Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memanjakan Lidah yang Naik Kelas  

image-gnews
Menu Kue di Restoran Colette & Lola di jalan Senopati, Jakarta (12/3). TEMPO/Seto Wardhana.
Menu Kue di Restoran Colette & Lola di jalan Senopati, Jakarta (12/3). TEMPO/Seto Wardhana.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dine out semakin digemari orang kota. Bukan hanya karena kemacetan, melainkan juga lantaran ada penghargaan kepada makanan yang dipresentasikan dengan baik.

Sulit untuk mencari kursi kosong di Fitzroy Gastrobar di Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, suatu malam dua pekan lalu. Hampir semua meja terisi atau sudah ada yang memesan. Tua, muda, pekerja kantoran, hingga mahasiswa tampak larut dalam percakapan masing-masing di berbagai sudut gastrobar bergaya bohemian-eclectic itu.

Tak jauh dari sana, masih di Kebayoran Baru, pemandangan serupa juga terjadi di Colette & Lola. Semenjak sore, pengunjung sudah bolak-balik memesan berbagai sponge cake. Bentuk dan rasanya manis. Ada yang mirip dengan panda, hingga menyerupai tokoh film kartun Monster Inc. Selain membawa pulang kue-kue lucu itu, banyak pasangan yang memilih untuk duduk-duduk sambil mengobrol di patisserie bergaya Prancis itu.

Restoran, bistrobar, patisserie, bahkan gastrobar seperti Fitzroy ataupun Colette belakangan memang tumbuh bak jamur di musim hujan. Qraved.com, melalui riset yang dituangkan dalam Jakarta Dine Index, mencatat adanya pertumbuhan 250 persen pada jumlah restoran menengah hingga kelas atas di Jakarta dalam lima tahun terakhir. “Itu belum termasuk warung atau restoran sederhana yang tidak kami sertakan dalam survei kami,” ujar pendiri sekaligus CEO Qraved.com, Steven Kim, kepada Tempo di kantornya.(Baca :Aplikasi Pencarian Isikota Meluncur di Versi Web)

Qraved.com merupakan situs reservasi restoran yang diluncurkan pada akhir 2013, namun sudah menggelar risetnya sejak 2012. Pada 21 April lalu hingga 18 Mei mendatang, Qraved.com menggelar festival restoran Eat Jakarta. Kim mengklaim Eat Jakarta sebagai festival restoran pertama di Indonesia. “Ini bukan festival kuliner di mana semua penjual makanan berkumpul,” kata Steven. Festival semacam ini sebelumnya sudah lazim digelar di kota-kota besar dunia. Di antaranya New York Restoran Week dan London Restaurant Festival, yang rutin menggelar festival seperti itu saban tahun.

Pada saat yang hampir bersamaan—mulai 8 Mei hingga 1 Juni—digelar Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tahun ini JFFF digelar untuk yang ke-11 kalinya. Kemarin juga digelar Festival Jajanan Bango di area parkir timur Senayan, Jakarta. Berbeda dengan Eat Jakarta, kedua festival makanan ini mengumpulkan gerai makan dalam satu tempat.

Meningkatnya jumlah restoran dan kerapnya festival kuliner digelar menunjukkan bahwa bisnis makanan di Jakarta amat gurih. Menurut Kim, hal ini adalah konsekuensi logis dari membaiknya ekonomi. “Selain itu, ada pula persentase peningkatan bujet para pekerja untuk dine out,” ujar pria asal Korea Selatan ini.(Baca : Orang Indonesia Habiskan Rp 17 Triliun Buat Jajan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumlah uang yang dihabiskan oleh para pekerja kantoran—misalnya tingkat pekerja baru—untuk dine out bertambah dari hanya 10 persen dari total gaji yang mereka terima menjadi 50 persen. “Berdasarkan survei kami, rata-rata pekerja entry level menghabiskan uang senilai Rp 150-200 ribu untuk sekali makan di luar,” kata Kim. Frekuensi untuk dine out di kalangan pekerja kantoran pun minimal satu pekan sekali. “Tapi itu semua tentu tergantung motif pribadi dan kemampuan keuangan masing-masing pekerja, yang tentu tidak diperhitungkan dalam survei.”

Yuswohady, konsultan dan managing partner di lembaga riset pemasaran Inventure, memiliki angka yang sedikit berbeda. "Menurut riset kami, pada awal 2013 (Indonesia Middle-Class Consumer Report 2013: Uncovering the Aspirations, Values, and Behaviors), responden di Jakarta memiliki pengeluaran dine out rata-rata 7,1 persen dari total pengeluaran per bulannya," ujarnya. Agak berbeda dengan hasil riset Kim, karena responden Yuswohady kebanyakan memiliki penghasilan lebih besar, lantaran mereka bukan pekerja pada entry level.

HADRIANI P | QARIS TAJUDIN| SUBKHAN | KURNIAWAN

Berita Terpopuler
Ternyata Ada Kanker yang Dapat Disembuhkan 
Gerakan Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia 
Memberi Kesempatan Anak Autis Berkarya dan Bekerja 
Berbagai Manfaat Keju Bagi Tubuh  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

12 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

16 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

18 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

19 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

19 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

20 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.