Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar Rahim Tak Turun  

sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Melahirkan buah hati, apalagi dengan cara normal, tentu membuat para ibu bahagia. Pengalaman melahirkan acap kali menjadi alasan pelengkap kebahagiaan perempuan. Di balik kebahagiaan itu ternyata ada sesuatu yang mengintai, mulai kecacatan hingga ancaman kematian.

Seperti yang dialami Rahmania, 28 tahun, yang sedikit trauma saat melahirkan putri pertamanya. Dia harus merasakan sakit selama 22 jam sebelum sang putri lahir ke dunia. Si buah hati lahir dengan bobot 3,3 kilogram dengan persalinan normal dan dia pun mendapat beberapa jahitan.

"Wah, berapa jahitan aku lupa, yang dirasain sakit yang tak terkira. Benar-benar taruhan nyawa," ujarnya pada Tempo baru-baru ini.

Kini, setelah tujuh bulan kelahiran berlalu, dia mengaku masih terbayang rasa sakit saat melahirkan. Tapi, jahitan di jalan lahir anaknya sudah tak terlihat lagi. "Sudah aman," ujarnya.

Dua cara persalinan menjadi pilihan para perempuan, yakni normal melalui vagina atau caesar. Persalinan melalui vagina dinilai lebih aman dibanding secara caesar, dengan risiko kematian lima kali lebih tinggi. Namun, persalinan melalui vagina ini rupanya dapat menyebabkan kecacatan dasar panggul (prolaps organ panggul/POP).

"POP ini terjadi akibat persalinan, di mana terjadi robekan, penggunaan alat bantu melahirkan, serta lamanya waktu persalinan," ujar dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)., Ketua Departemen Obstetrik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Budi menjelaskan prolaps ini diartikan sebagai turun atau keluarnya dinding vagina disertai organ panggul ke dalam atau keluar liang vagina. POP ini dulu juga disebut hernia, seperti pada laki-laki. Pada perempuan, organ dalam ini keluar dari vagina. Sekitar 50 persen perempuan yang telah melahirkan diperkirakan mengalami prolaps, mulai yang ringan sampai berat.

"Tidak menyebabkan kematian, tapi kalau tidak dicegah atau diobati bisa menurunkan kualitas hidup perempuan dan mengganggu hubungan suami-istri," ujar Budi.

Prof. dr. Junizaf, SpOG(K)., dari Divisi Uroginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan POP, seperti sering melahirkan, proses persalinan lama, obesitas, ukuran bayi yang terlalu besar, induksi persalinan, terjadi robekan stadium III atau IV saat melahirkan, serta lamanya ras dan genetika. Ada juga karena bertambahnya usia dan kelainan sifat jaringan, menopause, merokok, serta keadaan yang menyebabkan tekanan intrarahim.

Dia menyebutkan dalam lima tahun terakhir, terjadi 9-17 kasus inkontinensia urine atau kencing tak terkendali. Sementara itu, di RSCM disebutkan terjadi 47-67 kasus operasi POP setiap tahunnya. Di Jakarta, pada 2005 dilaporkan 260 kasus. POP juga dilaporkan terjadi di Bali, Pekanbaru, Medan, Bandung, dan 20 persen di antaranya ditangani dengan operasi.

Lantas, bagaimana kita mengetahui gejala prolaps? Oleh karena, prolaps ini kadang tidak begitu terlihat, beberapa penderita mengeluhkan adanya tonjolan, tekanan, atau sensasi berat pada vagina saat buang air besar. Mereka juga bisa merasa seperti sedang menduduki bola (vagina terasa berat). Ada pula gejala yang merepotkan, seperti kesulitan buang air besar atau konstipasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Atau mungkin kesulitan saat buang air kecil karena harus mengangkat vagina yang menonjol atau rahimnya yang keluar lebih dulu," ujar dr. Junizaf sambil memperlihatkan foto rahim yang melorot keluar dan membuat bergidik.

Gejala lainnya adalah perdarahan, susah berjalan, dan gangguan saat berhubungan intim. Menurut dia, jika kondisi otot dasar panggul bagus, vagina akan menciut. Tapi, jika cacat, akan melebar dan membuat organ dalam turun.

Junizaf juga menjelaskan bahwa beberapa klasifikasi POP merujuk pada sistem Baden Walker. Stadium I jika bagian prolapsus masih di atas introitus vagina, stadium II jika bagian prolapsus sudah mencapai introitus vagina (sudah sampai pintu selaput dara), stadium III bila bagian prolapsus sudah keluar dari introitus vagina (sudah keluar vagina), serta stadium IV prosidensia (rahim dan dinding vagina telah keluar). Sayangnya, stadium I-II sering tidak terlalu dikeluhkan oleh penderita.

Untuk penanganan, biasanya pada stadium I-II dilakukan tindakan konservatif dan dianjurkan untuk kontrol. Di negara maju, hal ini lebih mudah terdeteksi karena kebanyakan perempuan melakukan pap smear.

Sementara itu, jika sudah stadium III-IV, biasanya dokter akan mengambil tindakan operasi. Pada perempuan usia lanjut biasanya juga dilakukan operasi dan pemberian hormonal.

