TEMPO Interaktif, Jakarta - Journal Neurologi mempublikasikan hasil penelitian mereka terkait peningkatan risiko multiple scelorosis. Hasil survei terhadap puluhan ribu orang menyimpulkan stres bukan pemicu penyakit ini.
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang atau spinal cord) yang berakibat memburuknya seluruh fungsi panca indera. Hingga kini para peneliti seakan berlomba mencari penyebab penyakit yang belum diketahui ini.
"Hasil penelitian ini tidak mendukung peran utama stres dalam perkembangan penyakit,” demikian tulis jurnal yang dipublikasikan, Senin, 30 Mei 2011. Jurnal juga menegaskan ukuran stres dikecualikan sebagai risiko potensi penyakit multiple scelorosis.
Mereka telah meneliti 150 ribu perempuan. Tapi, peneliti tak bisa mengesampingkan koneksi peristiwa stres dan dampak terhadap sistem tubuh dan penyakit.
Penelitian sebelumnya dilakukan pada 1976 dan 1989 untuk mendiagnosis penyakit sejenis. Terdapat 161,5 ribu perawat dalam dua kelompok diteliti tingkat stres di tempat kerja, soal pelecehan fisik, dan masa anak-anak.
Baca Juga:
Hasilnya, selama 2004-2005 kelompok pertama didiagnosis 77 orang mengidap MS dan kelompok kedua sebanyak 292. Kelompok kedua cukup tinggi karena mereka didiagnosis punya penyakit ini sebelum penelitian.
Diperkirakan 400 ribu orang di Amerika Serikat terkena MS. Seberapa pun stres di rumah dan di kantor, tidak dikaitkan dengan penyakit ini.
REUTERS I DIAN YULIASTUTI