Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ragam Varian Sate Jepang  

Resto Sekai di Jakarta. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Resto Sekai di Jakarta. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sate tak hanya dipunyai Indonesia, tapi juga dikenal di sejumlah negara lain. Salah satunya Jepang. Di negeri itu, sate biasa disebut dengan yakitori.

Namun, dibanding sate Indonesia, usia sate Jepang jauh lebih muda. Hirohisa Koyama, Presiden NPO Nippon Culinary Exchange Institute, dalam sebuah kesempatan mengatakan sate Jepang baru dikenal setelah Perang Dunia II. Sedangkan di Indonesia, sate sudah dikenal sejak awal abad ke-19.

Rasa kedua masakan ini tentu saja berbeda. Rasa sate Jepang gurih dan cenderung asin. Sedangkan rasa sate Indonesia gurih dan cenderung manis. Soalnya, sate Indonesia memang memakai kecap manis bersama aneka bumbu. Sedangkan sate Jepang dibumbui garam dan kecap.

Di Jakarta, sate Jepang tak sulit dicari. Ada banyak restoran Jepang yang menyediakannya. Salah satu resto yang menghadirkan menu itu adalah Sekai Restaurant. Resto di kawasan Blok S, Jakarta Selatan, ini menghadirkan berbagai jenis yakitori. Misalnya yakitori daging ayam, sapi, lidah sapi, telur puyuh, dan kulit ayam.

Ada pula campuran bahan lain, misalnya pada yakitori negima. Sate ini terdiri atas daging ayam tanpa lemak dan daun bawang. Potongan dagingnya lebih besar daripada sate lokal, kira-kira dua ruas jari manusia. Campuran daun bawang membuat aromanya wangi dan segar.

Tak hanya dari hewan darat, yakitori juga ada yang dari jamur atau biota laut, seperti udang, cumi, tiram, dan ikan kecil. Yakitori jenis lain adalah soseiji (sosis ayam/sapi), tori momo (daging paha ayam), teba (daging sayap ayam), dan gyuniku (daging sapi).

Bagi Anda yang tidak memakan daging atau vegetarian, ada juga varian yakitori dari tumbuhan, seperti shitake (jamur Jepang), yakitori sweet corn (jagung manis), dan sweet potato (ubi manis).

Salah satu yang spesial di restoran ini adalah tsukune. Sate ini terbuat dari daging ayam cincang dengan pilihan berbagai toping, seperti wasabi, keju, abon sapi/ikan, mayones, bubuk lada hitam, rumput laut, serta mayones pedas atau togarasi (cabai bubuk Jepang). "Tsukune ini jadi favorit pengunjung," kata Restaurant Manager Sekai, Ahmad Isnaeni.

Dalam pengolahannya, yakitori dimasak dengan cara dibakar di atas arang selama lima menit dengan suhu 150-200 derajat Celsius. Bagi masyarakat Jepang, kata Ahmad, sate ini biasa disajikan untuk makanan sepanjang hari. Yakitori dimakan tanpa makanan pokok, seperti nasi atau lontong.

Namun, untuk penyajian di Sekai, kata Ahmad, ada juga adaptasi bumbu lokal Indonesia, misalnya bumbu saus ponzu dari Jepang dicampur dengan irisan cabai. Saus ponzu yang berwarna cokelat ini rasanya asam. Bagi kalangan yang baru mencoba masakan Jepang, umumnya merasakan saus ini terlalu asam.

Dengan tambahan irisan cabai atau bumbu kacang dalam ponzu, rasa lokal masih terasa. "Biar tak kaget dengan masakan Jepang," kata dia. Rasanya jadi mirip bumbu kecap sate kambing lokal, hanya lebih cair. Ada juga adaptasi bumbu dengan saus tomat atau wijen.

Selain Sekai, restoran lain yang menghadirkan menu yakitori di Jakarta antara lain Yakitori Torikatsu Restaurant & Cafe di kawasan Melawai dan Umenadori Yakitori Restaurant di Plaza Senayan.
 
 
***
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lain Negara, Lain Nama Sate

Belanda

Dikenal sebagai sateh. Diadaptasi dari Indonesia karena pernah dijajah Belanda. Terbuat dari daging babi, kambing, atau ayam. Umumnya disajikan dengan saus kacang pedas atau kecap manis. Kadang disajikan bersama salad atau kentang.

Filipina

Ada dua jenis sate. Pertama, orang-orang keturunan Spanyol di Luzon dan Visayas membuat sate dari babi atau ayam. Daging diasinkan, kemudian diguyur kecap dan saus tomat, lalu dipanggang. Karena pengaruh Amerika, jenis ini disebut barbecue/barbikyu.

Kedua adalah satti. Ini adalah masakan orang Moro di Filipina selatan (Mindanao, Sulu, Palawan selatan, dan Tawi-tawi). Karena mayoritas muslim, daging yang biasa dibuat satti adalah daging hewan halal. Satti mirip sate tradisional Melayu dan Indonesia. Kemiripannya mulai cara memasak hingga jenis dagingnya. Perbedaannya, satti disajikan dengan sup kacang kental.

Singapura dan Malaysia

Dua negara tetangga ini juga memiliki masakan sate. Baik pemasakan maupun penyajiannya mirip sate di Indonesia.

