TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak dan remaja yang mempunyai kelebihan berat badan lebih cenderung memiliki penyakit asma dibanding teman-teman mereka dengan berat badan normal.
Kekuatan hubungan asosiasi antara asma dan obesitas bervariasi karena ras dan etnisitas. Hubungan antara indeks massa tubuh, ukuran lemak tubuh berdasarkan berat dan tinggi badan. Asma biasa ditemukan pada anak-anak remaja Hispanik. Sementara hubungan yang lemah antara kelebihan berat badan atau obesitas dan kecenderungan asma ditemukan pada anak-anak kulit hitam.
"Penelitian ini berkontribusi untuk menumbuhkan bukti bahwa ada hubungan antara obesitas anak-anak dan asma serta menemukan bahwa faktor-faktor yang terkait pada ras dan etnisitas, khususnya pada anak-anak Hispanik, bisa berpengaruh pada hubungan ini," kata Mary Helen Black dari Kaiser Permanente Southern California Department of Research & Evaluation, dalam siaran pers lembaga itu. Hasil penelitian itu dipublikasikan secara online pada jurnal Obesity.
Dalam studinya, peneliti menggunakan catatan kesehatan elektronik. Mereka kemudian menghitung tinggi dan berat badan partisipan, diagnosis asma, dan pengobatan spesifik asma terhadap 681 ribu anak-anak yang berusia antara 6-9 tahun. Sekitar 18 persen anak-anak, yang secara rasial dan etnisitas berbeda, mempunyai asma.
Anak-anak obesitas dan kelebihan berat badan yang memiliki asma lebih sering mengunjungi ke dokter dan ruang gawat darurat karena terkait dengan asma. Anak-anak ini juga lebih sering menggunakan obat asma semprot maupun obat asma kortikosteroid dibanding teman-teman mereka dengan berat badan normal.
HEALTH DAY | AMIRULLAH