Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lima Alasan MERS-CoV Lebih Penting daripada Ebola

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan virus flu Arab atau Middle East respiratory syndrome coronovirus (MERS-CoV) seharusnya lebih mendapat perhatian dari pemerintah dibanding ebola. “Apalagi WHO kembali mengumumkan kasus baru MERS-CoV di Arab Saudi hari ini,” kata Tjandra lewat surat elektronik, Selasa, 19 Agustus 2014.

Menurut Tjandra, ada lima alasan kenapa MERS-CoV lebih mengkhawatirkan daripada ebola:

Pertama, MERS-CoV jelas sudah ada di Arab Saudi, tempat warga muslim Indonesia akan menjalani ibadah haji sebentar lagi. Selain itu, korban MERS-CoV juga sudah terdeteksi di Asia, yakni Malaysia dan Filipina, negara tetangga Indonesia. Sedangkan ebola baru ada di empat negara Afrika.

Kedua, angka kematian MERS-CoV tinggi, yakni 30-40 persen. Ebola banyak diributkan punya potensi kematian 90 persen, tapi data terkini menunjukkan angka kematian di bawah 60 persen, tidak jauh berbeda dengan MERS-CoV.

Ketiga, sekitar sebulan lagi rombongan jemaah haji Indonesia akan berangkat ke Tanah Suci. Sekaranglah saat yang tepat bagi mereka untuk memeriksakan diri. Sebab, jika jemaah haji punya penyakit kronis, risiko mereka terpapar MERS-CoV jadi jauh lebih tinggi. Untuk menghadapi ebola, tidak ada bentuk persiapan seperti ini.

Keempat, MERS-CoV menular lewat udara, bisa lewat batuk dan lain-lain, sedangkan ebola baru menular kalau ada kontak langsung dengan cairan tubuh pasien.

Kelima, keluhan awal MERS-CoV bisa relatif ringan, sehingga pasien dapat naik pesawat terbang dan menularkan virus itu ke sesama penumpang atau membawa penyakitnya ke negara lain. Ebola jauh lebih berat gejala dan keluhannya, sehingga kemungkinan pasien ebola naik pesawat relatif amat kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi global MERS-CoV sampai pertengahan Agustus: jumlah kasus pada minggu ke-34 mencapai  838 dengan 293 kematian. Wilayah atau negara terjangkit yakni Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Amerika Serikat, Tunisia, Filipina, Malaysia, Libanon, Belanda, dan Iran.

NATALIA SANTI

Terpopuler
Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar 
Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta 
Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan 
Bagaimana PRT Pembunuh Bayi di Riau Dibekuk?
Fahri Hamzah Cuit Klarifikasi Duit Nazaruddin  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.


Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.


5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?


Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Gangguan asam lambung.
Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.