“Kok dia tidur saja, tidak bisa menggerakan badannya. Meski demikian tak ada pikiran sedikitpun untuk menyembunyikan atau menelantarkan anak kedua kami itu,” ungkap Rusidi, (37).
Pekerjaan serabutan yang terpaksa dijalani selama 4 tahun usia anaknya, membuat Rusidi semakin kebingungan. Penghasilan yang mampu diraup jika beruntung pun hanya Rp 20 ribu perhari, dari profesi juru angkut bongkar barang. “Kadang saya tidak membawa uang sama sekali,” ujar Rusidi.
Baca Juga:
Rusidi sempat mengalami rasa minder dan tertekan, saat anaknya dicemoohkan oleh lingkungannya. Tatapan merendahkan, perkataan menyayat hati, bahkan perlakuan diskriminatif pun kerap ditanggung olehnya. Beberapa tetangga yang menjauhkan anaknya dr Muklis pun tak jarang dilakukan.
"Saya benar-benar sedih. Karena telah berkondisi seperti ini, ditambah lagi kami ini orang tidak punya. Jadi semakin perih," kata Rusidi.
Namun, kesabaran Rusidi membuahkan hasil. Selama pengobatan yang dilakukan terhadap anaknya, Rusidi tidak dikenakan biaya, hanya transport saja. Sebagian besar dana pengobatan Muklis berasal dari pemerintah dan sanak saudara dari puskesmas dan dirujuk ke RS Cikaret, hingga pengobatan alternatif.
“Tapi yang membuat saya sedih adalah dokter di RS Cikaret tidak mengetahui kenapa dengan anak saya. Dalam pengambilan obat pun meskipun saya datang pertama, tetap dilayani paling terakhir. Setelah orang-orang berduit itu,” tutur Rusidi.
Pengobatan alternatif 5 kali dalam 3 bulanlah yang ternyata membuat anaknya bisa berjalan kembali saat usianya mencapai 5 tahun. Kehidupan Rusidi pun semakin membaik dengan diangkatnya dia menjadi petugas kebersihan di perusahaan kontraktor dengan gaji Rp 1 juta.
Dr Andreas Harry, Sp. S mengatakan autisme adalah sidrom yang disebabkan adanya perbedaan dimensi anatomi pada otak seseorang namun bukanlah kecacatan otak. Secara teoritis, jika suatu bagian otak membesar menyebabkan terjadinya ukuran yang lebih kecil pada bagian otak yang lain. Sehingga melemahnya fungsi dari bagian otak yang lebih kecil itu dan yang lainnya lebih besar.
“Meskipun penyandang autis ini mempunyai kelemahan dalam suatu hal. Percayalah dia pasti punya kelebihan pada hal yang lain,” ujar Andreas.
RENNY FITRIA SARI