Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kanker Mengintai Remaja Putri

image-gnews
efitnessnow.com
efitnessnow.com
Iklan

TEMPO Interaktif, Makassar -Kanker leher rahim atau kanker serviks menjadi penyakit yang menakutkan bagi kaum Hawa. Tak hanya wanita dewasa, gadis remaja pun berisiko mengidap penyakit ini. Momok tentang penyakit ini membuat Qadriah cemas. Dia memiliki putri yang sedang menjalani masa pertumbuhan. Dia khawatir buah hatinya itu terinfeksi penyakit mematikan itu.

Kekhawatiran Qadriah muncul setelah dia mendengarkan orasi yang disampaikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Boy Abidin, dalam penyuluhan kesehatan di Event Female on the Move di Hotel Clarion akhir pekan lalu. “Setiap wanita berisiko terkena virus human papilloma tanpa melihat usia dan pola hidupnya,” kata Boy.

Menurut Boy, penyebaran human papilloma virus (HPV) inilah yang kemudian menimbulkan kanker leher rahim. Virus itu bisa ada di mana saja. Salah satunya muncul akibat aktivitas seksual yang dilakukan remaja putri. Sebab, aktivitas seksual usia dini, yaitu di bawah 20 tahun, rentan terinfeksi HPV. “Banyak remaja menganggap berhubungan seks itu aman selama tidak hamil atau ketahuan orang tua,” kata dokter dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta, ini. “Padahal ia bisa saja menimbun HPV, yang baru ketahuan setelah bertahun-tahun.”

Pada usia dini, kata Boy, leher rahim remaja putri masih rapuh karena pembentukan sel-sel rahim belum sempurna. Kondisi itu membuat leher rahim tidak kuat membendung serangan HPV.

Boy mengatakan, tidak ada gejala awal yang muncul setelah terjadi infeksi HPV. Gejala itu baru kelihatan setelah infeksi sudah parah. Di antaranya terjadi perdarahan di vagina dan sulit buang air kecil. Gejala juga bisa berupa keputihan, yang bercampur dengan darah. Terkadang ada rasa nyeri pada panggul. “HPV bisa menyebar ke daerah lain selain rahim, seperti panggul, ginjal, hati, bahkan otak,” kata Boy. 

Selain hubungan seksual, kanker serviks bisa terjadi akibat kehamilan dan persalinan yang terlalu sering, kebiasaan merokok aktif dan pasif, penderita penyakit infeksi menular seksual, serta faktor genetik (keturunan).

Ada dua cara untuk mencegah kanker serviks. Pertama, dengan melakukan vaksinasi anti-HPV. “Vaksin ini efektif lebih dari 95 persen,” kata Boy. Vaksinasi merupakan proteksi yang bisa dilakukan mulai usia 10 hingga 55 tahun. Remaja yang sudah mendapatkan menstruasi disarankan langsung diberi proteksi dengan vaksinasi.

Pencegahan yang kedua adalah dengan mendeteksi dini inveksi HPV dengan Pap Smear. Tetapi pemeriksaan Pap Smear ini hanya untuk perempuan yang telah melakukan hubungan seksual karena pemeriksaan ini menggunakan alat yang menembus selaput dara. Boy menuturkan, di Amerika Serikat, jumlah penderita kanker serviks bisa ditekan hingga 75 persen karena pemerintah menggalakkan program Pap Smear secara nasional. 

Penjelasan Boy tersebut membuat wawasan Qadriah terbuka. Selepas penyuluhan, dia langsung membawa putrinya ke Puskesmas Kassi-kassi untuk mendapatkan vaksin antikanker serviks. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski vaksinasi ini biayanya cukup mahal, yaitu sekitar Rp 3 juta, Qadriah tak keberatan. “Lebih baik mengatasi sejak dini daripada nanti terkena kanker,” katanya.

SUKMAWATI


Mencegah daripada Mengobati

Untuk menjaga dan merawat kebersihan daerah intim, kaum Hawa biasanya menggunakan sabun bilas vagina. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Boy Abidin, penggunaan sabun bilas memang baik untuk mencegah penyakit. Namun tidak semua sabun bisa digunakan untuk menjaga kebersihan daerah intim itu.

Boy menyarankan, setiap sabun bilas memiliki komposisi bahan yang berbeda. Sabun bilas yang aman adalah yang mengandung pH balance. Fungsinya untuk menjaga kadar keasaman daerah kewanitaan. Sabun bilas tanpa pH balance bisa merusak organisme normal yang ada.

Selain itu, langkah yang tak kalah penting adalah mengkonsumsi makanan segar, yang mengandung banyak zat gizi. Berikut ini beberapa zat gizi yang dapat mencegah kanker, termasuk kanker serviks.

- Betakaroten, yang dapat melindungi organ dalam tubuh dari racunyang bisa memicu kanker. 
- Vitamin B6, yang sangat penting untuk menjaga sistem imunitas dalam tubuh dan melindungi sistem pernapasan dari infeksi dan polusi.
- Vitamin C, yang bisa mencegah kanker dan sangat baik untuk pencegahan dan pemulihan.
- Vitamin B9, bisa mencegah kanker serviks.
- Vitamin E, sumber utama antioksidan yang bisa menangkal zat radikal bebas pemicu kanker.


SUKMAWATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

7 September 2020

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

Fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita.


Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

13 Februari 2019

Ilustrasi penderita anemia. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

Remaja di Yogyakarta ternyata banyak yang melakukan diDet. Makanan yang tidak mengandung gizi seimbang bisa berakibat stunting.


Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

25 Januari 2019

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

Sebagian besar kematian pada remaja karena penyebab yang dapat dicegah, misalnya kecelakaan lalu lintas.


Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

20 Desember 2018

Ilustrasi remaja hang out.
Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru. Ini tanda perubahan seks primer dan sekunder remaja.


Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

10 Oktober 2018

Ilustrasi remaja hang out.
Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

Hari ini dunia memperingati World Mental Health Day atau hari kesehatan jiwa sedunia. Intip salah satu faktor kesehatan jiwa remaja.


19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

28 September 2018

Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com
19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

Secara global , 19 persen remaja di negara berkembang mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun. Banyak penyakit seksual yang menghantui remaja.


Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

17 September 2018

Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Diet banyak dilakukan remaja. Diet membuat para remaja tidak mau mengkonsumsi makanan lebih bergizi.


Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

15 Mei 2018

Kiri ke kanan, Peter MacArthur- Duta Besar Kanada; Doddy Izwardi,-Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan; Eni Agustina,-Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan; Andrew O'Connell-Regional Director Nutrition International/Nutrition International5.      Allaster Cox-Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Australia
Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

Australia dan Indonesia memiliki masalah yang sama dalam hal gizi buruk. Apa saja persamaan masalah gizi itu?


Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

19 Februari 2018

Front Page Cantik. Orang Tua dan Remaja. Shutterstock
Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

Remaja adalah makhluk yang emosional. Perkembangan otak bagian depan yang belum sempurna menjadi salah satu penyebab emosi anak remaja belum stabil.


Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

28 Januari 2018

Ilustrasi remaja hang out.
Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

Media sosial dan tren menciptakan tekanan dan standar bagi remaja yang mengakibatkan krisis percaya diri.