Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Busana Nasional Belum Ketemu

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Nelson Mandela mengenakan kemeja batik saat bertemu presiden Megawati Soekarnoputri pada kunjungan ke Indonesia tahun 2002. Tempo/Bernard Chaniago
Nelson Mandela mengenakan kemeja batik saat bertemu presiden Megawati Soekarnoputri pada kunjungan ke Indonesia tahun 2002. Tempo/Bernard Chaniago
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Lebih dari delapan dekade silam, Soegondo Djojosoegito, Muhammad Yamin, Amir Sjarifudin, dan para pemuda yang berembuk dalam Kongres Pemuda II di Jakarta berhasil mendobrak perbedaan lewat gagasan satu tanah, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia. Tapi ada satu yang luput mereka rumuskan sebagai identitas negeri ini dalam teks Sumpah Pemuda: busana.

Entah, mungkin peserta kongres, yang berasal dari beragam daerah—sebagian besar sedang belajar di Jakarta—memang tak kepikiran.

Atau, boleh jadi mereka berpikir terlalu ribet menggagas satu busana yang bisa mewakili Indonesia dalam dua hari berkongres. Sebab, bahkan sebagian besar dari mereka memang mengenakan jas putih rapi berdasi.

Tentu, gagasan satu busana itu bukan karena ingin menghilangkan keberagaman. Idenya sama dengan ide satu bahasa. Meski memiliki banyak bahasa tradisional yang dibiarkan tumbuh, tetap ada satu bahasa pemersatu. Sukar menemukan jawaban pasti mengapa satu busana, busana Indonesia, tak tercetus kala itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal sejarah mencatat betapa busana bukanlah perkara yang bisa dianggap sepele. Para pendiri bangsa ini menjadikan pakaian sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda, yang mendiskriminasi pribumi dalam struktur kelas.

Pada masa peralihan ke abad ke-20, masuknya busana modern memang memancing pertentangan di antara tokoh pergerakan. Penggunaan pakaian modern dianggap sebagai ketundukan kepada Belanda.
Sebagian tokoh muslim juga menabukan pria meninggalkan sarung, dan bercelana. Rudolf Mrazek mengatakan dalam buku Outward Appearances: Trend, Identitas dan Kepentingan, “Rakyat (Hindia Belanda) berjuang untuk menemukan pakaian-pakaian yang dapat mereka gunakan sebagai pernyataan tentang era modern.”  (Selengkapnya baca di sini)

AGOENG WIJAYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

37 hari lalu

Poster film 1 CM. Foto: Lima Puluh Sembilan Vision.
Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

Berisi tentang pesan-pesan nasionalisme, 1 CM menjadi film dengan alur cerita yang fresh, dan diperankan 32 anak-anak dari Medan, Sumatera Utara.


Deretan Buku Pemikiran Sukarno Termasuk Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

8 Desember 2023

Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Deretan Buku Pemikiran Sukarno Termasuk Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

Sukarno banyak menulis buah pikirnya dan kemudian dibukukan. Apa saja buku yang memuat tentang pemikiran Bung Karno?


Nasionalisme: Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Contoh Sikapnya

29 November 2023

Ilustrasi upacara bendera. ANTARA
Nasionalisme: Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Contoh Sikapnya

Nasionalisme adalah suatu sikap yang memandang bahwa kesetiaan tertinggi seseorang kepada negara.


Nasionalisme Hadapi Tantangan, Bamsoet Ajak Tumbuhkan Semangat Kebersamaan

18 Agustus 2023

Nasionalisme Hadapi Tantangan, Bamsoet Ajak Tumbuhkan Semangat Kebersamaan

Kegagalan dalam mengelola kemajemukan dengan baik dan benar, hanya akan menempatkan kembali pada masa pra kemerdekaan


Upaya Wujudkan Indonesia Emas Harus Dibarengi Penguatan Nasionalisme Anak Bangsa

16 Agustus 2023

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.
Upaya Wujudkan Indonesia Emas Harus Dibarengi Penguatan Nasionalisme Anak Bangsa

Peningkatan keterampilan dan akademis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 harus dibarengi dengan penguatan idealisme dan nasionalisme setiap anak bangsa.


Anggota MPR Berikan Pemahaman ke Mahasiswa Berkaitan dengan Kebangsaan

10 Maret 2023

Anggota MPR Berikan Pemahaman ke Mahasiswa Berkaitan dengan Kebangsaan

Sebagai generasi muda, mahasiswa harus menjadi orang hebat di masa depan


Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa Jadi Booster Nasionalisme

15 Januari 2023

Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa Jadi Booster Nasionalisme

Generasi masa kini patut bersyukur bahwa Indonesia memiliki Founding Father atau pendiri dan proklamator Bangsa Indonesia seperti Bung Karno dan Bung Hatta yang meletakkan pilar dan ideologi bangsa yakni Pancasila.


Contoh Sikap Pengamalan Sila Ke-3 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari

12 Januari 2023

Puluhan siswa sekolah dasar dan warga berjalan membawa poster bergambar Pancasila dan Bendera Merah Putih bersiap mengikuti kirab memperingati hari lahirnya Pancasila di Desa Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, 1 Juni 2017. TEMPO/Pius Erlangga
Contoh Sikap Pengamalan Sila Ke-3 Pancasila di Kehidupan Sehari-hari

Berikut contoh sikap dalam pengamalan sila ke-3 Pancasila di rumah, sekolah dan masyarakat


Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

15 November 2022

Seminar kebangsaan untuk menjaga eksistensi Indonesia melalui nilai kebangsaan pada Senin (14/11/2022) di Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG).
Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

Pemkab Kediri berupaya menyiapkan kaum milenial siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.


100 Tahun Chairil Anwar: 7 Puisi Sang Penyair dari Aku hingga Senja di Pelabuhan Kecil

27 Juli 2022

Chairil Anwar. [TEMPO/Adri Irianto]
100 Tahun Chairil Anwar: 7 Puisi Sang Penyair dari Aku hingga Senja di Pelabuhan Kecil

100 tahun Chairil Anwar, pada 26 Juli 2022. Berikut 7 puisi sang penyair dari romansa hingga nasionalisme.