TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penyakit Corona MERS (MERS CoV) merebak. Tjandra Yoga Aditama mengatakan baru saja menerima surat elektronik pemberitahuan dari Badan Kesehatan Dunia, WHO. Dalam surat elektronik yang dikirim Yoga pada Tempo Jumat, 18 April 2014, memberitahukan merebaknya kasus ini.
"Kali ini seorang warga Malaysia DM (54) meninggal dunia karena terserang wabah penyakit Corona MERS. DM diduga tertular di Arab Saudi. Dan sakitnya itu muncul setelah ia pulang dari negara tersebut," kata Tjandra.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan ini menjelaskan, korban mengalami keluhan sesudah kembali dari Saudi Arabia yang saat berada di sana dikabarkan korban ada kontak langsung dengan unta dan minum susu unta.
"Memang belum jelas dari mana sumber penular penyakit sebenarnya. Namun sejauh ini tidak ada kasus lain di Malaysia, baik yang sama-sama satu rombongan ke Saudi bersama si korban, maupun petugas kesehatan yang merawatnya," kata Tjandra yang menuturkan kasus MERS CoV pada korban tersebut pertama terjadi di Malaysia.
Dia juga menjelaskan, hingga kini, di dunia ada 239 kasus, 93 meninggal dunia. Akan tetapi, Tjandra juga menerangkan sumber lain menyebutkan bahwa di Arab Saudi pada 14 April yang lalu ada lima petugas kesehatan yang kedapatan positif MERS CoV.
Tjandra mengatakan pada 16 April, sebanyak empat dokter konsultan mengundurkan diri karena kasus-kasus MERS CoV. "Penyakit ini menyerang dengan tanda-tanda demam dan gangguan pernapasan. Dan biasanya saat musim umrah atau haji perlu waspada supaya tidak terkena MERS CoV ini. (Baca: Pemerintah: Belum Ada Jemaah Haji Terpapar Corona)
Untuk antisipasi di Indonesia Tjandra menjelaskan hal yang harus dilakukan antara lain, jemaah umrah agar selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, dan segera berobat bila ada keluhan demam dan gangguan pernapasan, baik ketika masih di Saudi Arabia maupun dalam kurun waktu dua minggu sesudah kembali ke Tanah Air.
Dan upaya lain yang dilakukan pihak Kemenkes menyampaikan surat edaran kewaspadaan melalui SIM Kesehatan Pelabuhan ke seluruh kantor kesehatan pelabuhan (KKP) seluruh Indonesia.
"Rencananya pada Senin, 21 April 2014, akan membuat edaran kewaspadaan yang ditujukan kadinkes propinsi, rumah sakit rujukan, pengurus asosiasi perjalanan umrah. Lalu berkoordinasi dengan pihak Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama. Dan yang utama tetap berkoordinasi dengan WHO untuk mengetahui perkembangan situasi epidemiologis dari hari ke hari," ungkapnya.
HADRIANI P.
Berita Terpopuler
Jakarta Kota Standar Hidup Mahal
Perbedaan Susu Kedelai untuk Balita dan Dewasa
Daftar Zat Makanan Pemicu Alergi
Survei Membuktikan Jakarta Serba Mahal