Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nikmati Musik dari Kicauan Burung

REUTERS/Cathal McNaughton
REUTERS/Cathal McNaughton
Iklan
TEMPO Interaktif, Makassar --Rumah bercat putih di Jalan Veteran itu ramai oleh suara nyanyian. Tapi suara nyanyian yang berasal dari jalan itu bukan manusia, melainkan burung. Suara merdu itu meningkahi siulan seorang lelaki bertubuh besar yang sibuk menjentikkan jemarinya di hadapan sangkar yang tergantung di langit-langit rumah.

Abdul Haris, 51 tahun, adalah pelatih burung perkutut yang tinggal di Makassar. Daeng Tayang, panggilan akrab Haris, mulai menggemari melatih burung perkutut sejak 1982. Ia meneruskan hobi ayahnya, yang meninggalkan dua ekor burung perkutut. Konon kedua ekor burung tersebut diperoleh ayahnya saat berangkat ke Magelang, Jawa Tengah. "Sejak saat itu saya sering melihat ayah mengajak burungnya bersiul," ujar dia. Daeng Tayang mengaku mendapat kesenangan tersendiri saat mendengar burung peliharaannya bernyanyi. "Ada suatu kepuasan mendengar mereka berkicau," katanya.

Daeng Tayang terus mendalami hobi ayahnya. Tapi pada 1992, ia menjual burung perkutut peninggalan ayahnya untuk biaya pernikahan. Saat itu burung perkutut miliknya menempati peringkat dua pada perlombaan tingkat daerah. Seorang camat dari Kabupaten Bone menawari burung tersebut, lalu membelinya.

Saat menjual burung itu, Daeng Tayang mengaku harus mengetahui sosok pembelinya. Karena ia menginginkan pembeli burung perkutut miliknya haruslah orang yang bisa merawat burung dengan baik. "Saya menjual seekor burung perkutut dengan harga Rp 750 ribu," ujarnya. Harga tersebut pada masa Orde Baru terbilang mahal.

Kini Daeng Tayang telah memiliki dua anak dari hasil pernikahannya. "Hobi tersalur, penghasilan juga berjalan," kata dia. Selain melatih burung perkutut bernyanyi, ia beternak burung sebagai sumber mata pencarian. Bahkan beberapa perabot di rumahnya merupakan hasil dari beberapa pertandingan yang ia ikuti. Keahliannya melatih burung pun menjadi sumber nafkahnya.

Pria kelahiran 1960 ini mengatakan untuk memelihara burung perkutut, harus melalui beberapa tahapan yang cukup rumit. Daeng Tayang kemudian bercerita tentang cara memelihara burung perkutut mulai dari proses penetasan. Misalnya, telur harus dipisah untuk dierami induknya. Setelah menetas, telur kemudian dipindahkan lagi ke induk yang berbeda. Kali ini Daeng Tayang menggunakan burung puter yang penyayang serta dipercaya dapat membantu kelancaran hasil penangkaran manusia agar cepat berkembang biak.

Untuk urusan makanan, Daeng Tayang memberi sejenis obat tulang bagi perkutut berumur di bawah dua bulan. Saat berusia di atas dua bulan, perkutut diberi millet putih dan gabah, ditambah vitamin yang dibeli di toko obat.
Jika burung peliharaannya mengalami stres atau cacingan, Daeng tayang segera memberi tambahan minyak ikan pada makanan atau minumannya. Saat akan mengikuti kompetisi, burung perkutut biasanya diberi kacang hijau yang telah direndam semalaman.

Untuk memperoleh anak burung yang bagus, dibutuhkan perkawinan silang. Contohnya, perkutut jantan Indonesia dikawinkan dengan perkutut betina asal Hong Kong. Tetapi, kata Daeng, untuk mendapatkan burung betina dari Hong Kong agak sulit. Karena prosedur perizinan mengirim ataupun membawa burung melalui bandara cukup rumit. "Kalau melalui karantina hewan memakan waktu lama. Belum lagi banyak kasus hewan bisa cacat sebelum sampai ke pemesan," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian, Daeng Tayang terus mendalami hobi dan mencari bibit unggul hasil ternaknya. "Mendengarkan kicauan burung itu tak ubahnya menikmati alunan musik. Terlebih kicauan burung yang bisa mencapai 10 menit lamanya dengan cengkok layaknya lagu dangdut," katanya.

| KAMILIA


Atasi Burung Jago Kandang

Abdul Haris alias Daeng Tayang, pelatih burung perkutut, pernah melihat seekor burung milik pesaingnya tak mau berkicau saat pertandingan. Padahal burung itu dibeli dengan harga cukup mahal, yakni Rp 5 juta. "Itu namanya jago kandang," kata Daeng Tayang. Untuk mengatasinya, kata dia, seharusnya burung dibawa berjalan-jalan dan bergabung dengan burung lainnya. Hal ini merupakan bagian dari perawatan burung peliharaan. "Jadi burung bisa beradaptasi saat turnamen," katanya. Setiap pekan Daeng Tayang membawa burung perkututnya ke pasar burung di Jalan Toddopuli.

Selain itu, burung harus dijemur setiap minggu selama dua jam. Begitu juga dengan pembersihan kandang, harus rutin dilakukan. "Intinya dirawat penuh kasih sayang," ujar Daeng Tayang. Tempat air minum dan makanannya pun, dalam dua hari, harus selalu dibersihkan untuk menghindari stres pada burung.

