Menurut McCarthy, Taylor dianugerahi mata bercahaya berwarna violet atau lembayung. Keindahan mata bercahaya ini mengungkapkan sisi misterius mata penghipnotis perempuan yang berhasil menaklukkan hati banyak pria. McCarthy mengenang pertemuannya dengan Taylor pada 1970-an ketika sang aktris sedang istirahat dari layar lebar.
"Ada satu hal yang menghentikan saya: sepasang mata yang tak biasa. Belum pernah saya saksikan seumur hidup, bahkan hingga saat ini, sepasang masa berwarna lembayung pekat dengan mata yang menusuk tajam ke jantung," kata McCarthy.
Liz Taylor selama hampir tujuh dekade memiliki gaya yang selalu berkembang dan berubah, yang mempengaruhi pesona panggung mode dunia. Misalnya, pada 1950-an, Taylor menginspirasi wanita di masa itu dengan aksen kurva ke dalam gaun prom kecil-berpinggang dan gaya pin-up pada busana renang yang dikenakannya. "Saya menyukai keindahan dan tampil cantik. Itu membuat saya terlihat menarik perhatian dan menginspirasi orang lain. Bila ada orang yang suka dan terinspirasi oleh gaya saya, ya Tuhan, saya sangat senang bisa membahagiakan orang dengan cara ini," kata Taylor, mengutip paparan yang tertulis dalam blognya.
Liz Taylor memang menyadari, selain sebagai bintang film kondang, ia menjadi ikon gaya dan kecantikan dunia. Bahkan, beberapa tahun ini di blognya, ia sangat aktif memaparkan informasi seputar gaya dan penampilan yang pernah dikenakan sejak remaja, masa-masa popularitas, dan beberapa tahun terakhir. Informasi tersebut memberi dampak dan inspirasi yang diikuti kaum Hawa sedunia.
Faktanya, Taylor memang tercatat sebagai selebritas dalam arti sebenarnya. Selain popularitas, nama besar, dan memiliki kehidupan menarik dengan pernik beberapa kali pernikahan yang kontroversial, ia merupakan perempuan yang memiliki cita rasa tinggi, gaya hidup sangat glamor, dan memiliki lemari penuh berisi koleksi pakaiannya.
Liz Taylor merupakan ikon trend-setter sejati. Kemilau gayanya selalu berpendar pada setiap apa pun yang pernah dikenakannya. Seperti pada 1951 ketika ia mengenakan gaun putih strapless berpotongan A, yang menjadi rujukan serta panduan gaun pesta dan koktail.
Kemudian, pada 1950, ketika Taylor belia berusia 18 tahun menikah dengan Conrad "Nicky" Hilton Junior, 23 tahun. Saat itu gaya gaunnya sangat menawan, yang dirancang oleh Helen Rose dari Studio MGM. Rose juga merancang gaun sifon putih, yang dikenakan di film Cat on a Hot Tin Roof pada 1958. Berperan sebagai Maggie The Cat di film ini, gaya dan gaun Taylor menjadi pembicaraan luas yang berpengaruh besar terhadap mode pada masa itu. Gaya tersebut dikenal dengan gaun kucing, yang dijual dalam berbagai ukuran dan warna serta menjadi populer hingga pertengahan 1960-an.
Selain memiliki sorot mata indah, dagu menawan, dan bibir seksi, Taylor di usia muda memiliki aura seksi pada bentuk payudaranya yang luas dan pinggang berukuran 19 inci. Di dunia kecantikan dari 1950 hingga pertengahan 1970-an, bentuk badan Liz Taylor sangat diimpi-impikan semua wanita belia. Richard Burton, yang menikah dua kali dengan Taylor, mengatakan, "Tubuhnya adalah mukjizat sejati konstruksi dan karya seorang insinyur yang jenius. Busana apa pun yang dikenakannya akan menjadi sihir menarik bagi banyak orang, terutama para pria."
Gaya Taylor juga pernah menjadi kiblat yang diikuti pencinta mode dan gaya ketika berkostum rumit dan wajahnya dicat dengan gaya eksotis untuk penampilannya sebagai Cleopatra. Di film ini, ia mengenakan rok mini bergaya twiggy. Film yang dirilis pada 1960 ini menyemarakkan gaya Cleopatra dengan serangkaian hiasan rumit di kepala dan paduan gaya busana mini.
Liz Taylor juga dijuluki The Brunette Sensual yang terkenal karena cintanya terhadap berlian dan permata (yang ini sering disebut-sebut sebagai hadiah dari para lelaki yang mencurahkan perhatian kepada Taylor). Bahkan tahun ini, ketika tiba di rumah sakit, Liz Taylor tetap mengenakan anting-anting chandelier dan loop rantai emas.
Pada 1970-an, Taylor pernah mengguncang dunia melalui penampilannya mengenakan sebuah kaftan. Waktu itu tidak pernah ada yang mengenakannya karena busana ini dianggap tidak menarik. Di luar dugaan, gaya kaftan yang dikenakan Taylor justru menjadi magnet dan daya tarik tersendiri ketika ia bisa melebarkan sayap perselingkuhan serta kisah cintanya yang selalu menuai kontroversi.
Para pengamat mode pada era itu menuturkan, gaya kaftan yang dikenakan Liz Taylor memberi kesan wanita sederhana dan elegan yang menjadi pujaan para pria sekalipun saat itu ia sudah beberapa kali menikah. Kini, meski sang bintang telah berpulang, pendar cahaya dan kemilaunya masih menyeruak di bidang akting, panggung mode, dan dunia kecantikan. Pesona gayanya akan selalu abadi dan tetap dikenang. l HADRIANI P/ BERBAGAI SUMBER