TEMPO.CO, Jakarta - Susu formula tidak selamanya buruk. Bahkan bisa jadi salah satu sumber nutrisi bagi pertumbuhan anak. Tapi ada syaratnya. "Asalkan kecukupan ASI sudah terpenuhi," ujar Ketua Divisi Tumbuh Kembang RSUD dr Soetomo, Ahmad Suryawan dalam acara diskusi Kemampuan Bicara-Bahasa Awal Kecerdasan dan Perilaku Anak di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jumat, 13 Desember 2013.
Menurut Ahmad, jangan pernah membandingkan Air Susu Ibu dengan susu formula. Karena itu tidak seimbang. Sebab dari kandungan gizi di dalamnya saja, sudah berbeda. "Apapun, ASI yang terbaik," kata dia. Tapi setelah masa enam bulan pertama eksklusif menyusui, boleh ditambahkan susu formula.
Baca Juga:
Syaratnya, "Pertama harus murah," kata dia. Murah itu relatif. Bisa saja susu seharga Rp 300 ribu per kaleng dianggap murah bagi sebuah keluarga, bisa juga dianggap mahal bagi keluarga lain. Jadi pilihlah susu yang sesuai dengan pendapatan keluarga. Pertimbangan selanjutnya adalah mudah mendapatkan. Jangan memilih susu yang mendapatkannya pun harus menunggu karena produknya impor.
Lalu, Ahmad melanjutkan, perhatikan pula reaksi terhadap anak. "Apakah terjadi alergi, sakit pencernaan atau tidak," ujar dia. Terakhir adalah apakah susu formula tersebut berdampak pada pertumbuhan anak. Cara melihatnya sangat gampang. "Lihat Kartu Menuju Sehat, apakah anak tumbuh atau tidak," katanya.
Menurut Ahmad, pemilihan susu bersifat personal. Yang jelas untuk saat ini di Indonesia, keamanan pangan untuk susu formula dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu, kata dia, "Yang paling baik karena pengawasannya ketat," ujar dia.
Helly Oktaviana, Kepala Unit Bisnis Kalbe Nutritional Morinaga Nutrition, mengatakan tak cukup hanya susu formula semata untuk pertumbuhan anak. "Tapi harus ada sumber nutrisi lain, stimulus dan interaksi orang di sekitarnya," kata dia.
DIANING SARI
Baca juga:
Kekaguman Raisa dengan Rancangan Arantxa Adi
Ingin Tidur Nyenyak? Hindari Empat Hal Ini
Inspirasi Kecantikan Liz Taylor
Ada 3 Perawatan Rutin ala Ferry Salim