"Jika burung terlihat liar di dalam kandang, maunya terbang terus, itu pertanda burung sedang stres," katanya. Tapi, ia mengingatkan, saat stres, burung jangan langsung ditangkap karena bisa mati. Menurut Daeng Tayang, sebaiknya dibuat tenang terlebih dulu dengan mengajaknya bersiul dari kejauhan. Setelah itu, pindahkan burung ke tempat yang lebih bersih. Perkutut biasanya bisa berkicau saat berumur dua bulan. "Jika kicauan burungnya terdengar tidak indah, lebih baik burung tersebut dilepas," katanya.

| KAMILIA

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Mengembangkan Komunitas dengan Maksimalkan Platform Website

6 hari lalu

Ayunda Zikrina, Head of Brand and Communication Team Niagahoster, dalam kesempatan Media Meetup virtual, Selasa 30 Mei 2023.
Mengembangkan Komunitas dengan Maksimalkan Platform Website

Ada beragam cara orang untuk mengembangkan komunitas masing- masing. Salah satu faktor cukup penting adalah dengan maksimalkan platform website.


84 Persen Masyarakat di Asia Pasifik Akui Pentingnya Komunitas Dalam Jaga Kesehatan

10 hari lalu

Ilustrasi lari/herbalife
84 Persen Masyarakat di Asia Pasifik Akui Pentingnya Komunitas Dalam Jaga Kesehatan

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi orang ketika ingin hidup sehat. 84 persen mengakui peran komunitas bisa bantu jaga kesehatan.


10 Tips Solo Traveling yang Aman

18 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang travelling sendirian. Dok. Pegipegi
10 Tips Solo Traveling yang Aman

Perlu persiapan yang matang sebelum berangkat agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, berikut tips solo traveling yang aman.


Ajak Pebisnis dan Komunitas Tumbuh di Ranah Digital, Meta Gelar #BertemudiMeta

33 hari lalu

Dalam rangka memperkuat kehadiran dan pertemuan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dan pelanggan serta hubungan di dalam komunitas, Meta meluncurkan #BertemudiMeta. (Meta)
Ajak Pebisnis dan Komunitas Tumbuh di Ranah Digital, Meta Gelar #BertemudiMeta

Teknologi-teknologi Meta telah menjadi tempat di mana pertemuan-pertemuan bisnis dan komunitas terjadi.


4 Tips Bikin Hobi yang Bisa Hasilkan Cuan

52 hari lalu

Produk Hammerstout/Lazada
4 Tips Bikin Hobi yang Bisa Hasilkan Cuan

Membangun bisnis dari hobi adalah impian bagi banyak orang. Simak tips dari Andromeda dari Hammerstou yang berhasil mewujudkan hobi jadi cuan.


Komunitas Lintas Agama Ikut Dukung Geliat Ramadan Masjid Lautze 2 Bandung

54 hari lalu

Para pemuda menyimak paparan ustad Rahmat Nugraha saat tadarus dan kajian rutin di Masjid Lautze 2 di Bandung, Jawa Barat, 7 April 2023. Masjid Lautze secara rutin menggelar pengajian dan pengkajian Al Quran bagi remaja karang taruna sekitar dan para mualaf yang baru belajar. Selama Ramadan, rutinitas kajian semakin intens digelar terutama bagi kalangan remaja. TEMPO/Prima Mulia
Komunitas Lintas Agama Ikut Dukung Geliat Ramadan Masjid Lautze 2 Bandung

Sejak hari pertama hingga ke-21 Ramadan, pihak masjid menyediakan seratus lebih paket takjil dan nasi kotak dari donasi komunitas lintas agama.


Discord Perkenalkan Fitur Soundboard, Memungkinkan Pengguna Menyetel Klip Audio Pendek

56 hari lalu

Discord. antaranews.com
Discord Perkenalkan Fitur Soundboard, Memungkinkan Pengguna Menyetel Klip Audio Pendek

Discord baru-baru ini memperkenalkan fitur Soundboard. Fitur ini masih terbatas bagi pengguna desktop saja.


Eneos Otorun 2023, Sukses Jadi Ajang Kumpul Komunitas Motor dan Mobil Nasional

21 Maret 2023

Eneos sukses menggelar ajang Eneos Otorun edisi pertama pada 11-12 Maret dan 18-19 Maret 2023. Eneos Otorun adalah pertemuan komunitas otomotif, baik komunitas sepeda motor maupun komunitas mobil nasional. FOTO: Eneos
Eneos Otorun 2023, Sukses Jadi Ajang Kumpul Komunitas Motor dan Mobil Nasional

Eneos Otorun adalah pertemuan sejumlah komunitas otomotif, baik komunitas motor maupun komunitas mobil nasional.


Rayakan Ulang Tahun, Kampus Ini Buat Proyek Inovasi di 39 Sekolah dan Komunitas

9 Maret 2023

Rektor UM Surabaya Dr. Sukadiono (kanan) memencet tombol sebagai simbol dimulainya serangkaian kegiatan milad ke-39 kampus setempat. ANTARA/Willi Irawan
Rayakan Ulang Tahun, Kampus Ini Buat Proyek Inovasi di 39 Sekolah dan Komunitas

Universitas Muhammadiyah Surabaya membuat proyek inovasi di 39 sekolah dan komunitas di Indonesia


Rombongan Motor Trail Rusak Kebun Edelweis di Ranca Upas, Panitia Bicara

8 Maret 2023

Bunga edelweis (Anaphalis javanica). TEMPO/Abdi Purmono
Rombongan Motor Trail Rusak Kebun Edelweis di Ranca Upas, Panitia Bicara

Para peserta lantas membakar dua motor matik dan sebuah motor trail yang akan dijadikan hadiah bagi pemenang.