TEMPO.CO, New York - Seseorang yang tinggal di lingkungan mewah memiliki kecenderungan sikap materialistis, penyuka belanja yang kompulsif, dan tidak suka menabung. Sebuah penelitian terbaru dari San Francisco State University mengungkapkan hal tersebut.
Hasil penelitian ini terutama berlaku untuk anak-anak muda yang tinggal di kota-kota dan memiliki tingkat ekonomi yang relatif lebih rendah dari sekitarnya, kemudian pindah ke lingkungan lain yang memiliki tingkat ekonomi lebih baik. (Baca: 6 Miliarder Dunia Hidup Mewah tanpa Bekerja)
Para peneliti membandingkan respons yang diambil dari survei mengenai kenyamanan bertetangga yang isinya menanyakan mengenai kebiasaan menabung dan berbelanja, pandangan tentang uang, dan keinginan untuk memiliki sesuatu.
Orang yang tinggal di lingkungan mewah ternyata cenderung menjadi materialistis dan lebih merasa bebas untuk membelanjakan uangnya karena sesuatu yang disebut relative deprivation. "Relative deprivation ini adalah pengalaman seseorang yang merasa kurang dibandingkan dengan orang lain di sekitar mereka," ujar penulis hasil riset, Ryan Howell, profesor di bidang psikologi.
Jika seseorang terus-menerus terpapar sesuatu yang berkaitan dengan kemewahan, seperti tetangga yang memiliki mobil dan barang-barang mewah lainnya, ia cenderung merasa perlu membelanjakan uang demi menunjukkan kekayaannya.
"Orang yang hidup di lingkungan mewah dan kaya raya lebih rentan terhadap dampak kesenjangan sosial, terutama saat Anda melihat orang lain membelanjakan lebih banyak uang," ujar Howell seperti dikutip situs Health Day edisi Senin, 17 Februari 2014.
"Karena Anda merasa perlu menaikkan kehidupan ke standar tersebut, Anda akan menjadi orang yang impulsif dengan membeli berbagai jenis barang, meskipun sesungguhnya hal tersebut tidak membuat Anda lebih bahagia," katanya.
HEALTH DAY | ARBA'IYAH SATRIANI