TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Kamis malam, sejumlah pelari berkumpul dan siap-siap bergerak pada pukul 20.00 WIB. Titik kumpulnya di lobi Mal FX Sudirman, Senayan, Jakarta. Jumlah mereka lumayan banyak, yakni 50–100 orang. “Namanya Thursday Night Running,” ujar Reza Puspo, Ketua Indorunners, Kamis lalu. (Baca: Soal Lari Maraton Agus Yudhoyono Ramai di Twitter)
Para pelari tersebut kebanyakan perempuan. Mereka mulai berangkat pukul 19.30 WIB, lalu menempuh rute FX Sudirman–Driving Range–Gelora Bung Karno–lapangan bisbol dan kembali ke FX. Menurut Reza, kegiatan lari malam ini dimulai pada Ramadan 2011. Ternyata animo peserta cukup besar. “Sampai sekarang tidak berhenti,” tutur Reza.
Lari pada waktu malam, ujar Reza, dipilih karena kebutuhan para pekerja Ibu Kota untuk berolahraga. “Orang Jakarta cinta pada kegiatan luar ruang. Mereka bosan dengan mal, belanja ke mal, nge-gym di mal. Kegiatan luar ruang itu enak sekali,” kata Reza, yang aktif mengikuti triathlon dan maraton di berbagai negara.
Namun lari pada malam hari punya risiko. Pelari harus waspada, karena jalan kurang terang dan banyak kendaraan bermotor berseliweran. Daerah Mal FX Sudirman dan sekitar Senayan merupakan tempat ideal yang cukup nyaman bagi pelari. Thursday Night Run menjadi program Indorunners untuk memperkenalkan olahraga lari. “Biasanya mereka berlari karena ada teman,” kata Reza. (Baca: 5 Pemulihan Tepat Setelah Berlari)
Pelari menempuh jarak 5 kilometer dalam tempo 30 menit atau lebih. Tidak hanya lari, ada pula unsur kegembiraan yang dirasakan para pelari. Misalkan, mereka melakukan selfie atau foto bersama. “Ini memang dilakukan para pelari yang kebanyakan perempuan,” ujar Reza.
KURNIAWAN | HP
Terpopuler
5 Senyawa yang Baik untuk Kesehatan Mata
Penderita Skizofrenia Belum Dapat Obat Tepat
Keajaiban Air Negeri Sakura
MIAP Dukung Operasi Obat Ilegal dari BPOM RI