TEMPO.CO, Jakarta - Ikan dan daging wagyu didatangkan langsung dari Jepang, dua kali sepekan. Jejeran shoji atau partisi kayu khas Jepang menghiasi beberapa ruang di restoran Hide Yamamoto Jakarta. Restoran fine dining ini terletak di lantai 5 pusat belanja Lotte Shopping Avenue. Tidak hanya berfungsi memisahkan beberapa ruang di restoran, shoji pun berfungsi sebagai pemantul cahaya lampu. Efeknya, spektrum cahaya di dalam restoran menjadi agak kekuningan. Pencahayaan ini menciptakan kontras terhadap pemandangan urban malam di luar jendela yang menyajikan spektrum biru dari pantulan lampu di Jalan Doktor Satrio, Kuningan.
Dari luar, Hide Yamamoto tidak terlihat begitu luas. Namun, begitu melewati beberapa shoji, terkuaklah bagian restoran yang lain. Ada tujuh ruangan dengan fungsi berbeda. Bar untuk minum sake, ruang menikmati sushi, ruang teppanyaki, ruang robatayaki, dua ruang jamuan privat, dan ruang makan malam.
Khusus untuk bar sake, ruang sushi, teppanyaki, robatayaki, Hide Yamamoto menyertakan koki pendamping yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pengunjung sekaligus menyiapkan prosedur menu secara benar.
Empat koki ini juga bertugas mengolah masakan dan menyajikannya langsung di hadapan pelanggan. Misalnya, di ruang sushi, koki tidak cuma bertugas menggulung nasi dan ikan, tapi juga menunjukkan paduan yang pas dalam setiap set menu. “Empat koki ini berada di bawah supervisi koki Atsushi Numata,” kata Kepala Pramusaji Hide Yamamoto, Arief, saat diwawancara, Selasa lalu.
Nama restoran ini, Hide Yamamoto, diambil dari nama chef kelahiran Jepang yang besar dan berkarier di Italia serta Prancis. Ia pernah menjadi bagian dari tim koki-koki legendaris, seperti Roger Verge di San Francisco dan Jokey Club di hotel Ritz Carlton Washington. Penerima Global Award 2010 ini juga pernah melayani Presiden Amerika selama tiga generasi, yaitu Reagan, Bush, dan Clinton.
Restoran Hide Yamamoto menyediakan menu dalam paket. "Namun kami memilih untuk menentukan sendiri kombinasi menu Jepang yang sesuai, tentunya dengan bantuan. Setelah rombak sana-sini, akhirnya kami sepakat memilih menu nasi dengan paduan makanan berkuah," katanya. (Baca: Halal Deli, Tempat Makan Halal di Jepang)
Berbeda dengan penyajian makanan Korea yang mendahulukan side dishes atau makanan penyerta, restoran Jepang tidak melakukan itu. Mereka langsung menyajikan nasi, lauk-pauk, dan minumannya secara bersamaan. Menu tradisional Jepang, seperti sushi, sashimi, dan tempura, memiliki rasa yang hampir sama dengan yang disajikan di restoran Jepang pada umumnya. Hanya, tuna dan salmon yang digunakan dalam sushi dan sashimi di Hide Yamamoto terasa sangat manis.
“Ini karena kami mendatangkan semua ikan langsung dari Tsukiji, pasar ikan terbaik di Jepang,” kata Head Chef Atsushi Numata. Menurut Atsushi, Hide Yamamoto menjaga kualitas kesegaran dengan mendatangkan ikan dari Jepang setiap dua minggu sekali, yaitu Selasa dan Jumat. Selain yang terbaik, Pasar Ikan Tsukiji yang terletak di pusat Tokyo itu adalah pasar ikan terbesar di dunia. Ada 700 ribu metrik ton makanan laut dijual di sana setiap tahun.
Tidak cuma ikan, Hide Yamamoto juga menjaga kualitas daging dengan mendatangkan langsung wagyu dari Kagoshima. Wilayah ini sangat terkenal sebagai penghasil daging terbesar dengan kualitas terbaik di Jepang. Sama dengan ikan yang didatangkan dua kali seminggu, wagyu dari Kagoshima juga masuk ke tempat penyimpanan Hide Yamamoto setiap dua kali seminggu.
CHETA NILAWATY
4 Gerakan Tubuh yang Tingkatkan Kemampuan Otak
Wanita Diabetes Lebih Berisiko Penyakit Jantung
Bermanfaat, Terapi Stem Cell Masih Diperdebatkan
Manfaat Stem Cell untuk Sembuhkan Penyakit