TEMPO.CO, Jakarta - Pakaian tradisional Jepang, kimono ternyata memiliki banyak aturan ketika akan dikenakan. Aturan mulai dari cara memakai jubah yang berbahan sutra hingga kelakuan saat memakai jubah itu.
"Sebelum memakai kimono, penggunanya harus memakai singlet dalam, jubah dalam kimono berwarna putih berbahan katun, baru pakai jubah kimono yang sutra," kata ahli kimono, Kai, beberapa waktu lalu.
Dalam pemakaian kerahnya juga harus diperhatikan. Saat memakai kimono, kerah kiri harus berada di atas kerah kanan. Hal itu dilakukan agar tangan kanan bisa merogoh saku di bagian dalam jubah kiri kimono itu. "Jangan terbalik. Kalau kerah kanan yang di atas, artinya orang itu sedang berduka. Jadi orang langsung akan bertanya-tanya siapa yang meninggal di keluarganya," lanjut Kai.
Itu bagian kerah depan. Kerah bagian belakang pun harus diperhatikan. Bagi wanita, biasanya kerah kimono bagian belakang akan lebih rendah daripada kimono pria. "Salah satu unsur kecantikan wanita Jepang itu punuknya," kata Kai.
Menurut Kai, pada acara formal, kerah bagian belakangnya akan terlihat rendah, namun masih dalam kadar biasa. Namun bagi beberapa wanita penghibur bagian belakang lehernya itu menjadi salah satu andalannya menyampaikan kecantikan dirinya. Sehingga tak jarang mereka akan lebih lebar membuka kerah bagian belakangnya untuk memperlihatkan kecantikan punuknya itu.
Karena bagian belakang leher wanita Jepang itu salah satu tanda kecantikan yang ingin diperlihatkan mereka, maka aturan rambutnya pun harus diikuti. Bagi wanita berambut panjang, sebaiknya ketika memakai kimono rambutnya disanggul ke atas. Namun bagi wanita berpotongan rambut pendek, rambutnya boleh digerai saja.
MITRA TARIGAN
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Umum Terpilih, Ibas Mundur sebagai Sekjen
Jokowi Kalah Sama Penjual Dompet
Kasus Lapas Cebongan, Polda Perlu Gaet Agen Asing?
Car Free Night Bandung Diuji Coba Besok
Chairul Tanjung akan Beli Saham Viva Media