Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Suka Berargumen, Masa Depannya Cerah

image-gnews
Foto ilustrasi. DOK: StockXpert
Foto ilustrasi. DOK: StockXpert
Iklan

TEMPO.CO - Anak yang suka berdebat bagi sebagian orang tua dianggap sebagai suatu gangguan. Namun penelitian terbaru menunjukkan fakta sebaliknya. Remaja yang suka berargumen atau berdebat dengan orang tuanya ternyata mempunyai masa depan yang cerah.

Penelitian yang dilakukan di University of Virginia, Amerika Serikat, ini menemukan bahwa para remaja yang didorong untuk mengekspresikan pendapat mereka dengan cara yang tenang dan penuh percaya diri ternyata bisa melakukan hal yang sama kepada teman-teman sebaya mereka.

Karena itu, para peneliti menyarankan orang tua untuk tidak melihat perdebatan dengan anak remaja mereka sebagai sesuatu yang harus diredam, tetapi justru menjadi ‘dasar pelatihan kritis’ bagi anak-anak mereka untuk belajar mengenai kehidupan, khususnya tentang cara untuk berbeda pendapat.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 40 persen dari mereka yang bisa mengungkapkan pendapatnya dengan baik dan percaya diri akan cenderung berkata ‘tidak’ saat mereka ditawari obat-obatan terlarang atau alkohol oleh teman-teman sebaya mereka, ketimbang mereka yang tak pernah berargumen dengan orang tuanya. Sebaliknya, para remaja yang memilih diam saat dinasihati orang tua karena menilai bahwa menjawab pernyataan orang tua adalah suatu yang tak bermanfaat, cenderung untuk menerima tawaran berbahaya dari teman sebaya.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal Child Development ini merekam 157 anak berusia 13 tahun dalam video dengan meminta mereka mengungkapkan perdebatan sengit dengan orang tua mereka. Video ini kemudian diputar ulang di depan para orang tua dan anak-anaknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut psikolog Joseph P. Allen, yang melakukan penelitian ini, seperti dikutip Daily Mail edisi 5 Januari 2012, “Para orang tua bereaksi dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian dari mereka tertawa tak nyaman, sebagian membelalakkan mata, dan sebagian lain merespons dengan berkata’ OK, kita bicarakan ini’.” Remaja-remaja itu kemudian diwawancarai lagi ketika mereka berusia 15-16 tahun.

Dikatakan Allen, “Adalah para orang tua yang mengatakan bahwa mereka ingin berbicara dengan cara yang benar dan kami menemukan bahwa remaja yang belajar untuk mengatasi perbedaan pendapat dengan orang tua mereka melakukan hal yang sama dengan teman sebayanya.”

“Kami meminta orang tua untuk menganggap bahwa argumentasi bukanlah gangguan, tetapi sebagai sebuah dasar untuk pelatihan kritis,” ujar dia.

DAILY MAIL I ARBA’IYAH SATRIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

7 September 2020

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

Fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita.


Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

13 Februari 2019

Ilustrasi penderita anemia. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

Remaja di Yogyakarta ternyata banyak yang melakukan diDet. Makanan yang tidak mengandung gizi seimbang bisa berakibat stunting.


Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

25 Januari 2019

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

Sebagian besar kematian pada remaja karena penyebab yang dapat dicegah, misalnya kecelakaan lalu lintas.


Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

20 Desember 2018

Ilustrasi remaja hang out.
Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru. Ini tanda perubahan seks primer dan sekunder remaja.


Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

10 Oktober 2018

Ilustrasi remaja hang out.
Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

Hari ini dunia memperingati World Mental Health Day atau hari kesehatan jiwa sedunia. Intip salah satu faktor kesehatan jiwa remaja.


19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

28 September 2018

Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com
19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

Secara global , 19 persen remaja di negara berkembang mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun. Banyak penyakit seksual yang menghantui remaja.


Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

17 September 2018

Ilustrasi remaja sedang konsultasi dokter. shutterstock.com
Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Diet banyak dilakukan remaja. Diet membuat para remaja tidak mau mengkonsumsi makanan lebih bergizi.


Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

15 Mei 2018

Kiri ke kanan, Peter MacArthur- Duta Besar Kanada; Doddy Izwardi,-Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan; Eni Agustina,-Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan; Andrew O'Connell-Regional Director Nutrition International/Nutrition International5.      Allaster Cox-Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Australia
Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

Australia dan Indonesia memiliki masalah yang sama dalam hal gizi buruk. Apa saja persamaan masalah gizi itu?


Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

19 Februari 2018

Front Page Cantik. Orang Tua dan Remaja. Shutterstock
Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

Remaja adalah makhluk yang emosional. Perkembangan otak bagian depan yang belum sempurna menjadi salah satu penyebab emosi anak remaja belum stabil.


Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

28 Januari 2018

Ilustrasi remaja hang out.
Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

Media sosial dan tren menciptakan tekanan dan standar bagi remaja yang mengakibatkan krisis percaya diri.