Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meredakan Amarah Anak

image-gnews
Travisagnew.org
Travisagnew.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Faidz, 3 tahun, langsung menangis keras dan bergulingan di lantai sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Pasalnya, sang ibu tidak ingin membelikan Faidz pakaian dalam bergambar tokoh kartun Angry Bird. Faidz memang penggemar berat Angry Birds. Semua pernak-pernik yang bertema burung ngamuk itu selalu menarik perhatian Faidz.

Bukan karena harganya yang mahal penyebab ibu Faidz tidak ingin membelikan pakaian dalam itu, melainkan stok barang yang tersedia hanya untuk anak-anak di atas 7 tahun dan remaja. “Dari segi ukuran saja, Faidz tidak cukup, nanti siapa yang mau pakai?” ujar ibu Faidz, yang bernama Rahma, coba menjelaskan dan meredakan tangis anaknya saat itu.

Bukannya mereda, tangis Faidz malah semakin kencang. Ia bahkan mengobrak-abrik seluruh pakaian dalam yang ada di dalam kotak pemajang. “Tindakan anak saya itu jadi pusat perhatian orang-orang, malunya bukan main. Saya coba menenangkan, tapi malah semakin parah,” curhat Rahma dalam sebuah acara parenting di Graha Unilever seminggu lalu.

Apa yang dialami Faidz disebut dengan temper tantrum atau ledakan kemarahan secara tiba-tiba pada anak tanpa terencana karena keinginan yang tidak terpenuhi. Biasanya temper tantrum terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Ketika mengalami hal ini, anak cenderung melampiaskan kemarahannya. Bisa menangis keras, berteriak-teriak, menjerit, memukul, dan berbagai hal lain.

Lalu, bagaimana cara efektif untuk meredakan amarah mereka? Psikolog keluarga dari Empati Development Center, Roslina Verauli, memaparkan, ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk meredakan temper tantrum. Terutama pada anak-anak di usia 1-4 tahun yang sedang dalam fase keras kepala.

“Pertama, jangan pernah memberikan janji, apalagi janji palsu,” ujar psikolog yang biasa dipanggil Vera ini. Menurut Roslina, tindakan meredakan amarah anak dengan memberikan janji sama saja memberikan kesempatan bagi anak mengulangi perbuatannya demi mendapatkan yang diinginkan.

“Kedua adalah memeluk anak, tapi jangan dari depan,” kata Roslina. Memeluk anak dari depan saat anak sedang marah sama saja menularkan bencana pada diri orang tua atau orang dewasa yang ada di sekitarnya. Sebab, anak yang sedang marah akan merampas apa saja yang ada di depannya. “Apalagi Anda yang mengenakan jilbab dengan bros atau Anda yang mengenakan kacamata, berbahaya. Selain bisa melukai si kecil, juga bisa melukai Anda sendiri.”

Setelah dipeluk, biasanya kemarahan anak akan mereda. Menurut dia, inilah saatnya bagi orang tua untuk menatap mata anak. Biasanya, anak yang marah enggan menatap mata orang tua karena tahu apa yang dilakukannya salah. Anak yang sedang marah adalah anak yang manipulatif. “Tidak heran mereka akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, termasuk tidak mau menatap mata ketika berbicara,” ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila anak Anda tidak juga tenang, Roslina menyarankan untuk meninggalkan mereka sejenak. Lama waktu meninggalkan anak bergantung pada umur dan sejauh mana sikap keras kepala mereka. Bagi anak berusia 1-3 tahun, orang tua cukup meninggalkan anak 1-3 menit saja. Sedangkan bagi anak 4-5 tahun bisa ditinggalkan sekitar 2-4 menit.

“Ingat, jangan kelamaan, karena kalau kelamaan bisa terbentuk mindset di kepala mereka bahwa orang tua mereka adalah orang tua yang kejam,” kata Roslina. Karena itu, tindakan meninggalkan kemudian memeluk anak saat tangisnya tidak reda harus diulangi berkali-kali dan berjam-jam. “Pokoknya peluk lagi setelah ditinggal.”

Memang, dalam menenangkan anak, orang tua dituntut memiliki kesabaran tingkat tinggi. Apalagi anak yang memiliki super-ego. Anak dengan jenis ego ini bisa menghabiskan waktu awal sekitar setengah jam hanya untuk menenangkannya. “Ini karena anak super-ego tidak mudah runtuh harga dirinya. Terus bagaimana? Ulangi lagi terus begitu, capek, ya? Memang harus begitu jadi orang tua,” ujar dia.

Terakhir, setelah anak tenang dan sudah mau mengikuti apa yang Anda katakan, wajib bagi orang tua memberikan balasan dengan cinta. Vera mencontohkan, bisa diucapkan kata-kata “good girl”, “anak mama oke banget”, “i love you”, dan semua kata-kata yang menghargai upaya anak.

Roslina pun menegaskan, setelah kejadian berlalu, jangan pernah mengungkit lagi di hadapan anak, bahkan ketika ada kejadian lain yang terjadi. Begitu pula ketika Anda sudah merasa kesal dan tak tahu upaya lain yang ditempuh, jangan sekalipun membandingkan anak dengan temannya atau anak lain. “Yang dibutuhkan adalah perbandingan anak dengan dirinya sendiri,” katanya.

CHETA NILAWATY

Terpopuler:
Langkah Pertama Jika Ada Korban Over Dosis Narkoba

Gaya si Pengayun Raket

Donna Agnesia Tak Mau Cantik Instan

Serpihan Tusuk Gigi Sebabkan Luka Organ

Arti Bermain Bagi Anak-anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

50 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.