TEMPO Interaktif, Ketika seorang pria mengawali hubungan melalui perselingkuhan, ia tidak berpikir hubungan tersebut akan dibawa ke arah yang lebih serius. Namun, jika hubungan itu terus terjalin, pertanyaan pun pasti akan muncul.
Sama halnya saat Anda menjalin masa pacaran sebelum pernikahan berlangsung. Biasanya pihak perempuan yang lebih dahulu bertanya mengenai kepastian hubungan. Apakah akan sampai ke jenjang pernikahan atau tidak. “Beberapa pria yang berselingkuh biasanya tak pernah memikirkan keseriusan hubungan yang ia jalani,” ungkap Dr. Sam Buser seorang psikolog sekaligus penulis buku The Guys-Only Guide To Getting Over Divorce and on with Life, Sex, and Relationships.
Menurut Dr. Buser, ada beberapa hal yang menguatkan opininya ini.
1. Kemungkinan hubungan berlanjut kecil.
Anda harus tahu peluang perpisahan pada hubungan yang dimulai dengan perselingkuhan sangat besar. Jarang hubungan seperti ini yang berakhir pada pernikahan ataupun setidaknya hubungan jangka panjang.
Beberapa penelitian menunjukkan hanya 1 dari 10 pasangan yang mengarah pada hubungan jangka panjang. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 10 persen yang berakhir pada pernikahan. Angka perceraian pasangan ini pun tinggi, mencapai 50 persen!
Penilaian secara statistik ini memang menyedihkan. Ada beberapa alasan yang mendasar. Hubungan seperti ini memberikan kesadaran atau pengetahuan kepada masing-masing pasangan bahwa mereka harus siap dikhianati dan ditinggalkan oleh pasangannya sehingga rasa percaya satu sama lain pun tidak terbangun.
2. Karena itu bukan kenyataan.
Beberapa pria rela meninggalkan karir, anak, rumah, dan segalanya demi pasangan selingkuhnya. Namun, kebanyakan dari mereka berakhir pada sesi konseling karena gagal dalam kehidupan percintaan mereka. Perselingkuhan bukan solusi yang baik bagi pernikahan yang gagal. Yang ada hanyalah memperburuk keadaan.
Jika Anda sedang menjalani hubungan seperti itu, biasanya para terapis psikolog akan menghimbau Anda untuk mengakhiri hubungan itu sementara dan kembali fokus pada penyelesaian masalah pernikahan Anda terlebih dahulu.
Saat pernikahan tidak dapat diselamatkan, solusi yang terbaik adalah mengakhirinya daripada menjalani dua hubungan sekaligus.
Anda pun harus sadar, saat menjalani perselingkuhan biasanya Anda tak pernah menjalani kegiatan yang biasa dilakukan pasangan "nyata" seperti mengunjungi keluarga masing-masing, membayar pajak atau tagihan kartu kredit, atau membesarkan anak.
3. Karena anak-anak tidak menyetujui hubungan itu.
Jangan menyangka perselingkuhan tidak pernah "tercium" oleh anak-anak Anda, apalagi saat mereka berada pada usia yang cukup untuk mengerti apa itu perselingkuhan. Mereka cenderung merasa bahwa Anda tidak hanya mengkhianati ibu mereka, tetapi juga keluarga.
Selanjutnya jika Anda berusaha melanjutkan hubungan dan tetap bersama selingkuhan, anak-anak akan membenci dia.
ASKMEN | NUR INTAN
