TEMPO.CO, Bandung - Bahasa Esperanto diciptakan untuk menyatukan negara-negara di Eropa, bahkan internasional. Di Asia, bahasa yang sebagian besar kosakatanya diambil dari bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya itu memiliki komunitas yang tersebar di Jepang, Korea, Cina, Vietnam, hingga Indonesia.
Esperanto diciptakan oleh Dr. Ludovic Lazarus Zamenhof, warga Polandia berkebangsaan Yahudi, pada 1887. Arti dari kata Esperanto itu sendiri adalah harapan. Zamenhof berharap agar bahasa yang diciptakannya dapat membawa perdamaian dan persatuan bagi dunia, khususnya di Eropa. Di Indonesia, Esperanto mulai dikenal sejak 1919.
"Warga negara-negara di Eropa itu banyak yang tidak mau pakai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Mereka pun enggan untuk mempelajari bahasa saudara serumpun, seperti Jerman, Italia, Spanyol dan Prancis," ujar Koordinator Esperanto Elsy Luciana di Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA), Bandung, Ahad, 27 April 2014.
Dengan menggunakan Esperanto, kata Elsy, orang-orang di Eropa dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa merasa terintimidasi. Bahkan, saat kongres Esperanto digelar, para Esperantis atau penutur Esperanto tidak mau menggunakan bahasa ibu mereka atau bahasa Inggris yang notabene merupakan bahasa global.
"Saya pernah mencoba berbicara dengan bahasa Korea pada Esperantis asal Korea di kongres Esperanto di Jepang tahun lalu. Hasilnya, dia tidak mau menjawab saya," tutur Ian Septiana, salah satu praktisi Esperanto di Bandung.
Dalam prakteknya, Esperanto dinilai lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan bahasa lainnya karena struktur gramatikalnya sederhana. Contohnya, untuk kata benda, penutur hanya perlu menambahkan partikel o di ujung kata. Misalnya untuk menyebutkan burung, dalam Esperanto disebut birdo dimana bird berasal dari bahasa Inggris. Adapun untuk kata dasar lainnya sudah dimasukkan pada daftar buku saku kosakata Esperanto.
Di samping itu, banyak pula keuntungan yang didapat dari mempelajari Esperanto. "Kita dapat menambah teman di seluruh dunia dengan mudah, terutama sesama Esperantis," kata Sely. Dia menjelaskan penutur Esperanto berhak memiliki Pasporta Servo yang berisikan daftar Esperantis sedunia. Para Esperantis tersebut dengan senang hati menjadi tutor dan mengakomodir kunjungan Esperantis lain di negaranya.
Anda yang berada di Bandung dan berminat mempelajari bahasa Esperanto dapat mendaftar sebagai anggota MKAA. Pendaftaran dibuka per periode, yaitu termin awal pada bulan Februari dan termin kedua di awal September. (Baca: 200 Juta Orang Pakai Google Translate Tiap Bulan)
FATHIMAH SALMA ZAHIRAH
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Jakarta, Kota dengan Pertumbuhan Terpesat Sedunia
Acer Iconia W4, Sabak 8 Inci Windows 8.1
Keluarga Tersangka Kasus JIS Tolak Otopsi