TEMPO.CO, Jakarta - Yulianus Rettoblaut S.H., waria yang pernah mendaftarkan dirinya sebagai komisioner di Komnas HAM Indonesia beberapa tahun lalu, membuat rumah singgah bagi sesamanya, para waria. Di rumahnya yang sederhana, terletak di kawasan pinggiran Depok, terdapat sekumpulan waria berusia lanjut duduk berkumpul di ruang utama.
Mereka mempersiapkan diri untuk mendapatkan siraman rohani. "Ini agenda yang baru dijalankan, rencananya akan rutin mendatangkan mentor agama," kata Mami Yulie, begitu Yulianus biasa disapa, ketika ditemui pada Rabu, 20 November 2013 lalu.
Sekitar 10 orang sudah berkumpul di ruangan tersebut. Ada enam waria lanjut usia dan sisanya perwakilan dari pihak gereja. (Baca: Pesantren Waria Yogyakarta Satu-satunya di Dunia). Tujuan utama dari agenda tersebut, diungkapkan Mami Yulie, untuk membantu mengubah perilaku hidup para waria yang cenderung hidup sebagai pekerja seks komersial.
Setidaknya dari kegiatan mentor agama ini, mereka yang semula aktif menjajakan seks komersial dapat mencari pekerjaan lain. Bagi Mami Yulie, rumahnya tersebut dibuka untuk mereka yang khususnya lanjut usia dan juga menjadi wadah berkumpul mantan eks PSK yang ingin pekerjaan baru.
"Menjadi pekerja seks merupakan pekerjaan yang tidak aneh bagi waria," kata Oma Yoti, salah satu penghuni rumah singgah yang sudah berusia 70 tahun.
Kini, dia mengaku lebih menikmati hidup, seperti dengan berjualan pisang goreng atau nasi uduk. "Rezeki ada terus, walau sedikit, tapi semoga halal," kata waria asal Maluku itu.
Selain Yoti, ada juga Oma Hengky dan Oma Yuyun. Semuanya pernah merasakan bagaimana pahitnya menjalani hidup sebagai waria. Mareka pun akhirnya memutuskan kembali menjadi laki-laki naluri perempuan itu tetap ada.
AISHA
Berita Terpopuler
Makan Kacang Bikin Umur Panjang
500 Nasabah Anak Bermain Dalam Beragam Profesi
HIPPI Mengajak Masyarakat Cinta Produk Indonesia
Pakai Obat Kumur, Hadiah Nonton Piala Dunia 2014
Mami Yulie: Kami Butuh Pengakuan