TEMPO.CO, New York - Anak muda yang orang tuanya cenderung bersikap kasar atau bermusuhan mengalami peningkatan risiko depresi dan kecemasan, demikian sebuah penelitian komprehensif atas kajian dua studi mengungkapkan.
"Anak-anak cenderung mengalami depresi dan kecemasan untuk pertama kalinya ketika berusia 12 hingga 18 tahun," penulis riset ini mengungkapkan seperti dikutip situs Reuters edisi 13 Desember 2013. Para peneliti mengkaji 181 makalah yang dipublikasikan terkait dengan potensi hubungan antara perilaku orang tua dan anak-anak mereka yang menyimpang.
Menurut ketua peneliti, Marie Yap, sangat tidak mungkin mengatakan hubungan antara orang tua dan faktor lain yang berpengaruh pada tingkat depresi dan kecemasan, seperti bullying di sekolah, tidak saling mempengaruhi.
"Dari hasil penelitian yang lebih luas, sangat jelas bahwa peran dan kehadiran orang tua dalam kehidupan anak mereka. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting, baik langsung maupun tidak langsung," kata dia. Penelitian Yap ini dilakukan di Population Mental Health Group di Melbourne School of Population and Global Health di Australia.
Adapun menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention, depresi berdampak pada lima hingga 10 persen remaja dan kecemasan yang dialaminya, termasuk panic disorder, yang mempengaruhi sekitar 25 persen remaja.
Dalam analisis baru ini, hubungan yang lebih kuat berkaitan dengan parenting dan depresi, termasuk rasa sedih dan menurunnya ketertarikan untuk melakukan aktivitas tertentu.
Cara yang bisa dilakukan orang tua untuk meminimalisasi level depresi adalah memonitor kegiatan anak-anak mereka sembari memberikan kebebasan (otonomi) untuk membuat keputusan. Sebaliknya, menurut kajian atas Journal of Affective Disorders, orang tua yang kurang hangat, sering bertengkar, dan secara umum bermusuhan, mempunyai anak yang lebih cenderung terkena depresi atau kecemasan.
"Dalam meta-analisis yang kami lakukan, sikap bermusuhan termasuk di dalamnya kekerasan, sarkasme, ketidakramahan, kritik, hukuman, dan mempermalukan atau penolakan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya, termasuk konflik orang tua-remaja," kata Yap.
Ron Rapee, Distinguished Professor dan Director of the Centre for Emotional Health di Macquarie University di Sydney, Australia, mengatakan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kecemasan dan depresi pada anak-anak yang tidak bisa diubah. Namun, ia menambahkan, parenting adalah faktor yang bisa diubah.
"Jadi, jika kita bisa mengidentifikasi cara orang tua dalam mempengaruhi kecemasan dan depresi anak-anak mereka, kita bisa mengajari para orang tua mencegah terjadinya emotional disorder," ujar Rapee, yang merupakan rekan Yap tetapi tidak terlibat dalam kajian ini.
ARBA'IYAH SATRIANI | REUTERS
Topik Terhangat
Atut Ditahan | Natal dan Tahun Baru | SEA Games | Jokowi Nyapres | Petaka Bintaro |
Berita Terpopuler
Usul KPK Kurangi Utang Negara Rp 2.000 Triliun
PTUN Batalkan Keppres Pengangkatan Patrialis
KPK Sita 31 Sepeda Motor Terkait Akil Mochtar
Di Tahanan, Gerak-gerik Atut Disorot CCTV
Antara Tuhan dan Penangguhan Penahanan Atut