TEMPO Interaktif, Jakarta - Jika Anda mencari seorang pria yang sehat dan bahagia, mungkin kencan pertama Anda harus berada di museum atau galeri seni.
Itu karena pria yang teratur memanjakan diri dalam kegiatan budaya cenderung berada dalam kondisi yang lebih baik, baik secara mental dan fisik, daripada mereka yang tidak, menurut sebuah penelitian.
Baca Juga:
Pergi ke teater, konser, dan bahkan bioskop memberi berbagai manfaat bagi pria, termasuk berkurangnya depresi dan kecemasan. Perempuan juga mendapat manfaat, tetapi tidak pada tingkat yang sama.
Penelitian yang melibatkan hampir 51 ribu orang dewasa itu menemukan penerima manfaat terbesar adalah laki-laki yang tertarik menonton dan melihat budaya daripada aktif berpartisipasi di dalamnya.
Para peneliti, sebagaimana dikutip Daily Mail, menilai kondisi kesehatan, kepuasan hidup, kegelisahan dan depresi tingkat relawan menggunakan kuesioner.
Mereka ditanya tentang tingkat penerimaan terhadap kegiatan budaya, termasuk seberapa sering dalam enam bulan terakhir berkunjung ke museum atau pameran seni, sebuah konser atau film, gereja atau acara olahraga.
Mereka juga ditanya tentang berbagai kegiatan budaya kreatif, termasuk pertemuan klub, aktif mengambil bagian dalam musik/menyanyi/teater, pekerjaan paroki, kegiatan di luar ruangan, tari dan olahraga.
Secara keseluruhan, kegiatan budaya secara signifikan berhubungan dengan kesehatan yang baik dan kepuasan dengan kehidupan. Semakin sering orang mengunjungi tempat-tempat budaya atau kreatif, semakin banyak manfaat yang terlihat.
Namun, hasilnya menunjukkan laki-laki pada khususnya mendapat manfaat terbesar dari kegiatan budaya, sedangkan perempuan tampaknya mendapatkan lebih dari kegiatan kreatif.
Studi itu menunjukkan ikut serta dalam kegiatan itu tiga kali satu bulan atau lebih meningkatkan semua aspek kesehatan untuk pria dan mendorong kepuasan mereka dengan kehidupan.
Peneliti dari Norwegia dan Swedia menyatakan pemulihan dari stres bertanggung-jawab atas penundaan penyakit, bersama dengan perbaikan tekanan darah dan hormon antistres.
Sebuah laporan dalam Journal Epidemiology and Community Health mengatakan studi sebelumnya menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan, sosial dan budaya dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup karena pengurangan stres menyebabkan berkurangnya kerusakan DNA dan pengaruh positif lainnya pada tubuh.
Profesor Cary Cooper, seorang psikolog terkemuka di Lancaster University Management School yang ikut-mengedit buku The Long Work Hours Culture, mengatakan menjadi penonton di sebuah acara budaya akan membuat stres berkurang alih-alih menjadi lebih kreatif.
DAILY MAIL | EZ