TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepedulian lingkungan hidup harus melibatkan anak dan orang tua. Setidaknya ini yang akan dilaksanakan Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan (Fokal) bekerja sama dengan Sahabat Lingkungan (Shalink) dari Wahana Lingkungan (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dua lembaga ini akan merekrut anak-anak menjadi duta lingkungan pada Oktober mendatang. Targetnya, sebanyak 200 anak akan jadi duta lingkungan di Yogyakarta yang bertugas mengkampanyekan cinta lingkungan di keluarga dan sekolah. Ajang rutin ini sudah berlangsung keempat kali. (Baca: Iwan Fals Konser Peduli Lingkungan)
"Jumlah anak sebagai duta lingkungan menurun. Dari ratusan anak kini tinggal sekitar 20-30 anak," kata Lilis Eko Wahyuni, anggota Fokal yang ditemui di Kepatihan Yogyakarta pada Kamis, 11 September 2014.
Menurutnya, penurunan ini lantaran sejumlah duta lingkungan sudah beranjak remaja. Sehingga mereka malu ketika harus berkumpul dengan anak-anak yang berusia lebih belia. Apalagi kegiatan ini setiap sebulan sekali mereka berkumpul untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, seperti berkunjung ke desa wisata. (Baca: Tanam Pohon Peduli Lingkungan)
"Anak saya jadi duta lingkungan sejak acara ini digelar empat tahun lalu. Sekarang malu, memilih gabung di Shalink," kata Lilis yang anaknya sudah berusia 14 tahun.
Rekrutmen duta lingkungan tersebut dikemas dalam sejumlah kegiatan yang diberi tema Bernyanyi untuk Negeri. Kegiatan yang dilakukan antara lain lomba menyanyi dan menggambar bertema lingkungan, menanam bakau dan konservasi penyu di Pantai Samas, juga melakukan kegiatan reduce, reuse, recycle, dan replace barang-barang bekas. Baru kemudian dilakukan pelantikan anak-anak sebagai duta lingkungan. (Baca: Hari Sampah, Pelajar Kampanye Peduli Lingkungan )
"Anak-anak jadi peserta. Tapi orang tua yang mengantar ikut terlibat pula. Secara tidak langsung, orang tua ikut belajar lingkungan," kata Fahmi Khatib, Koordinator Shalink.
menurut Desi Tomasouw adalah salah seorang ibu yang anaknya ikut serta menjadi duta lingkungan sejak empat tahun lalu. Bahkan Desi pun bergabung dalam Fokal. Dia ikut merasakan manfaatnya semenjak anaknya, Xonia (10 tahun) menjadi duta lingkungan. "Kalau makan yang tempat makanannya dari styrofoam, dia protes. Mama, aku gak mau. Itu penyebab kanker," kata Desi menirukan anaknya.
Begitu pula saat Xonia makan makanan yang dibungkus kemasan. Lantaran tak ada tempat sampah, Xonia memilih untuk menyimpannya di dalam tas. Setiba di rumah, dia kemudian membuangnya di keranjang sampah. "Sikap anak itu ikut mengajarkan orang tua untuk peduli lingkungan juga," kata Desi.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Terpopuler
Kelom Geulis Tasik Ekspor Hingga Jepang dan Korea
Waspada Virus Senyap Cacar Ular
Mampir ke Restoran Negeri Ajaib, Alice
Perisakan Sejak Kecil Berisiko Tingkatkan Depresi