Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebiasaan yang Bikin Perut Melar  

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi Obesitas. Ilkekran.com
Ilustrasi Obesitas. Ilkekran.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tanpa kita sadari, banyak kebiasaan yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut. Salah satunya, adalah kegemaran mengkonsumsi minuman bersoda.

Menurut sebuah penelitian, mengkonsumsi satu atau dua kaleng soda setiap hari menyebabkan pinggang Anda melebar setidaknya lima kali lebih cepat daripada mereka yang hampir tidak minum soda selama seminggu.

Minuman bersoda mengandung gula dalam jumlah yang tinggi, yang memicu keinginan untuk makanan. Menggantinya dengan soda diet juga bukan pilihan bijaksana, karena soda ini mengandung pemanis buatan, yang dapat meningkatkan nafsu makan Anda.

Namun, tak hanya konsumsi makanan atau minuman tertentu saja yang membuat perut melar. Berikut ini kebiasaan lainnya, seperti diuraikan dalam situs www.lifespan.com berikut ini:

1. Makan dengan piring yang lebih besar

Entah itu makan malam prasmanan atau hanya makan biasa di rumah, perhatikan ukuran piring yang Anda gunakan. Dalam sebuah survei yang dilakukan di antara penderita obesitas, ditemukan bahwa orang-orang ini lebih memilih piring yang lebih besar ketimbang piring ukuran kecil atau sedang.

Dengan ukuran piring besar, ada banyak ruang untuk meletakkan aneka jenis makanan. Akibatnya, kita cenderung untuk mengkonsumsi lebih dari yang dibutuhkan tubuh kita, yang mengarah pada lebih banyak lemak yang disimpan di dinding perut kita. Untuk menghindarinya, gunakan piring sedang atau kecil, dan remlah kebiasaan untuk mengambil makanan dalam jumlah besar.

2. Makan pada larut malam

Meskipun benar bahwa tubuh Anda secara alami membakar timbunan lemak saat Anda tidur, namun barangkali tak efisien jika Anda berangkat tidur dengan perut penuh. Selain menyebabkan penumpukan lemak di perut, makan terlambat dan berbaring dengan perut kenyang meningkatkan risiko terkena refluks asam dan gangguan pencernaan. Untuk mencegah kondisi ini, pertimbangkan untuk makan makanan kecil di malam hari dan tidak berbaring setidaknya tiga jam setelah makan malam. Jika memungkinkan, kudaplah buah-buahan jika berasa lapar di malam hari.

3. Makan ketika sedih atau kesal

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ingatlah, dengan rakus melahap apa saja tidak membuat emosi Anda pulih dalam sekejap. Jika kebiasaan ini dipertahankan, maka Anda tengah menumpuk banyak lemak di perut. Cara terbaik untuk memerangi rasa ingin makan tanpa henti saat menghadapi tekanan adalah dengan minum segelas air, berbicara dengan teman, atau berjalan-jalan santai. Pilih kegiatan yang tidak melibatkan makan, sehingga Anda dapat menghentikan kebiasaan menambah kalori ekstra yang tak perlu ketika emosi Anda sedang tidak stabil.

4. Mengkonsumsi makanan rendah kalori, tapi berlebihan

Beberapa orang beranggapan bahwa makanan tinggi lemak menyebabkan penyimpanan lemak di perut Anda. Yang benar adalah, lemak tak jenuh tunggal tidak buruk untuk Anda. Makanan seperti alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan justru membantu menghilangkan lemak perut. Sebaliknya, berhati-hatilah dari terlalu banyak mengkonsumsi makanan instan yang dilabel sebagai rendah lemak, karena produsen sering menambahkan gula ekstra dalam pengolahannya, yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar, jatuhnya malah akan merugikan tubuh Anda.

5. Kurang tidur

Idealnya, orang dewasa tidur tujuh sampai sembilan jam tidur setiap malam. Ketika Anda tak mendapatkan tidur yang cukup, maka tingkat kortisol (hormon stres) meningkat dan menyebabkan Anda mengkonsumsi makanan bergula. Tidurlah dengan cukup setiap malam. Dengan cara ini Anda dapat menyeimbangkan kadar kortisol Anda dan meningkatkan produksi leptin, sejenis hormon yang menyebabkan Anda mampu mengendalikan nafsu makan.

6. Tidak mengkonsumsi protein dalam jumlah yang cukup

Orang dewasa yang sehat harus mengkonsumsi setidaknya 20-25 gram protein setiap kali makan, meskipun hal ini tergantung pada tingkat aktivitas dan ukuran tubuh. Pria pada khususnya harus mendapatkan tambahan 10 gram protein setiap kali makan untuk memastikan kondisi tubuhnya senantiasa prima. Protein membantu hormon yang menekan nafsu makan, sehingga Anda dapat langsing secara alami. Keju, kerang, kalkun, ayam tanpa kulit, salmon, dan telur adalah sumber protein yang dianjurkan bagi Anda yang tengah berdiet mengurangi berat badan.

INDAH P.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

9 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.