Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Napas Lapang dengan Inhaler  

image-gnews
Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kabar yang beredar melalui media online itu benar-benar mengejutkan Widi Pramana, 40 tahun. Ia tak habis pikir bagaimana mungkin inhaler berisiko meningkatkan kematian. Maklum, selama bertahun-tahun inhaler senantiasa terselip di saku baju Widi, selain minyak angin.

“Alat ini membantu melegakan pernapasan saya,” kata staf pemasaran sebuah perusahaan asuransi di Jakarta Selatan itu.

Pulang-pergi mengendarai sepeda motor dengan rute Depok-Senayan, plus kebiasaannya mengisap nikotin membuat Widi terlihat ringkih dalam hal pernapasan. Toh, sejauh ini dia enggan memeriksakan dirinya secara serius ke dokter. Jika dadanya terasa sesak, dia langsung menghirup inhalernya.

Hingga kabar yang merujuk British Medical Journal itu muncul membuatnya resah. Sebuah penelitian dengan melibatkan 6.500 orang, tulis jurnal itu, mengungkap risiko kematian di antara pasien yang menggunakan Respimat dengan Spiriva (tiotropium) adalah 52 persen lebih tinggi dibandingkan dengan di kelompok plasebo. Dari penelitian ini juga menunjukkan menunjukkan terdapat satu kematian per tahun dari 124 pasien yang diobati menggunakan inhaler Tiotropium.

“Yang kami pikirkan adalah inhaler mengandung tiotropium dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari seharusnya dan meningkatkan risiko kematian,” ujar Dokter Sonal Singh dari Johns Hopkins University School.

Tiotropium ini termasuk kelompok obat antikolinergik yang dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat serangan jantung cukup berisiko. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) juga belum memberikan persetujuan terhadap peredaran inhaler Tiotropium meski banyak digunakan banyak pasien.

Ahli paru dari Rumah sakit Persahabatan Dr Budhi Antariksa SpP, PhD (K) termasuk yang belum meyakini hasil penelitian tersebut. Selain karena inhaler yang beredar di Indonesia namanya Spiriva, Tiotropium yang ada di inhaler ini seharusnya tidak mengganggu jantung. “Karena serapan dalam paru sangat sedikit yang masuk ke dalam darah,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, kata pengajar Bagian Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga mengatakan inhaler saat ini sudah cukup aman. Dulu inhaler juga menggunakan chlorofluorocarbon (freon), kini inhaler yang ada tidak lagi.

Inhaler yang ada saat ini pun lebih dipilih karena fungsinya langsung ke target yakni, hanya untuk membantu melonggarkan saluran pernapasan. “Tidak masuk atau terserap darah,” ujar Budhi.

Inhaler yang ada saat ini, ia melanjutkan, memang banyak digunakan oleh mereka yang menderita penyakit asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyebab PPOK adalah merokok.

Gangguan pernapasan memang tidak hanya dialami oleh para perokok atau mereka yang menderita asma. Tetapi juga sudah dirasakan oleh orang normal. Tak heran karena kondisi udara yang kotor dan polusi udara, terutama di kota besar seperti Jakarta. “Udara yang kotor ini juga akan memperburuk kondisi paru-paru,” ujar Budhi.

Dengan kondisi udara yang buruk, tak heran jika makin banyak orang menggunakan masker. Namun dokter lulusan sebuah universitas di Jepang itu mengingatkan, tak semua masker mampu menapis atau menyaring partikel polutan atau cemaran. “Ada masker M95 ini tapis sampai 95 persen, tapi kurang nyaman dipakai,” ujarnya.

DIAN YULIASTUTI | CA.NEWS.YAHOO.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

26 Januari 2019

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

Para peneliti menemukan alasan berat badan seseorang tidak bertambah meski makan sesuka hatinya.


10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

17 September 2017

Ilustrasi lemon. Shutterstock
10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

Sejak dulu, lemon memang dikenal sangat kaya akan vitamin C dan zat gizi lain.


Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan

14 September 2017

Ilustrasi alpukat. Shutterstock
Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan

Sebuah penelitian menegaskan pentingnya makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh buat kesehatan kognitif.


Pasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman

19 Juli 2017

sxc.hu
Pasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman

Kesalahan saat memakai kondom ketika berhubungan intim bisa menyebabkan kehamilan tak diinginkan akibat kondom bocor atau tertinggal di lubang vagina.


Menghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai

19 Juli 2017

Ilustrasi diet. shutterstock.com
Menghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai

Banyak orang yang malas mengkonsumsi karbohidrat karena takut gemuk padahal hal itu salah.


Olahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen

19 Juli 2017

Ilustrasi olahraga berlebihan. shutterstock.com
Olahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen

Menurut seorang pakar kesehatan, berolahraga berlebihan ternyata berdampak buruk bagi kulit yang cepat menua.


Tipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia

12 Juli 2017

lifedynamix.com
Tipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia

Pakar neurologi mengatakan ada tipe orang yang tak mudah mengalami insomnia dan gangguan tidur lainnya.


Unduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia

24 Juni 2017

lifedynamix.com
Unduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia

Kini, terdapat ratusan aplikasi yang didesain khusus untuk dapat membantu para penderita insomnia.


Kolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya  

21 Juni 2017

Ilustrasi pria ke dokter. Raleighmedicalgroup.com
Kolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya  

Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, perlemakan hati, dan kerusakan pankreas.


Gingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat

16 Juni 2017

Gingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat

Berdasarkan penelitian, manfaat ginkgo biloba antara lain meningkatan fungsi kognitif, mood positif, energi, dan memori.