Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Pengawet Buah Segar

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO Interaktif, :- Mengkonsumsi banyak buah dan sayur organik dianjurkan sebagai sumber vitamin terbesar untuk tubuh. Mengkonsumsi secara tepat dan aman merupakan modal dasar bagi kesehatan dalam menjalankan aktivitas keseharian. Namun bagaimana jika buah atau sayuran yang dijual di pasaran ternyata mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh? Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan.

Awal Desember lalu, Badan Ketahanan Pangan Daerah Regional Sulawesi Selatan mengumumkan hasil uji laboratorium buah dan sayur segar yang sampelnya diambil dari sejumlah supermarket di Makassar.


ernyata ditemukan beberapa buah dan sayuran, seperti lengkeng, menggunakan pengawet formalin, yakni jenis zat yang biasa digunakan sebagai pengawet mayat dan campuran bahan perekat kayu.

Meski hasil uji laboratorium ini telah diumumkan, masyarakat masih ramai membeli, seperti yang terlihat di area penjualan buah di salah satu supermarket di Mal Panakkukang, Minggu lalu.


Salah satu pembeli, Wahida Anwar, terlihat asyik memilih-milih buah apel kulit merah impor khas Washington. Ia mengaku senang berbelanja buah dan sayur di supermarket dibanding yang dijajakan di jalanan ataupun pasar tradisional. "Di sini kebersihannya lebih terjamin. Yang di pinggir jalan atau pasar biasanya kotor dan berdebu," kata wanita paruh baya ini.

Mereka tak menyangka jika buah dan sayuran yang beredar di supermarket mengandung bahan pengawet berbahaya. "Aduh, kalau begitu, saya harus lebih berhati-hati," ujar Wahida. Hal senada diungkapkan Muhammad Haidir, konsumen yang telah beberapa waktu memilih-milih lengkeng dan mencicipinya terlebih dulu. "Bagaimana cara mendeteksi buah yang mengandung formalin?" kata Haidir.

Juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan Sulawesi Selatan, Fitriani, mengatakan pada umumnya makanan yang mengandung formalin bertahan lama di luar waktu normal meskipun ditempatkan pada suhu ruang (25-27 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius).

Bahan makanan yang mengandung formalin juga memiliki pertanda khusus, seperti pada daging ayam teksturnya akan lebih kencang, pada ikan insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, dan pada mi basah teksturnya tidak lengket dan tidak mudah putus. Selain dari fisik makanan, formalin dapat dideteksi dari baunya yang menyengat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Khusus pada buah, cukup sulit mendeteksi zat formalin hanya dari segi fisiknya. "Untuk buah-buahan, memang sebaiknya dilakukan uji laboratorium, terlebih jika baunya berbeda dengan bau asli buah tersebut, atau kulit luarnya tampak mengkilap," kata Fitriani. Formalin pada buah yang dijual secara bertangkai, seperti lengkeng dan anggur, dapat sedikit dikenali. Jika tangkainya sudah tampak layu, sementara buahnya masih sangat segar dengan bau menyengat yang bukan bau buah, patut diwaspadai.

Meskipun hasil temuan Badan Ketahanan Pangan Daerah menunjukkan kandungan formalin dalam buah tersebut belum mencapai titik riskan, masyarakat tetap harus berhati-hati. Analis kesehatan masyarakat, Prof Veny Hadju, mengatakan seminim apa pun penggunaan zat formalin yang terkandung dalam makanan, jika dikonsumsi berkali-kali, tetap saja pada akhirnya akan merusak tubuh. "Formalin, boraks, rhodamine, atau zat kimia apa pun sangat tidak dianjurkan digunakan dalam makanan, karena dapat menghancurkan organ tubuh secara perlahan," kata Veny.

Ia menganjurkan masyarakat lebih teliti saat membeli dan mengkonsumsi makanan yang disajikan. Untuk buah dan sayuran, Veny menganjurkan masyarakat memilih yang organik dan nonpestisida. Ciri buah dan sayuran organik bisa dilihat dari tampilan yang tidak sempurna. Pada umumnya buah organik cepat membusuk dan sering kali ada bekas gigitan ulat pada bagian fisik buah.

Formalin memiliki senyawa CH2 OH, yang reaktif dan mudah mengikat air. Bila zat ini sudah bercampur dengan air, barulah dia disebut formalin. Formalin sangat mudah mengikat protein. Karena itu, ketika disiramkan ke makanan berprotein, seperti tahu, formalin akan meresap hingga kebagian dalamnya, sehingga menyebabkan protein mati. Makanan yang sudah dicampuri formalin tidak akan terserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam. Itulah sebabnya tahu atau makanan lainnya menjadi lebih awet.

Jika masuk ke tubuh manusia, formalin juga akan menyerang protein yang terdapat dalam tubuh, seperti pada lambung. Terlebih bila formalin tersebut masuk ke tubuh dengan dosis tinggi. Jika digunakan sebagai pengawet makan dalam dosis rendah, efek formalin tidak seketika dirasakan. Tapi bisa menyebabkan tubuh manusia terinfeksi kanker akibat zat karsinogen yang ada di dalamnya.

