TEMPO.CO, Jakarta - Mita Diran, copywriter Y&R (Young & Rubicam) Asia cabang Indonesia, meninggal setelah diketahui kerja lembur tanpa istirahat selama 30 jam. Sehari sebelum kepergiannya, gadis yang dikenal sebagai sosok pekerja keras ini sempat berkicau dalam akun Twitter-nya, @mitdoq. "30 hours of working and still going strooong", tulis Mita pada 18.47, Sabtu, 14 Desember 2013.
Ihwal berita kematian Mita pertama kali tersebar di jejaring sosial Path. Yani Syahrial, ayah Mita, mengabarkan bahwa anaknya tumbang dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). "Hi everyone, since last night and until now my daughter who is a copywriter in Y&R in coma in RSPP. Chances not very good. She collapsed after continuous working overtime for 3 days last night. Working over the limit. I have not slept since then," tulis Yani di Path-nya.
Kasus pekerja meninggal setelah lembur panjang bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, beberapa pekerja di luar negeri mengalami hal yang sama seperti Mita. Berikut beberapa kasus karyawan yang meninggal karena bekerja melebihi jam kerja pada umumnya:
1. Li Yuan, Cina (Mei 2013)
Li Yuan merupakan karyawan biro iklan Ogilvy & Mather cabang Cina. Ia diketahui lembur selama satu bulan penuh dan baru meninggalkan kantor pukul 23.00 setiap hari. Kebiasaan lembur itu berhenti setelah Li Yuan terkena serangan jantung yang merenggut nyawanya.
Menurut Yangzi Evening News, Kamis, 16 Mei 2013, pemuda 24 tahun itu jatuh di kantornya pada Selasa, 14 Mei 2013, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Rekan kerjanya langsung menelepon layanan bantuan darurat dan petugas medis membawanya ke Rumah Sakit Peking Union Medical College.
Namun Li akhirnya meninggal dunia. Dokter yang memerika kondisi Li mengatakan, pemuda itu seperti menderita serangan jantung mendadak.
2. Moritz Erhardt, Inggris (Agustus 2013)
Moritz Erhardt, mahasiswa dari Inggris, diberitakan meninggal dalam asramanya di London. Erhardt diduga meninggal setelah mengambil banyak jam lembur di tempat magangnya, Bank of America Merrill Lynch.
Moritz Erhardt ditemukan semaput di dalam asramanya di London pertengahan Agustus 2013. Ketika ambulans datang, nyawanya sudah tak tertolong. Mahasiswa asal Jerman ini tengah menghabiskan liburan musim panasnya dengan bermagang di Bank of America Merrill Lynch.
Juru bicara kepolisian London Metropolitan menjelaskan, tidak ada tanda-tanda mencurigakan dalam kematian pemuda berusia 21 tahun ini. Maka, muncul dugaan Erhardt mati mendadak karena sering lembur. Sebab, program magang yang berdurasi 7 minggu ini sering kali mengkondisikan pesertanya bekerja hingga larut malam.
Seperti dilansir ABC News, Senin, 26 Agustus 2013, seorang teman magang Earhardt yang juga tinggal dalam satu asrama menuturkan Erhardt sudah bekerja lembur selama beberapa minggu terakhir. Dia menyatakan, pekerja magang sering bekerja sampai larut malam karena berlomba-lomba untuk mendapat gaji yang melimpah.
3. Shi-Zaokun, China (Oktober 2013)
Shi-Zaokun merupakan karyawan Pegatron, perusahaan manufaktur yang memproduksi iPhone 5C di Cina. Ia diduga meninggal dunia akibat bekerja melebihi jam kerja pada umumnya. Sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times pada 9 Oktober 2013, baru sebulan bekerja, Shi masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu, dia dinyatakan meninggal dunia karena radang paru-paru atau pneumonia.
Dalam berkas karyawan, Shi diketahui berusia 20 tahun sehingga dirasa telah cukup umur untuk dipekerjakan. Namun ternyata ada pemalsuan identitas. Faktanya, Shi baru berusia 15 tahun. Dalam kesepakatan antara Apple dan Pegatron, seorang karyawan wajib bekerja selama 60 jam dalam seminggu. Bahkan dalam audit yang dilakukan bulan Juni 2013, Apple mengklaim bahwa seorang karyawan Pegatron rata-rata bekerja selama 46 jam dalam sepekan.
China Labor Watch, organisasi nirlaba yang memonitor pekerja di Negeri Tirai Bambu, mengeluhkan kondisi kerja yang tidak sehat di pabrik Pegatron. "Pabrik tempat pembuatan produk Apple di mana bekerja mengharuskan karyawan bekerja 12 jam setiap hari. Mereka hanya boleh bertukar shift siang dan malam sekali saja dalam tiga bulan. Para pekerja bahkan harus masuk pabrik pada hari libur nasional di Cina," bunyi sebagian pernyataan yang dirilis oleh China Labor Watch.
Media Sidney Morning Herald memberitakan, dalam sebulan, Shi menghabiskan waktu sekitar 280 jam untuk bekerja, atau sekitar 12 jam dalam sehari. Dalam tiga minggu pertama, remaja berusia 15 tahun itu berturut-turut bekerja selama 79, 77, dan 75 jam.
Diolah dari berbagai sumber, Driyan | PDAT
Topik Terhangat
Kecelakaan Kereta Bintaro | SEA Games Myanmar | Pelonco Maut ITN | Vila Liar Puncak | 30 Tahun Slank
Berita Terpopuler
Turis Asing pun Tak Jemu ke Kwatisore
Madonna Face Lift ala Kim Kardashian Agar Cantik
Kerennya Naluri Warga Kayan Mentarang Saat Berburu
Melihat Identitas Orang Dayak di Kayan Mentarang
Lancome Rilis Parfum Harga Fantastis Rp 820 Juta