Perempuan kadang merasa malu atau tidak mau memeriksakan keadaannya jika mengalami gejala di atas. Menurut Junizaf, para perempuan sering menganggap hal itu wajar sebagai risiko melahirkan. Untuk mendeteksinya, dia menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan fisik, USG tiga dan empat dimensi, serta magnetic resonance imaging.

Untuk mencegahnya, Junizaf mengimbau para perempuan tidak terlampau sering melahirkan. "Karena berakibat melemahkan otot dan sendi penyokong alat reproduksi perempuan," ujarnya.

Dia pun menyarankan agar saat proses melahirkan, mereka tidak mengejan terlalu lama. Para perempuan juga diminta tidak terlalu gemuk atau obesitas. Mereka juga dianjurkan tidak mengangkat beban yang terlalu berat. Selain itu, senam kegel atau senam otot panggul juga dinilai sangat membantu menguatkan otot tersebut.

Baik Junizaf maupun Budi berencana melakukan metode pemberian skor untuk pencegahan. Metode ini butuh dukungan tentang komplikasi, infeksi, serta USG dasar panggul. USG inilah yang membantu mengetahui organ panggul untuk menentukan proses persalinan bisa normal atau tidak.

DIAN YULIASTUTI

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


7 Manfaat Ampas Kopi, Mulai dari Kesehatan hingga Mengusir Hama

6 jam lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
7 Manfaat Ampas Kopi, Mulai dari Kesehatan hingga Mengusir Hama

Anda harus mengetahui manfaat ampas kopi bekas minuman. Berikut ini 7 manfaat ampas kopi untuk kesehatan hingga memudahkan Anda mengusir hama:


Terlalu Sering Buang Air Kecil Bisa Jadi Tanda 7 Masalah Kesehatan Ini

2 hari lalu

Ilustrasi mck atau toilet. wikipedia.org
Terlalu Sering Buang Air Kecil Bisa Jadi Tanda 7 Masalah Kesehatan Ini

Berikut tujuh masalah kesehatan yang terkait dengan buang air kecil terlalu sering.


Ada Demo IDI, Polda Metro Imbau Warga Hindari Jalan Depan DPR-MPR

3 hari lalu

5 organisasi profesi tenaga medis dan tenaga kesehatan dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dan Ikatan Apoteker Indonesia IAI di depan Gedung DPR RI, Senin, 5 Juni 2023. IStimewa
Ada Demo IDI, Polda Metro Imbau Warga Hindari Jalan Depan DPR-MPR

Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menggelar aksi protes Rancangan Undang-Undang Kesehatan di depan Gedung DPR-MPR.


5 Manfaat Olahraga Berenang untuk Kesehatan Tubuh

3 hari lalu

Ilustrasi pria berenang. mirror.co.uk
5 Manfaat Olahraga Berenang untuk Kesehatan Tubuh

Salah satu olahraga yang bisa dicoba untuk meningkatkan kebugaran tubuh adalah berenang.


6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul jika Kekurangan Vitamin C

5 hari lalu

Ilustrasi vitamin C (Pixabay.com)
6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul jika Kekurangan Vitamin C

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Lantas, bagaimana jika tubuh kekurangan vitamin C?


Kesehatan Kim Jong Un Disorot Lagi

7 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyapa warga saat menghadiri acara perayaan 74 tahun berdirinya Korea Utara, di Pyongyang, 9 September 2022. KCNA via REUTERS
Kesehatan Kim Jong Un Disorot Lagi

Berat badan Kim Jong Un diduga sudah 140 kilogram dan mengalami dermatitis


Efek Merokok 10 Akan Terasa Tahun Lagi, Ini yang Bikin Ketergantungan

8 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Efek Merokok 10 Akan Terasa Tahun Lagi, Ini yang Bikin Ketergantungan

Merokok semakin umum dilakukan masyarakat di Indonesia. Waspada, dampak buruk kesehatan bagi perokok akan dirasakan 10-20 tahun lagi.


7 Startup Kesehatan Dapat Bantuan Permodalan USD 25 Ribu dari Reckitt Indonesia dan Health Innovation Exchange

8 hari lalu

Ilustrasi startup. Shutterstock
7 Startup Kesehatan Dapat Bantuan Permodalan USD 25 Ribu dari Reckitt Indonesia dan Health Innovation Exchange

Ketujuh startup itu yakni Neurabot, Pedis Care, Primaku, Little Joy, KITA, Lovecare, dan Riliv.


Sederet Manfaat Sunat Anak Laki-laki bagi Kesehatan

8 hari lalu

Ilustrasi khitan dewasa. TEMPO/Wahyurizal Hermanuaji
Sederet Manfaat Sunat Anak Laki-laki bagi Kesehatan

American Academy of Pediatrics menyebutkan manfaat kesehatan sunat laki-laki baru lahir dapat mencegah infeksi saluran kemih, kanker penis, dan penularan beberapa infeksi menular seksual, termasuk HIV.


84 Persen Masyarakat di Asia Pasifik Akui Pentingnya Komunitas Dalam Jaga Kesehatan

10 hari lalu

Ilustrasi lari/herbalife
84 Persen Masyarakat di Asia Pasifik Akui Pentingnya Komunitas Dalam Jaga Kesehatan

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi orang ketika ingin hidup sehat. 84 persen mengakui peran komunitas bisa bantu jaga kesehatan.