Pemain lain, Zalora Indonesia, punya strategi berbeda. Tanpa membuka lapak baru, mereka meluncurkan koleksi khusus Ramadan pada Rabu, 25 Juni lalu, dengan menggandeng tiga desainer busana muslim ternama, yakni Dian Pelangi, Ria Miranda, dan Jenahara. (Baca juga: Dian Pelangi, Pedagang Songket ke Bisnis Hijab)
Magnus Grimeland, Managing Director Zalora Indonesia, menyebut pertumbuhan bisnis busana muslim di sini bahkan lebih tinggi dibanding Timur Tengah. "Indonesia paling pesat. Pertumbuhan bisa 50 persen per tahun, terutama untuk transaksi via online," kata Magnus.
Kue besar bisnis hijab di dunia maya juga dinikmati pendatang baru. Misalnya, Nalia Rifika, pemilik merek House of Nabilia, yang menggunakan akun Instagram dan Twitter untuk berjualan. Tanpa studio canggih dan fotografer profesional, Nalia rutin mengunggah foto diri dengan busana karyanya di jejaring sosial dengan tagar #ootd alias outfit of the day.
Tiga tahun lalu, Nalia memulai usahanya dengan modal Rp 10-15 juta. Kini omzetnya mencapai Rp 80-100 juta per bulan. Bermula dari bisnis keluarga yang dikerjakannya bersama sang adik, Nabila Latifa, kini Nalia telah merekrut delapan pegawai. "Yang dua itu khusus mengurus media sosial dan pembelian online," katanya. (Baca: Bisnis Hijab Indonesia Mendunia)
PINGIT ARIA
Berita Lainnya:
Jokowi: Banyak Mafia di Kementerian ESDM
Begini Jokowi dan Iriana Kencan di Waktu Luang
Jokowi Jatuh Cinta pada Iriana Karena `Ndeso`
Idul Fitri,Putin Puji Sumbangsih Umat Muslim Rusia