TEMPO.CO, Jakarta - Meski sudah tahu mengandung bahan-bahan tidak sehat, nyatanya masih banyak orang yang menikmati makanan cepat saji atau junk food. Padahal, pakar Hak Pangan Perserikatan Bangsa Bangsa, Oliver De Shcutter, mengatakan bahaya junk food sama seperti merokok.
"Diet tak sehat dengan junk food sekarang menjadi ancaman yang lebih besar daripada tembakau. Sama seperti dunia yang mengatur risiko tembakau, kerangka konvensi diet harus segera disepakati," kata De Schutter, seperti dilaporkan TIMES, Senin, 19 Mei 2014.
De Schutter juga menjelaskan, bahwa bahaya obesitas yang disebabkan oleh junk food secara global harusnya ditanggapi serius. De Schutter menilai bahaya obesitas yang juga menjadi pemicu diabetes, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya semakin mengkhawatirkan.
Sebenarnya, De Schutter sudah meluncurkan laporannya tentang gizi dan hak atas pangan sejak dua tahun yang lalu. Ia juga telah meluncurkan Strategi Global pada Diet Aktivitas Fisik dan Kesehatan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak sepuluh tahun yang lalu.
Namun, ia melihat belum ada tindakan atau imbauan serius dari pemerintah terhadap gagasan tersebut, termasuk bahaya junk food dan produk tidak sehat lainnya yang banyak mengandung lemak dan gula. Ia berharap, pemerintah di setiap negara akan lebih tegas dalam mengingatkan bahaya junk food.
"Pemerintah harusnya telah fokus pada peningkatan ketersediaan kalori yang sehat, tapi mereka seringkali tidak peduli," kata De Schutter.
RINDU P. HESTYA | TIMES
Berita Lain:
Diplomasi Mode Kemeja Putih Capres dan Cawapres
Pesona Kain Bentenan Asal Sulawesi Utara
Remaja Tak Pede, Kenali 8 Gejala Dismorphophobia