TEMPO Interaktif, Jakarta -Beberapa tokoh bicara tentang poffertjes. Mereka adalah: Chairani Jusuf Kalla
"Poffertjes bukan makanan asing buat saya dan keluarga. Meski kami tinggal di Makassar, jauh dari Jakarta, kebiasaan menyantap kue ini menjadi saat-saat yang indah. Ibu sesekali membuat dan menyajikannya di meja makan dan disantap bersama oleh kami sekeluarga di sore hari. Sambil bersantap poffortjes, bapak, ibu, dan kakak-kakak bercerita banyak hal, mulai masalah bisnis, persoalan umum, hingga masalah pribadi. Ibu termasuk pandai membuat poffortjes bercita rasa khas Makassar, tapi saya tidak tahu diberi apa. Pokoknya dengan cita rasa enak bukan main. Saya suka poffortjes orisinal bertabur bubuk gula putih dan kayu manis."
Yenny Wahid
"Ada kenangan tersendiri setiap menyantap kue jadul (zaman dulu), begitu saya, kakak, dan adik menyebut hidangan sore teman membuat pekerjaan rumah semasa kecil hingga remaja dulu. Ibu suka membuat atau membeli kue ini yang sudah jadi. Ketika kami menyantapnya sambil bikin pekerjaan rumah, kami sering main lirik-lirikan, sebab kue ini disajikan di piring besar berisi 10 sampai 20. Tapi kue ini sering habis dengan cepat dan, bila sudah begini, kami saling menyalahkan. Pasalnya, jatah kue ini ternyata bersama dengan bagian buat Bapak. Ketika punya kesempatan pergi bersama keluarga ke Belanda, kami seperti balas dendam mencari jajanan ini di sepanjang jalan dan menyantapnya hingga puas."
Ade Krisnaraga Syarfuan
"Kue ini seperti menguntai masa lalu penuh nostalgia. Dulu, sewaktu masih kecil, saya dan keluarga sering menikmati kue ini sebagai menu sarapan atau teman minum teh dan kopi di sore hari. Kini, sesekali pada acara jamuan untuk keluarga atau teman-teman, saya pernah juga menyajikan kue imut, mini, bulat, lucu, dan menggemaskan ini. Tetapi bukan bikinan sendiri, saya biasa membeli di toko kue langganan saya."
Christine Hakim
"Saya suka sekali dengan kue ini. Dan setiap ada kesempatan mengundang tamu yang singgah ke rumah saya di kawasan Cibubur, saya akan menyajikan kue ini yang saya buat sendiri. Kebetulan konsep ruang makan dan dapur saya terbuka, jadi biasanya entah itu tamu, teman, relasi bisnis, maupun wartawan yang main ke rumah, saya buat poffortjes ala Christine Hakim. Resepnya rahasia, tapi dijamin enggak kalah dengan poffortjes hotel bintang lima. Setelah menikah dengan suami yang asal Belanda, saya jadi semakin tahu kalau kue ini punya sejarah sebagai menu wajib pada perayaan Hari Ratu (Queen's Day). Meski selalu membuat poffortjes, saya tidak pernah bosan. Prosesnya cepat dan sangat menyenangkan menjamu para tamu yang singgah ke rumah saya."
Poppy Dharsono
"Kue ini lucu dan seru. Menyantapnya selalu menyimpan kenangan indah saat-saat berada di negeri asalnya. Saya suka dan hobi poffortjes." HADRIANI P