Maka Darmawan tak menyarankan orang tua mengajak bayi naik pesawat jika salesma datang. Dengan kondisi yang lemah itu, si kecil semakin berisiko tertular virus dan bakteri dengan kontak langsung bersama banyak orang. "Ini tidak hanya berlaku untuk pesawat saja, sih, tapi juga ke tempat umum atau pertemuan keluarga," kata dia.
Di luar kondisi fisik di atas, bayi aman dibawa dalam perjalanan dengan pesawat. Darmawan menambahkan, tidak ada aturan khusus bayi boleh berada di kapal terbang. Yang muncul adalah aturan tiket. Tiap maskapai mempunyai kebijakan yang berbeda soal ini. Ada yang membebaskan, ada yang menetapkan batas umur. "Secara umum, makin muda usia bayi, makin berisiko terhadap paparan infeksi," kata dia.
Infeksi bisa diwaspadai dengan mempersiapkan kesehatan bayi sebelum berangkat. Ketika di pesawat, unsur keselamatan dan keamanan perlu menjadi perhatian. Menurut Darmawan, ada anggapan bahwa bayi di bawah 2 tahun cukup dipangku orang tua. "Ada kajian yang menyatakan memangku menghadapkan risiko bayi mengalami trauma kalau turbulensi," ujar dia. Sebab, rata-rata orang tua yang memangku bayi pun kaget dan refleks bayi terlepas dari genggamannya dan bisa terlempar.
Bayi pun, ia melanjutkan, harus memakai sabuk pengaman. Khusus untuk ini, karena sabuk di pesawat untuk berat badan minimal 22 kilogram, perlu ada tempat duduk sendiri. "Seperti kalau membawa bayi di mobil itu lho," Darmawan mencontohkan.
Next: Tips Agar Nyaman dalam Perjalanan