Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merawat Budaya Melalui Selendang Sulam Suji Cair  

image-gnews
Koleksi Selandang Suji Cair ciri khas Kotogadang, Bukit Tinggi
Koleksi Selandang Suji Cair ciri khas Kotogadang, Bukit Tinggi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sulaman suji cair menjadi koleksi kerajinan yang layak dimiliki para kolektor. Memiliki desain dengan motif halus, pengerjaannya memakan waktu berbulan-bulan dari ragam hias kerajinan ciri khas budaya Sumatera Barat.

Kotogadang, desa di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, memiliki ciri khas keindahan kerajinan sulam hias selendang. Keunggulan sulam Indonesia ini banyak dipengaruhi oleh sulaman Cina.

Desa yang udaranya sejuk di kaki gunung ini memiliki budaya turun-temurun. Para perempuan memiliki pamedangan (meja untuk menyulam) dan membuat sulaman teknik suji cair. Jenis sulaman ini berasal dari falsafah kehidupan alam takambang jadi guru. Yakni, alam dan lingkungan menjadi sumber adat istiadat yang harus dilestarikan.

Suji cair atau suji caia merupakan jenis sulaman menggunakan warna benang berbeda atau gradasi warna. Selendang ini menggunakan bahan sutra atau satin berukuran lebar 55 sentimeter sampai 60 sentimeter dan panjang 1,8 meter hingga 2 meter.

Motif bunga dan daun suji dibuat dengan benang sutra atau satin, dengan lima sampai enam tingkatan warna. Benang disulamkan bergantian, hingga terjadi percampuran warna benang yang membentuk bayangan tiga dimensi. Perpaduan warna satu benang yang mencair di atas warna benang lain ini yang membuatnya disebut suji cair.

Pengerjaannya juga harus rapi dan halus untuk mendapatkan sulaman indah. Dengan demikian, waktu pengerjaannya mencapai tiga bulan untuk satu selendang.

Aneka hias sulaman biasa digunakan pada selendang dengan berbagai jenis. Selain suji cair, ada kapalo samek, yang merupakan motif bunga, seperti krisan, carnation, dan lili. Ada juga suji terawang, yang banyak menggunakan motif manusia atau binatang, seperti bebek, burung, dan kumbang.

Teknik kapalo samek atau sulaman kepala peniti ini karena hasil sulaman menyerupai kepala peniti (semat). Ada juga suji terawang, yang hanya boleh dikenakan oleh wanita berusia 50 tahun ke atas. Karena teknik pembuatannya rumit, harga suji cair dan kapalo samek mencapai jutaan rupiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keinginan melestarikan dan merawat budaya menjadi kepedulian Yenni Santoso, pendiri yayasan Terima Kasih Kita. Perempuan yang memiliki rumah gadang Sicamin di Biaro, Ampek Angkek, Bukit Tinggi, ini menggerakkan beberapa pengrajin sulam suji cair untuk membuat selendang tidak biasa. “Saya menstimulasi mereka agar mengerjakan sulaman berkualitas dan halus,” kata ibu dua anak yang menetap di Jakarta ini.

Selendang suji cair yang diinginkan Yenni adalah yang berciri khas high end dan layak dikoleksi. Dalam beberapa tahun pengerjaan, telah dibuat 40 koleksi awal, dan 40 lagi ciri khasnya motif bunga dahlia. Warna-warna selendang dipilih warna ceria, yakni, merah cerah, ungu, salem, kuning, hijau, dan warna khas Minangkabau: hitam dan merah.

Yenni mengatakan, saat ini motif sulaman yang tengah dikembangkan adalah motif bunga dahlia. Bunga asal Meksiko ini dibawa ke Eropa oleh bangsa Portugis dan masuk ke Indonesia dibawa Belanda. Jadi bunga cantik ini sudah lebih dari 100 tahun ditanam di kebun penduduk Bukit Tinggi.

“Ada program pencanangan The City of Dahlia pada 8 Mei tahun lalu oleh Gubernur Sumatera Barat,” kata Yenni, yang menjadi Ketua Komunitas Pecinta Bukittinggi Berbunga dan pemrakarsa pengembangan bunga dahlia di Bukit Tinggi.

Yenni memamerkan puluhan selendang sulam suji cair karya pengrajin binaan di Bukit Tinggi, dalam acara Pameran Budaya Prosesi Minangkabau: Menyulam Keindahan Budaya Matrilineal di Museum Tekstil pada 12 November hingga 18 November lalu.

Yenni menginginkan selendang sulaman suji cair ini menjadi koleksi yang layak dimiliki para kolektor yang paham estetika. Ia dan desainer Musa Widiatmodjo tengah mempersiapkan kolaborasi yang berwujud pergelaran yang menampilkan sulaman suji cair pada tahun depan. ”Ke depan, para pemilik selendang akan terseleksi. Di sudut selendang akan menjelaskan nama pembuatnya dan tahun dikeluarkan,” ujarnya.

EVIETA FADJAR

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

5 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.


Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

50 hari lalu

Pengusaha aksesori dari bunga kering, Korona 32 tahun di pameran Inacraft 2024 Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad, 3 Maret 2024. TEMPO/Desty Luthfiani
Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.


Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

51 hari lalu

Jiffina 2024 digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.


Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

55 hari lalu

Pengunjung memperhatikan barang yang dijual dalam pameran Inacraft on October di JCC, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2023. Salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara itu diikuti lebih dari 700 peserta yang berlangsung hingga 8 Oktober mendatang. Tempo/Tony Hartawan
Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.


Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

27 Desember 2023

Heri Sutanto atau Cek Eri, seniman pembuat hulu dan warangka keris Palembang (TEMPO/Parliza Hendrawan)
Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

Cek Eri termasuk dalam segelintir orang yang berikhtiar selamat keris Palembang. Ia membuat hulu juga mengerjakan warangka keris Palembang


Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Suasana Rumah Rajut di Pulau Ngenang Kota Batam, Kamis, 14 Desember 2023. (TEMPO/Yogi Eka Sahputra)
Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.


Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Suasana Grebeg Bambu bertajuk Lord of the Pring di Bantul Yogyakarta Minggu 1 Oktober 2023. (Dok.visiting jogja)
Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.


Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

27 September 2023

Seorang pengunjung tengah memilih produk kerajinan di Inacraft (Istimewa)
Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

Inacraft on October 2023 juga akan menghadirkan fasilitas khusus yang disebut dengan Talam Inacraft.


Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

18 Juni 2023

Xavi Vierge usai finis di WorldSBK Indonesia 2023. (Foto: HRC)
Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

Ekonom Indef menanggapi dua event internasional yang diselenggarakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, MotoGP dan WSBK, yang disebut merugi.


Himki Sebut Peluang Pasar Global Produk Mebel dan Kerajinan Terbuka Lebar

18 Juni 2023

Pekerja membuat mebel berbahan palet kayu bekas di Jakarta, Rabu 28 September 2022. Fluktuasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat beberapa industri mengalami kebingungan. Pasalnya naik turunnya harga BBM akan mempengaruhi penetapan harga jual barang kepada konsumen. Salah satu yang terpengaruh, yakni industri mebel berbahan palet kayu bekas. TEMPO/Subekti
Himki Sebut Peluang Pasar Global Produk Mebel dan Kerajinan Terbuka Lebar

Himki menyatakan peluang masuk ke pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan nasional masih terbuka lebar.