Para pemain games tersebut menggunakan pengontrol tanpa kabel untuk melatih tangan mereka pada sirkus maya dengan bertindak sebagai misalnya penjinak singa, pemain sulap atau pemutar piring.
Menurut seorang penderita stroke, Chaterine Amstrong, seperti dikutip situs Telegraph edisi 17 Mei 2012, dirinya mengalami peningkatan kemampuan sejak bermain games sebagai bagian dari proses penyembuhan penyakitnya. Di Inggris, sebanyak 150 ribu orang per tahun diprediksikan mengalami stroke yang berarti satu orang setiap lima menit terserang stroke.
Profesor Janet Eyre, seorang profesor pediatrik ilmu saraf di universitas tersebut mengatakan, “Otak bisa belajar kembali mengontrol lengan yang lemah tetapi hal tersebut harus dilakukan dengan terapi berulang selama berbulan-bulan. Untuk itu, jumlah terapis tidak cukup untuk melayani latihan orang per orang,” ungkap dia.
Dijelaskan Eyre, jika 80 persen pasien tidak mengalami penyembuhan total fungsi tangan dan lengan mereka, hal tersebut akan menghambat kemerdekaan dan kemampuan mereka untuk kembali bekerja.
Menurut dia, game atau permainan Circus Challenge akan semakin sulit ketika proses penyembuhan dan kekuatan pemain meningkat. “Orang-orang menjadi asyik berkompetisi dan beraksi dengan karakter sirkus lantas lupa dengan tujuan utama dari game ini sebagai terapi.”
Iklan
Saat ini perusahaan games tersebut juga berencana mengembangkan permainan untuk membantu terapi dari penyakit seperti cerebral palsy, penyakit paru kronik, diabetes tipe 2 dan demensia.
Profesor Dame Sally Davies, Kepala Kesehatan di Department of Health NHS, mengatakan, “Proses penyembuhan dari stroke bisa sangat lama dan menyakitkan. Saya senang dengan inovasi menarik ini yang kami yakin bisa memberikan manfaat bagi pasien.”
ARBA’IYAH SATRIANI