TEMPO.CO, Jakarta - Ada perbedaan yang jelas antara sakit kepala dan migrain. Biasanya sakit migrain akan berkurang dengan bantuan obat. Padahal, obat bisa membuat Anda ketergantungan. Namun, jika tidak diobati, migrain juga bisa melemahkan penderitanya.
Untuk menghindari obat, lebih baik hindari risiko migrain. Berikut ini tujuh hal agar terhindar dari migrain
1. Makanan dengan Senyawa tyramine
Makanan kara protein akan rusak ketika dimasak. Hal ini akan menyebabkan munculnya senyawa alami tyramine sebagai penyebab sakit kepala.
Jika Anda menyimpan makan berprotein lebih dari 48 jam, lebih baik buang saja. Penyimpanan terlalu lama juga akan memunculkan senyawa tyramine. Awasi waktu memasak dan gunakan bahan makanan segar ketika memasak.
2. Kafein
Kafein dinyatakan sebagai peredam sakit kepala. Namun, jika terlalu banyak justru akan sebaliknya. Kafein diyakini sebagai pemicu migrain oleh beberapa penderitanya. Waspada dalam mengkonsumsi makanan atau minuman berkafein, seperti pada kopi, coklat, dan teh.
3. Menguncir Rambut
Menguncir rambut memang hal yang sederhana. Namun, jika menguncir terlalu kencang, lama kelamaan dapat menyebabkan migrain. Jangan mengikat rambut terlalu kencang, karena akan membuat otot kepala tegang dan menyebabkan migrain.
4. Bau-bauan
Mencium bau yang terlalu menyengat juga bisa jadi penyebab migrain, meski baunya sangat enak.
5. Kurang Makan
Menjaga gula darah merupakan langkah pintar dalam mengurangi risiko migrain. Langkah ini akan mempermudah kerja otak dalam menyesuaikan gula darah. Cukup makan akan bantu kestabilan gula darah.
6. Menggunakan Komputer
Cahaya komputer dan televisi yang terlalu terang dapat menyebabkan over stimulasi, yang bisa menjadi pemicu migrain. Cobalah untuk mengurangi penggunaan perangkat ini dengan membaca buku atau kegiatan di luar. Atur pencahayaan pada perangkat di tingkat rendah.
7. Menstruasi pada Wanita
Bagi beberapa wanita, menstruasi sering sebabkan migrain. Tingkat fluktuasi hormon ketika menstruasi bisa jadi risiko migrain. Jika ini terjadi pada Anda secara rutin, kunjungi dokter untuk penyembuhan lebih jauh.
DAILY HEALTH POST | RINDU P HESTYA