TEMPO.CO , Jakarta: Tidak jelas benar mulai kapan dan dari mana kebiasaan mengoleskan obat gosok muncul. Hanya ada perkiraan, kita mengadopsinya dari budaya Cina. Pengobatan tradisional Cina memang mengenal obat gosok hangat, meski mereka lebih banyak memakai menta sebagai bahan dasar. Ketika sampai di Indonesia, bahan baku diganti, sesuai dengan kekayaan rempah-rempah dan tanaman obat yang kita miliki. Terutama yang memiliki efek hangat, seperti cengkeh, sereh, daun lada, jahe, dan kayu putih.
Zaman berganti, tapi kebiasaan masyarakat kita memakai minyak gosok tak berubah. Itu sebabnya sejumlah perusahaan--bahkan perusahaan internasional--ikut bermain di ceruk ini. Selain Cussons yang berpusat di London, di pasaran beredar minyak produksi Nyonya Meneer, Konicare, Tresno Joyo, dan sebagainya.
Kebiasaan yang tak berubah itu pula yang membuat obat gosok Cap Tawon, yang rutin dipakai Subekti, lajang 34 tahun, warga Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, bisa bertahan selama satu abad. Pada 6 Desember lalu, perusahaan ini genap berumur 100 tahun.
Minyak Cap Tawon dibuat pertama kali oleh Lie A Liat, pemilik toko obat Boo Loeng, Makassar. Meski Tawon dipakai sebagai merek dagang, bahan bakunya bukan dari tawon atau produk turunannya.
Menurut Eddy Mattualy, Direktur Utama PT Tawon Jaya Makassar, yang juga cucu Liat, pemilihan nama tawon karena binatang ini penuh makna positif, seperti mempunyai ikatan kekeluargaan yang besar dan rukun hidup bersama. Tawon juga memiliki banyak manfaat bagi manusia, antara lain madunya bisa dipakai untuk obat.
DWI WIYANA | ANANDA TERESIA | IRMAWATI
Terpopuler:
Pergi Bersama Belahan Jiwa
5 Blog atau Portal Kesehatan Indonesia
Ponsel Berkamera Tidak Cocok untuk Anak
Kebanyakan Asupan Gula, Ganggu Proses Belajar Anak
Plus-Minus Konsultasi Kesehatan Online
Bakteri Diduga Penyebab Obesitas
Lily Yulianti Luncurkan Buku Kumpulan Cerpen