Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Usir Stres dengan Pikiran Positif  

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan
TEMPO Interaktif, Dua bulan ini Hendrawan, 30 tahun, merasa capek karena pekerjaannya. Karyawan swasta di bilangan Sudirman ini harus menangani banyak klien di bidang komunikasi. "Duh, masih menangani perusahaan A, eh kemarin datang lagi dan aku yang harus handle lagi. Semua menuntut hasil sempurna, stres dan mau meledak rasanya," ujarnya beberapa hari lalu.

Di samping pekerjaan utamanya, dia pun mempunyai pekerjaan sampingan pada akhir pekan. Selain itu, Hendrawan masih meneruskan kuliah S-2 di sebuah perguruan tinggi. "Maksudnya sih mumpung masih muda, tapi kok lama-lama puyeng juga," ujarnya.

Biasanya, Hendrawan melampiaskan stresnya dengan clubbing pada akhir pekan setelah menjalankan pekerjaan sampingannya. Namun, saat awal pekan, dia harus kembali berjibaku dengan pekerjaan dan tugas kuliahnya.

Apakah kondisi Hendra ini memang benar-benar stres? Apakah usaha Hendra untuk keluar dari kondisi ini cukup menyelesaikan masalah? Ahli jiwa dr. Surjo Dharmono, SpKJ(K), dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Rabu lalu menjelaskan bagaimana mengenali dan mengelola stres.

Menurut Surjo, stres adalah hal wajar yang dimunculkan tubuh sebagai respons seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Stres ini tidak selalu diartikan sakit. Pada tingkat tertentu, stres bisa bermanfaat mengembangkan kepribadian. "Diperlukan untuk menghadapi ancaman. Tapi, kalau berlebihan, memang akan merugikan," ujarnya.

Surjo mengatakan pada tahap wajar, belum diperlukan penanganan khusus untuk mengatasi stres. Stres akan dianggap menjadi penyakit jika menurunkan kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah. Atau bisa pula menyebabkan berbagai keluhan psikis (mental dan emosional) maupun fisik. "Atau menyebabkan hambatan dalam kehidupan psikososial di pekerjaan, pergaulan, atau menggunakan waktu senggang," ujar dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini.

Surjo juga menjelaskan, secara psikologis, stres akan muncul dalam bentuk kecemasan, ketakutan, gelisah, agresif, emosi yang labil, cepat marah, depresi, frustrasi, malas, dan apatis. Akibatnya, terjadi depresi, gangguan tidur, kelelahan kronis, mudah lupa, dan keluhan psikosomatik. Tentu saja hal ini bisa menyebabkan berbagai macam gangguan, seperti sistem hormonal, pembuluh jantung dan darah, sistem saraf, serta pencernaan atau pernapasan.

Agar tak tenggelam dalam stres, Surjo menganjurkan agar menjalani pola hidup sehat. "Makan seimbang dan sehat, istirahat cukup, olahraga, dan rekreasi. Jangan lupa sikap hidup positif," ujarnya. Surjo juga menyarankan agar berpikir rasional dan obyektif, merencanakan sesuatu dengan baik, dan menerima sesuatu yang tak bisa diubah. Suatu ketika, seseorang butuh waktu untuk dirinya sendiri atau disebut "me time", minimal 30 menit sehari. Sedangkan untuk mengembangkan kehidupan spiritual, seseorang perlu belajar memahami diri sendiri dan mengerti orang lain. "Jangan lupa kenali Sang Pencipta," ujarnya.

Menurut Surjo, jika seseorang mengalami stres, depresi tak perlu lebih lama tenggelam di dalamnya. Seseorang itu harus segera bangkit untuk lebih baik. Dia mengingatkan agar segera berobat atau berkonsultasi dengan psikolog, psikiater, atau dokter jika kondisi sudah memburuk.

Berbicara soal sikap hidup positif, cendekiawan muslim sekaligus psikolog, Jalalludin Rachmat, mengatakan pendapatnya. Dalam acara tersebut, Kang Jalal--panggilan akrabnya--menyitir kisah tokoh J.J. Rousseau. "Bagaimana jika kita menderita, tapi tetap sukses, itu yang patut kita tiru," ujarnya.

Menurut Jalalludin, kegagalan dan kesuksesan bergantung pada pribadi yang menjalaninya. Menjalani hidup positif dan optimistis akan membuat seseorang lebih kuat dan sukses. Kang Jalal mengatakan orang yang optimistis akan lebih bahagia, lebih sehat secara psikologis, dan tidak akan menghindari suatu masalah.

Dia pun mencontohkan suatu kasus ketika seseorang mendapatkan masalah yang membuatnya stres. Tergantung bagaimana seseorang itu menyikapi.
"Bisa saya melampiaskan marah dan puas, tapi konsekuensinya lebih panjang dan membuat hati atau pikiran lebih sakit. Lebih baik berpikir positif," ujarnya.

Jalalludin pun menganjurkan agar senantiasa menanamkan hal-hal yang positif, dimulai dengan memilih kata-kata yang akan menghasilkan perasaan positif. Dari perasaan positif itulah akan dihasilkan tindakan positif. "Tindakan positif akan menjadi kebiasaan dan hal ini insya Allah akan menjadi tujuan yang positif pula," ujar penulis beberapa buku berciri Islam ini.

DIAN YULIASTUTI





Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

4 jam lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 jam lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

4 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

8 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

15 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

16 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

17 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

17 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).