TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat produk telekomunikasi Herry S.W. mengatakan masyarakat Indonesia memiliki sifat latah terhadap gadget. Sifat latah inilah yang mendorong mereka berlomba untuk memiliki perangkat bergerak keluaran terbaru. "Tidak peduli apakah mereka akan memanfaatkan seluruh fiturnya atau tidak," ujar Herry di Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2013.
Akibatnya, pertumbuhan gadget di Indonesia menjadi tinggi. Bahkan penjualan tablet di Indonesia berada di urutan teratas di antara negara Asia Tenggara. Herry mengutip riset Growth from Knowledge (GfK) yang melaporkan pertumbuhan tablet di Indonesia sepanjang 2013 mencapai 141 persen. Adapun jumlah penjualannya mencapai 1,3 juta unit.
"Perkiraannya sampai akhir tahun tembus dua juta unit," kata Herry. Meski belum bisa diperkirakan angkanya, menurut dia, tahun depan pertumbuhan penjualan seperti notebook, tablet dan rupa-rupa smartphone akan terus terjadi.
Herry menyebutkan pemicu lain pertumbuhan tablet yaitu bermunculannya vendor lokal. Vendor lokal biasanya menjual produk dengan harga terjangkau sehingga berpotensi memperluas pasar. "Ibaratnya, lebih baik membeli vendor lokal yang kualitasnya setara dengan produk luar kategori menengah atau low end," ujar dia.
Maka tidak heran jika jenis tablet dengan harga di kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per unit, menjadi produk yang paling digemari. Sedangkan untuk ukuran, masyarakat Indonesia menggemari tablet berukuran 7 inci. Harry menambahkan, terjadi pergeseran karena awalnya masyarakat menyukai tablet yang berukuran lebih besar. "Ukuran 7 inci dianggap lebih praktis dan enak digenggam."
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terkait
Ilmuwan Temukan Tiga Planet Layak Huni
Bagaimana Mamalia Berevolusi Semakin Besar
Nanoteknologi Dinikmati Negara Maju, Indonesia?
Mengapa Bau Hujan Itu Enak?
Anak ASI Berstatus Sosial Lebih Tinggi