Bahan pengawet lainnya, seperti boraks, rhodamine, dan pestisida, sama berbahayanya dengan formalin. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka panjang akan menimbulkan mutasi genetik, kanker, dan keracunan pada alat-alat reproduksi manusia. Bila masuk ke tubuh ibu yang mengandung dan menyusui, zat ini akan mempengaruhi perkembangan perilaku pada bayi, gangguan hormonal, dan cacat lahir.

l ISMIRA SYAHRIR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Hampir Makan Buah Berformalin di Labuan Bajo, Wagub NTT Serahkan ke Menkes

27 April 2023

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi sejumlah menteri, gubernur, dan bupati berada di atas kapal pinisi menuju Pulau Rinca Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis 21 Juli 2022. Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk meninjau sekaligus meresmikan perluasan Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat serta melakukan perjalanan dengan kapal pinisi untuk meresmikan penataan kawasan Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
Jokowi Hampir Makan Buah Berformalin di Labuan Bajo, Wagub NTT Serahkan ke Menkes

Kandungan formalin ditemukan tiga jam sebelum Jokowi menyantap makanan tersebut. Jokowi diketahui belum memakannya sama sekali.


Kenali 3 Bahan Pengawet Makanan yang Terlarang Digunakan

25 Maret 2022

Petugas dari Suku Dinas Kesehatan dan tim jejaring pangan melakukan uji sampel makanan yang dijual dikantin sekolah bertaraf internasional di kawasan Rawamangun, Jakarta, 7 Agustus 2015. Dalam sidak tersebut petugas menemukan lima makanan seperti Bola bola Lobster, Bakso, Sosis, Tahu, Mie dan juga saos yang positif mengandung Formalin, Boraks dan Rodamin. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kenali 3 Bahan Pengawet Makanan yang Terlarang Digunakan

Pengawet makanan adalah bahan tambahan pada makanan untuk menunda waktu kadaluwarsa. Namun, tidak semua bahan pengawet boleh dan aman digunakan.


Sidak di Tebet, Ditemukan Kerupuk dan Mi Mengandung Boraks dan Formalin

21 Desember 2020

Petugas BPOM melakukan rapid test (tes cepat) kepada sampel bahan makanan yang diambil di salah satu swalayan di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, untuk mengantisipasi produk pangan mengandung boraks, formalin atau rodamin, Senin (21/12/2020). (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Sidak di Tebet, Ditemukan Kerupuk dan Mi Mengandung Boraks dan Formalin

Petugas gabungan Suku Dinas KPKP Jaksel dan BPOM menemukan mi dan kerupuk yang mengandung boraks dan formalin di sebuah pasar swalayan.


Operasi Takjil, Satpol PP Temukan Makanan Berformalin

13 Mei 2020

Petugas dari Suku Dinas Kesehatan dan tim jejaring pangan melakukan uji sampel makanan yang dijual dikantin sekolah bertaraf internasional di kawasan Rawamangun, Jakarta, 7 Agustus 2015. Dalam sidak tersebut petugas menemukan lima makanan seperti Bola bola Lobster, Bakso, Sosis, Tahu, Mie dan juga saos yang positif mengandung Formalin, Boraks dan Rodamin. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Operasi Takjil, Satpol PP Temukan Makanan Berformalin

Petugas Kelurahan Kartini Jakarta Pusat menemukan dua pedagang menjual makanan berformalin dalam Operasi Takjil di hari ke-20 Ramadan 1441 Hijriyah.


BPOM Temukan Takjil Mengandung Zat Berbahaya Formalin dan Boraks

20 Mei 2019

Petugas BPOM menunjukkan kerupuk asinan yang mengandung rhodamin B saat memeriksa takjil yang dijajakan di Pasar Benhil, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2019. TEMPO/Amston Probel
BPOM Temukan Takjil Mengandung Zat Berbahaya Formalin dan Boraks

Kepala BPOM Penny Lukito menyampaikan zat berbahaya yang terbanyak ditemukan pada makanan buka puasa atau takjil adalah formalin.


Awas, Ikan Berformalin Dijumpai di Sejumlah Pasar Tangerang

4 Maret 2019

Operasi Pasar, Petugas Temukan Ikan Berformalin. TEMPO/Hand Wahyu
Awas, Ikan Berformalin Dijumpai di Sejumlah Pasar Tangerang

Ikan berformalin yang dijual secara bebas oleh pedagang ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tangerang, Banten.


BPOM Izinkan Penggunaan Lilin Pada Makanan, Tapi Ada Syaratnya

26 Februari 2019

Petugas melakukan uji makanan di Mobil Laboratorium Keliling Balai Besar POM di sebuah super market di Jakarta, 27 April 2017. TEMPO/Subekti.
BPOM Izinkan Penggunaan Lilin Pada Makanan, Tapi Ada Syaratnya

Kepala BPOM menyatakan penggunaan lilin aman pada makanan, tapi ada batasnya.


Kiat Menghilangkan Kandungan Formalin Alami pada Sayur dan Buah

24 Oktober 2018

Ilustrasi buah dan sayur. shutterstock.com
Kiat Menghilangkan Kandungan Formalin Alami pada Sayur dan Buah

Beredarnya isu anggur mengandung formalin membuat banyak orang khawatir. Padahal, buah dan sayur mengandung formalin alami dan bisa dibersihkan.


Sidak Pasar, Petugas Gabungan Bogor Pergoki Makanan Berformalin

31 Mei 2018

Makanan Kedaluwarsa dan Berformalin Disita
Sidak Pasar, Petugas Gabungan Bogor Pergoki Makanan Berformalin

Polres Bogor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinkes Kabupaten Bogor menggelar sidak di Pasar Cibinong dan memergoki makanan berformalin.


BPOM Temukan Ikan Teri Nasi Mengandung Formalin

19 Mei 2018

Penjual makanan takjil menyaksikan petugas BPOM menguji sampel makanan saat sidak takjil di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta, 10 Juni 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan
BPOM Temukan Ikan Teri Nasi Mengandung Formalin

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Tengah bersama Dinas Perdagangan Kota Surakarta kemarin menemukan ikan teri nasi berformalin.