NUR ROCHMI | berbagai sumber

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Mencicip Sop Senerek Bu Atmo, Kuliner Khas Magelang yang Usianya Separuh Abad

1 hari lalu

Sop Senerek Bu Atmo Khas Magelang. Tempo/Arimbihp
Mencicip Sop Senerek Bu Atmo, Kuliner Khas Magelang yang Usianya Separuh Abad

Berbeda dengan kuliner sop di daerah lain yang biasanya bercitarasa gurih, Sop Senerek Bu Atmo identik dengan kuah manis.


7 Kuliner Pasar Kranggan Jogja, Pemburu Hidden Gems Merapat!

2 hari lalu

Pedagang pasar Krangggan, Jogja. ANTARA
7 Kuliner Pasar Kranggan Jogja, Pemburu Hidden Gems Merapat!

Anda akan merasakan akulturasi kuliner seperti ramen, kwetiau, juga western ala Jogja di TFP Kopi Warung yang ada di Pasar Kranggan, Yogyakarta.


Keju Bikin Makanan Indonesia Jadi Naik Kelas

3 hari lalu

Dalam merayakan Hari Keju Sedunia, MEG Cheese mengadakan perayaan MEG Cheese Day pada tanggal 3 - 4 Juni 2023 di Summarecon Mall Serpong/Meg Cheese
Keju Bikin Makanan Indonesia Jadi Naik Kelas

Meg Cheese rayakan peringatan Hari Keju Sedunia dengan menggelar Meg Cheese Day


7 Tempat Wisata Anak dan Keluarga Terbaik di Yogyakarta

3 hari lalu

Salah satu zona Dino Adventure di Taman Pintar Yogyakarta. Dok. Taman Pintar
7 Tempat Wisata Anak dan Keluarga Terbaik di Yogyakarta

Dengan harga terjangkau, aneka pilihan tempat wisata sekaligus kuliner khas pun menjadi satu paket di Yogyakarta.


Survei Konsumsi Kuliner Gen Z dan Milenial: Pilih karena Ada Promo, Sering Beli Fast Food

7 hari lalu

Pengemudi ojek daring bersiap mengantar rantang berisi makanan saat pemberian bantuan makanan kepada para lanjut usia (lansia) terlantar di Kantor Pemkot Tegal, Jawa Tengah, Kamis, 9 April 2020. Pemberian sebanyak 600 rantang makanan oleh Dinas Sosial Kota Tegal yang dikirim melalui pengemudi ojek online ke tempat tinggal lansia. ANTARA/Oky Lukmansyah
Survei Konsumsi Kuliner Gen Z dan Milenial: Pilih karena Ada Promo, Sering Beli Fast Food

Hasil survei terbaru dari perusahaan riset berbasis digital, Populix, mengungkap pola konsumsi kuliner di kalangan anak muda Gen Z dan Milenial.


Mencicipi Sagun Khas Sumatera Barat yang Renyah dan Manis

9 hari lalu

Kuliner Sagun Khas Sumatera Barat yang terbuat dari olahan kelapa dan tepung tapioka. TEMPO/Fachri Hamzah.
Mencicipi Sagun Khas Sumatera Barat yang Renyah dan Manis

Sagun memiliki kemiripan dengan Sagon yang berasal dari Yogyakarta.


Resep Sederhana Membuat Gyoza

13 hari lalu

Gyoza. Pixabay
Resep Sederhana Membuat Gyoza

Gyoza kuliner yang berasal dari Cina, disebut jiaozi. Tapi, hidangan ini sekarang sudah populer di Jepang


Resep Coto Makassar yang Bisa Anda Coba di Rumah

13 hari lalu

Coto Makassar. Dok. Tokopedia
Resep Coto Makassar yang Bisa Anda Coba di Rumah

Coto Makassar merupakan salah satu kuliner khas Sulawesi Selatan. Berikut resep yang bisa Anda coba di rumah.


JCO Indonesia Dapat Sertifikat Halal dari BPJPH, Sucofindo Bantu Prosesnya

13 hari lalu

J.co Donuts
JCO Indonesia Dapat Sertifikat Halal dari BPJPH, Sucofindo Bantu Prosesnya

JCO Indonesia berhasil memperoleh Sertifikat Halal. PT Sucofindo membantu BPJPH dalam proses pembuatan hingga penyerahan Sertifikat Halal tersebut.


ESB Gandeng Foodizz Gelar Roadshow Gratis untuk UMKM Kuliner, Begini Cara Daftarnya

14 hari lalu

CEO & Co-Founder PT Esensi Solusi Buana (ESB), Gunawan saat menunjukkan ekosistem ESB di sela Press Conference ESB x Foodizz Academy F&B National Roadshow Scale Up Bisnis Kuliner Juara Lokal di Jakarta pada Selasa, 23 Mei 2023. TEMPO/Hanifah Dwijayanti
ESB Gandeng Foodizz Gelar Roadshow Gratis untuk UMKM Kuliner, Begini Cara Daftarnya

ESB bersama Foodizz menggelar Roadshow Nasional gratis untuk UMKM Kuliner, bagaimana cara Daftarnya?