TEMPO.CO, Jakarta - Dari semua menu tradisional Jepang, Garlic Rice adalah salah satu yang patut dicoba di restoran Hide Yamamoto. Menu ini tidak biasa disajikan di restoran Jepang pada umumnya. Nasi bawang putih ini sangat enak bila dipadukan dengan tofu goreng saus soya dan domba bakar ala Jepang.
Nasinya ditanak dari beras Hokkaido Nanatsuboshi yang didatangkan langsung dari Jepang. Keistimewaan beras ini adalah butir yang bulat dan bening seperti kristal. Ketika diolah menjadi sushi, Hokkaido Nanatsuboshi tidak menggumpal sama sekali. Begitu pula ketika dibuat sebagai Garlic Rice, beras Jepang ini benar-benar memisah. Efeknya, tebaran bumbu di atas piring teppanyaki tercampur dengan sempurna.
Secara pengolahan, Garlic Rice hampir sama dengan nasi goreng, tapi Garlic Rice tidak dimasak dengan minyak. Campuran menu ini murni nasi, saus kedelai, dan bumbu khas Jepang. Cara mencampur bumbunya pun berbeda. “Kalau nasi goreng, kan, diaduk ke arah dalam, sedangkan Garlic Rice hanya dibalik searah seperti membuat teppanyaki,” kata Arief, Kepala Pramusaji Hide Yamamoto. (Baca: Ruang-ruang Persembahan Hide Yamamoto)
Lebih unik lagi topping pada Garlic Rice. Bentuknya mirip kerupuk tipis. Namun ini bukan kerupuk, melainkan nasi yang digepengkan di atas pelat panas. Setelah digepengkan, nasi disiram sedikit air, lalu dibiarkan mengering dan garing di atas pelat. Selain nasi kering, Hide Yamamoto memasukkan campuran lemak sapi yang dipotong kecil-kecil dan digoreng bersama saus kedelai. Tekstur akhir lemak ini mirip sekali dengan ketan hitam, tapi memiliki rasa yang sangat gurih.
Hide Yamamoto mengklaim tidak terlalu banyak menggunakan garam. Restoran ini punya satu bumbu khas yang selalu disertakan. “Namanya arima sansho, orang mengenalnya sebagai lada hitam Jepang,” kata Head Chef Atsushi Numata. Lada hitam ini bentuknya lebih besar daripada lada pada umumnya. Lada ini tidak dihaluskan atau ditumbuk kasar. Lada ini disimpan dalam botol bening berisi cairan yang kemudian dapat melembutkan lada dan mengeluarkan rasa asinnya secara alami.
Arima sansho juga digunakan Hide Yamamoto dalam menu campuran (fusion), seperti domba bakar saus kedelai. Mereka mencampurkan arima sansho, saus kedelai, dan menaburkan sedikit parutan jamur black truffle (harga per kilogram Rp 7 juta) di atas daging domba bakar. Rasa yang dihasilkan bukan main enaknya.
Menu lain yang patut direkomendasikan adalah tofu goreng saus kedelai. Ini adalah makanan berkuah yang di dalamnya terdapat tofu, rumput laut, dan lobak. Saus kedelai yang digunakan dalam tofu goreng ini sengaja diencerkan. Saus kedelai yang diencerkan ini menjadi kuah yang gurih untuk menyertai tofu goreng. “Tofu digoreng seperti menggoreng tempura, lalu dimasukkan ke dalam saus kedelai bersama lobak dan rumput laut,” kata Arief.
Garlic Rice, domba bakar saus kedelai, dan tofu goreng saus kedelai merupakan kombinasi yang tepat. Namun rasanya kurang tepat jika tidak mencoba menu tradisional khas Jepang yang sudah dikenal umum. Maka pilihan kami jatuh pada tuna sashimi yang disajikan bersama parutan bengkuang. Biasanya tuna akan terasa asam bila disajikan mentah. Namun tuna sashimi di Hide Yamamoto sangat manis dan gurih. Perpaduan saus kedelai dan wasabi—bukan kecap asin dan wijen—menjadi pelengkap yang sempurna untuk tuna yang disajikan per tiga potong ini.
Menu penutup yang menjadi andalan Hide Yamamoto adalah Matcha Tiramisu, yaitu campuran cheese cake dan es krim tiramisu. Di atas es krim tiramisu ditaruh dua batang biskuit teh hijau yang disiram cokelat cair. Rasa cheese cake tidak terlalu manis karena stik biskuit teh hijau dan es krim tiramisu sudah memberi rasa manis yang menghilangkan kekhasan masing-masing. Rasa tiramisu dari es krim tidak muncul ketika dimakan berbarengan dengan es krim atau cheese cake.
Rata-rata harga menu di Hide Yamamoto Rp 150–900 ribu. Restoran ini hanya membuka dua cabang, yaitu di MarinaBaySands, Singapura, dan Lotte Shopping Avenue, Jakarta. “Ini demi menjaga kualitas makanan kami,” kata Atsushi Numata.
CHETA NILAWATY