Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inspirasi dari Dua Kota Apel  

image-gnews
INSPIRASI DARI DUA KOTA APEL
INSPIRASI DARI DUA KOTA APEL
Iklan
TEMPO Interaktif, Sebuah buku direkomendasikan adik saya. Judulnya 9 Summers 10 Autumns, Dari Kota Apel ke The Big Apple. "Bagus, baca deh, inspiratif dan membuat kita selalu bersyukur," kata Idna, adik saya berpromosi. Saya membawa pulang novel karya Iwan Setyawan ini. Halaman demi halaman saya baca. Terus-terang saya dibawa hanyut oleh cara bertutur Iwan. Tanpa jeda, novel setebal 221 halaman ini saya lahap karena penasaran dengan akhir kisahnya.

Melalui novel ini, Iwan menceritakan perjalanan hidupnya sebagai anak sopir angkot di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, hingga sukses bekerja di AC Nielsen, perusahaan multinasional di New York, Amerika Serikat. Di perusahaan itu dia mencapai posisi puncak, sebagai Director Internal Client Management Nielsen Consumer Research.

Cerita dibuka dengan deskripsi Westhcester Avenue, sebuah kawasan di New York. Seantero kota dilukiskan tengah sibuk mempersiapkan pesta kembang api untuk merayakan hari kemerdekaan. Iwan bergegas menuju kereta Metro North di Stasiun Fleetwood ke Manhattan untuk melihat pesta kembang api. Tiba-tiba dia disergap oleh dua pemuda. Iwan dirampok dan dipukuli.

Saat sempoyongan setelah dihajar dua berandal itu, dia melihat sosok anak laki-laki dengan seragam merah putih. Kepada bocah itulah Iwan mulai berkisah tentang dirinya. Iwan mengalami masa kecil yang sulit, dia hidup di gang. Di rumah mungil 6 x 7 meter persegi dan hampir tak berhalaman itu, dia hidup bersama bapak, ibu, dan empat saudara perempuannya.

Mereka bertujuh berbagi dua kamar tidur, satu ruang tamu kecil, satu dapur, dan satu kamar mandi. Sebagai anak laki satu-satunya, dia selalu berpindah-pindah tempat tidur. Sampai ketika remaja berlabuh tidur di depan televisi di atas karpet cokelat. Musuh terbesarnya: tikus dari dapur dan hawa dingin Kota Batu pada malam hari. Tak banyak kenangan indah dari masa kecilnya. Tidak ada mobil-mobilan dan buku cerita. Alat hiburan cuma televisi hitam-putih dan buku pelajaran.

Sedikit membuka dirinya, Iwan lalu kembali menceritakan New York. Studio apartemennya di kawasan Soho, Manhattan, kawasan elite di New York. Plot maju-mundur yang dibangun Iwan cukup apik dan tak membosankan. Kita diajak membayangkan kehidupan sederhana Iwan ketika kecil di Batu, lalu lompat lagi ke kehidupan dia di New York. Kita diajak melihat Times Square, Central Park, dan Patung Liberty.

Iwan juga menunjukkan perkenalannya dengan Fyodor Dostoyevsky, penulis Rusia yang ia kagumi. Beberapa karya Dostoyevsky disitir dalam novel ini, selain puisi "Doa" karya Chairil Anwar.

Iwan lalu membawa kita ke kelas yoga di New York, akhir pekan di West Village atau Soho, menonton indie movie di Angelica, dan makan sushi di Blue Ribbon. Sebuah kehidupan yang 180 derajat berbeda dengan masa kecil Iwan, sebuah masa ketika ibunya harus membagi satu telur dadar untuk tiga orang, suatu waktu ketika dia harus mengecat boneka kayu dan membantu tetangganya berjualan sayur.

Novel ini juga menceritakan perjuangan orang tua, kakaknya, dan Iwan hingga bisa kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Statistika. Bahkan dia menjadi lulusan terbaik, juga bagaimana dia mendapat pekerjaan di perusahaan multinasional yang berkantor di Sudirman, Jakarta, sampai akhirnya mendapat tawaran di New York dan bermukim di sana selama 10 tahun.

Kisah sukses Iwan mungkin cerita klise di Indonesia. Kita tahu, banyak di antara kita yang mengalami masa sulit ketika kecil dan meraih sukses saat ini. Namun, jarang yang berani jujur dan menceritakannya dengan detail seperti Iwan.

Buku ini adalah buku kedua pria kelahiran Batu, 2 Desember 1974, itu. Buku pertamanya adalah Melankoli Kota Batu, kumpulan fotografi dan narasi puitis tentang Kota Batu. Iwan saat ini tinggal di kota kelahirannya itu.

Menurut budayawan Mohamad Sobary, novel ini adalah novel rekonsiliasi masa lalu dan masa depan. "Jika masa kini tantangan dan masa depan adalah kegelapan misteri, maka apa kekayaan terindah kita bila bukan masa lalu, biarpun kegetiran masih tergores di sana?" kata Sobary dalam testimoni atas buku ini.

Sedangkan E.S Ito, penulis novel Negara Kelima dan Rahasia Mede, menuliskan testimoni, "Novel ini tidak bercerita tentang mimpi, tapi tentang keberanian untuk menembus batas ketakutan. Kisah luar biasa yang diceritakan dengan lugas dan sederhana."

Bagi saya, ini adalah satu dari beberapa novel inspiratif dan saya baca tuntas, seperti Kite Runner karya Khaled Hosseini dan Tuesdays with Morrie karya Mitch Albom.

POERNOMO GONTHA RIDHO
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

52 hari lalu

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam memajukan sektor perdagangan Indonesia.


IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

Frankfurt Book Fair (FBF). Ikapi
IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023


Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Suasana peluncuran Buku Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan di Yogyakarta Selasa, 26 September 2023. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.


4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

11 Mei 2022

Ilustrasi wanita sedang membaca buku. Unsplash/Streetwindy
4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

Begini cara mengajukan permohonan ISBN dengan memenuhi 8 syarat teknis. Apa saja?


Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

9 September 2021

Gedung Balai Pustaka, Jakarta. [TEMPO/ Hidayat SG
Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

PT Balai Pustaka membuka lowongan kerja bagi lulusan D3 dan S1.


Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

2 Juli 2021

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan konsep wisata halal.


Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

29 Mei 2021

Wattpad. support.wattpad.com
Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

Di era serba digital, cara dapat uang dari Wattpad pun bisa dilakukan oleh mereka yang suka menulis. Simak tipsnya.


Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

6 Oktober 2020

Ilustrasi perempuan menulis. shutterstock.com
Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

Pemerintah memberikan stimulus untuk penulis dan penerbit melalui program "Nulis dari Rumah".


London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

12 Rights Buku Indonesia Terjual di London Book Fair Hari Pertama. Tempo/Erwin Zachri
London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.


Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

30 Agustus 2018

Elevation Books mengeluarkan buku Ucok Homicide, Flip Da Skrip: Kumpulan Catatan Rap Nerd dalam Satu Dekade, di pengujung Agustus. Istimewa
Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

Penerbit buku independen Elevation Books belum kapok membidani kumpulan tulisan Herry Sutresna aka Ucok Homicide.