsung bahwa pernikahan menghasilkan hubungan yang lebih bahagia."
Paik menulis studi tersebut, kemudian dipublikasikan secara online dalam Journal of Sex Research bersama Mariana Gatzeva, dari Department of Human Kinetics pada University of British Columbia.

Mereka menganalisis suatu survei terhadap perkawinan 681 pria dan wanita, baik yang terikat pernikahan maupun kumpul kebo, di daerah Chicago, Amerika Serikat. Para peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai apakah mereka pernah mengalami kecemburuan seksual dan berapa tingkat kepuasan fisik serta emosional dengan hubungan mereka.

Lebih dari setengah individu-individu yang hidup serumah tanpa ikatan melaporkan kecemburuan seksual dibandingkan dengan sepertiga dari individu-individu yang tinggal secara terpisah (seperti kencan pasangan), dan hanya 18 persen individu yang menikah.

Paik mengatakan tingginya angka konflik cemburu di antara para pasangan hidup serumah tanpa ikatan bisa jadi disebabkan oleh harapan yang kuat soal eksklusivitas (studi lain menunjukkan bahwa 95 persen dari pasangan kumpul kebo berharap demikian), tapi kurang mempunyai kesetiaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para periset percaya bahwa pasangan yang sudah menikah mengalami kurang cemburu karena eksklusivitas seksual yang berlangsung awet dengan saling bertukar sumpah--tetapi juga karena mereka lebih saling percaya.
"Mungkin ada seperangkat keyakinan itu pelindung bagi pasangan menikah dalam hal menghindari perasaan iri hati," ujar Paik. "Mereka agak terisolasi karena mereka lebih percaya, dan karena itu lebih cenderung tidak curiga atau mencari pelanggaran."

Paik menambahkan, pemahaman pasangan soal kecemburuan adalah penting karena dapat berguna dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga. "Cemburu adalah emosi yang sangat kuat," ujar Paik. "Dalam banyak kasus, cemburu atau cinta segitiga menjadi dasar motif pembunuhan atau kejahatan kekerasan lainnya di antara pasangan dua insan." l University of Iowa/Psychcentral/Dwi A

Cemburu Facebook

ONTARIO Situs jejaring sosial yang lagi tren macam Facebook ternyata dapat menyulut rasa cemburu. Pandangan ingin menampilkan diri bisa menimbulkan kecemburuan di Facebook untuk mencari informasi tambahan--suatu perilaku yang memperburuk kecemburuan di antara mereka.

Studi di CyberPsychology & Behavior Agustus tahun lalu menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di Facebook oleh para mahasiswa secara langsung terkait dengan perasaan cemburu terhadap kekasih mereka.
Adalah Amy Muise, MSc; Emily Christofides, MSc; dan Serge Desmarais, PhD, dari University of Guelph, Ontario, Kanada, dalam studinya meneliti ratusan anak muda yang punya hubungan romantis.

Ketiganya menemukan bahwa waktu saat asyik pada situs jejaring sosial seperti Facebook bisa menimbulkan pengetahuan baru tentang pasangannya yang dapat membuatnya curiga dan berujung pada kecemburuan. Kecemburuan, pada gilirannya, membawa mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu terlibat dalam pengawasan online dalam upaya mengungkap lebih banyak informasi yang memicu kecemburuan lebih besar.

Studi bertajuk "Lebih Banyak Informasi daripada yang Kamu Inginkan: Apakah Facebook Membawa Monster Bermata Hijau Kecemburuan?" tersebut menggambarkan bahwa sebuah lingkaran setan di mana penggunaan Facebook dan perasaan cemburu menjadi saling terkait dan memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku serta hubungan.

Beberapa partisipan menggambarkan meningkatnya akses Facebook sebagai "kecanduan". Para periset merekomendasikan penelitian lebih lanjut untuk menggali umpan balik ini dan untuk menentukan, apakah hubungan yang serupa antara jejaring sosial online dan kecemburuan terhadap pasangan akan mempengaruhi orang-orang yang usianya lebih dewasa. l Psychcentral

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

10 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

13 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

16 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

16 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

21 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).