Laman The New York Times menyebutkan sebagian besar penelitian mengenai pola makan dan berat badan yang dilakukan pada hewan dengan hasil yang beragam.
Tahun 2005, sebuah studi primata di Oregon Health & Science University menemukan bahwa makan larut malam tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Tidak berpengaruh apakah makanan dikonsumsi pada pukul 10.00 atau 22.00.
Namun, dalam Jurnal Obesitas yang telah dipublikasikan April lalu, sebuah studi pada pria dan wanita dewasa menyatakan bahwa kebiasaan makan tengah malam berdampak pada ukuran pinggang.
Dalam studi ini, peneliti melihat pola tidur dan makan pada 52 orang selama tujuh hari. Sebagian dari mereka selalu tidur terlambat atau lewat tengah malam. Peneliti menemukan, orang-orang yang tidur terlambat memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidur tepat waktu.
Indeks massa tubuh adalah sebuah cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Angka lebih tinggi ini mungkin terjadi karena mereka yang telat tidur mengonsumsi lebih banyak kalori saat makan malam. Mereka juga kurang makan buah dan sayuran. Selain itu, mereka pun kekurangan jam tidur dan kebiasaan ini seringkali dikaitkan dengan penyakit obesitas.
Baca Juga:
Meskipun telah dicoba melakukan penyesuaian dengan beberapa variabel, para ilmuwan menemukan bahwa makan setelah pukul 20.00 berhubungan dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi. Ini menandakan bahwa kalori yang masuk lewat tengah malam, karena beberapa alasan, lebih berbahaya bagi berat badan Anda.
Dengan begitu penelitian terbaru ini menunjukkan, makan larut malam mungkin menyebabkan kegemukan walalu pun masih belum dapat dipastikan alasannya.
NUR INTAN