Ikuti Kami di
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perancang spesialis kebaya Andre Frankie segera meluncurkan rancangan terbarunya. Kali ini ia mengusung tema Pesona Untaian Melati Ibu Pertiwi yang terinspirasi dari kebaya klasik yang dipakai Siti Hartinah atau dikenal dengan Tien Soeharto, istri presiden kedua Soeharto.
Kebaya modifikasi yang modern sudah banyak diusung oleh berbagai perancang. Andre ingin kebaya jangan sampai lepas dari pakemnya. "Seperti yang dipakai ibu Tien Soeharto," kata Andre saat dihubungi, Kamis 31 Maret 2011. Andre akan memeragakan koleksinya pada 24 April Mendatang di Sasana Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah.
Kebaya yang ditampilkan tidak menggunakan payet maupun bordir, sederhana dengan menggunakan bahan sifon, satin, bludru, juga brokat dengan motif dan aksen bunga. Bentuk kebayanya identik dengan kebaya yang selalu dipakai ibu Tien dalam berbagai kesempatan acara kenegaraan di dalam maupun luar negeri.
Ia selalu menggunakan kain wiru yang tidak dijahit dengan kebaya model kutu baru. Model seperti ini tidak hanya dipakai oleh kalangan atas tetapi juga masyarakat luas bahkan mbok jamu maupun ibu-ibu pedagan di pasar.
Koleksi ini nantinya akan diperagakan oleh para ibu-ibu pejabat dan sosialita, antara lain Etty Djody istri pengusaha Setiawan Djody, Roosati Adarisman dari Mangkunegara Solo, Anita Chairul Tanjung, juga tak lupa putri Siti Hediati Hariyadi atau dikenal dengan Titiek Soeharto, putri mendiang Presiden Soeharto.
Andre ingin memberikan kesan elegan dengan menampilkan ibu-ibu itu sebagai model yang memeragakan kebayanya di atas catwalk. "Ibu Tien kan Jawa banget, enggak pecicilan, elegan dan tahu budaya," tambah Andre.
Menggunakan ibu-ibu sebagai model catwalk bukan kali pertama bagi Andre. Dalam peragaan tahun lalu, sederet ibu-ibu sosialita juga memeragakan koleksi kebayanya. Menurut Andre, setiap perempuan memiliki tubuh yang berbeda, sehingga ia lebih tertantang ketika merancang kebayanya, daripada ketika menggunakan model biasa.
Aqida Swamurti
Iklan
![Marzuki Darusman, ketua Misi Pencari Fakta Internasional Independen (IFFM) di Myanmar, memberi isyarat saat konferensi pers di kantor PBB di Jakarta, Indonesia, 5 Agustus 2019. [REUTERS / Sekar Nasly]](https://statik.tempo.co/data/2021/03/01/id_1004151/1004151_720.jpg)
