TEMPO.CO, Jakarta -13 Agustus kemarin ditetapkan sebagai hari tangan kidal internasional. Sekitar 10 persen orang di dunia ini dinyatakan bertangan kidal. Hari internasional ini didedikasikan bagi mereka yang merasa sering 'didesak' oleh orang-orang bertangan normal lainnya.
Tubuh diciptakan dengan sisi simetris yang sempurna. Namun, hal itu tidak berlaku untuk semua hal. Ada 10 persen orang kidal, dengan latar belakang apapun, yang sudah ada sejak awal sejarah manusia. Ilmuan mengatakan bahwa beberapa pelukis gua di zaman primitif juga bertangan kidal.
Ahli pengembangan otak mengemukakan teori mengenai alasan manusia bisa jadi kidal. Penelitian menyebutkan, tangan kidal bisa terjadi sejak anak masih dalam rahim ibu. Hal ini bisa dilihat dari USG jika anak lebih sering memasukkan tangan kiri ke mulut mereka.
Sementara, teori lain mengatakan bahwa hormon testosteron yang tinggi dalam rahim juga dapat menyebabkan peluang anak menjadi kidal.
Terlepas dari teori penyebabnya, penggunaan tangan dapat mempengaruhi cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain.
Baca Juga:
Otak juga terbagi secara simetris. Otak kiri digunakan untuk berpikir dan kemampuan intelektual. Sedangkan otak kanan berfungsi sebagai penentu suasana hati atau konsentrasi.
Beberapa penelitian mengemukakan, bahwa orang dengan tangan kidal cenderung lebih rentan terhadap emosi negatif seperti depresi dan stres. Kemungkinan, hal ini disebabkan karena sisi kanan otak mereka lebih banyak digunakan sehingga kinerja otak kanan juga lebih banyak.
Berita Terhangat
Suap SKK Migas
Sisca Yofie
FPI Bentrok
Arus Balik Lebaran
Konvensi Partai Demokrat
Berita Lain
Lupa Wajah Orang Populer, Waspada Kena Demensia
Mata Bisa Menilai Risiko Stroke
Sakit Punggung Akibat 'Gameboy Back' Meningkat