TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 15 provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi sangat gemuk di atas nasional yakni Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, dan DKI Jakarta.
Mengutip data Riset Kesehatan Dasar Kemenetrian Kesehatan Republik Indonesia pada 2013, secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi, yakni, 18,8 persen, terdiri atas gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Sedangkan prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen, terdiri atas 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas).
Menurut data WHO, lebih dari 1,4 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih dan 2,8 juta orang dewasa meninggal tiap tahun karena obesitas dan berat berlebih yang menyebabkan munculnya berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
Sumber Euromonitor Internasional menyebutkan, di Asia-Pasifik, obesitas meningkat pesat dan sejumlah negara diprediksi memiliki tingkat pertumbuhan obesitas tercepat dari tahun 2010 hingga 2020 yakni, Vietnam 225 persen, Hong Kong 178 persen, India 100 persen, Korea Selatan 80,7 persen, Selandia Baru 52 persen, dan Indonesia 50 persen.
Dokter Rocio Medina, Vice President of Worldwide Nutrition Training Herbalife yang juga pakar nutrisi dan obesitas mengatakan makanan harus mengandung nutrisi lengkap, termasuk serat, protein, vitamin, dan mineral. "Makan tiga kali dan olahraga," katanya. Obesitas pada anak ini membahayakan karena bisa menimbulkan komplikasi penyakit hipertensi, liver, dan ginjal.
Menurut Rocio, anak anak sebenarnya mudah diajarkan untuk memilih bahan makanan seimbang dan berolahraga.(Baca :Sarapan, Kunci Hindari Obesitas Dini pada Anak )
Di Amerika Serikat, ada riset yang menyatakan peningkatan penderita aterosklerosis pada anak yang disebabkan oleh kegiatan memakan makanan berlemak. "Penderita ini berisiko mendapat serangan jantung di usia 30 tahun," katanya.
Aterosklerosis adalah kondisi saat terjadi penyempitan dan pengerasan di dalam pembuluh darah arteri akibat pengendapan kolesterol dan zat-zat lemak lainnya.
Penyakit ini juga dikenal dengan istilah pengapuran pembuluh darah. Awalnya, kolesterol yang dibawa oleh darah menumpuk. Semakin lama, tumpukan kolesterol itu akan mengeras dan mempersempit saluran pembuluh darah. Akibatnya, terjadi gangguan peredaran darah dan oksigen dalam tubuh.
Celakanya lagi, plak kolesterol yang terbentuk di dalam pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah. Bila terjadi pecahan, dapat menimbulkan luka pada dinding pembuluh darah.
Luka yang terjadi dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah pada pembuluh darah yang semakin menyumbat rongga pembuluh darah. Bekuan darah dapat berujung pada stroke dan serangan jantung.
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejalanya bergantung pada lokasi terbentuknya sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai, atau tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, bagian tubuh yang seharusnya dialiri oleh darah tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Kolesterol yang tinggi dan menumpuk pada pembuluh darah akan menyebabkan saluran pembuluh darah menjadi kaku, tidak elastis, dan menyempit.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen.
Contohnya, selama berolahraga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang atau ketika berjalan. Seseorang juga bisa merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.
Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak. Penyakit apa saja yang dapat timbul akibat penumpukan kolesterol dalam bentuk aterosklerosis?
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke.
Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung. Jika terjadi pada arteri yang menuju ginjal dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Perbedaan Susu Kedelai untuk Balita dengan Dewasa
Jakarta Kota Standar Hidup Mahal
Daftar Zat Makanan Pemicu Alergi
Survei Membuktikan Jakarta Serba Mahal