TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Tawakal Ade Thabrani yang tergabung dalam Komunitas Berbagi Nasi Jakarta (Baca: Komunitas Andalkan Kerendahan Nurani), dalam tugas membagikan nasi komunitasnya tidak menggunakan data dari lembaga tertentu. Mereka langsung turun ke jalan dan mencari tahu keadaan orang-orang yang ingin disumbangkan. Menurut Bayu, setiap kali berkumpul ada sekitar 30 anggota yang datang.
Biasanya mereka mendapat informasi dari para penerima nasi di daerah itu tentang daerah mana saja yang membutuhkan makanan. Pembagian dilakukan secara bergilir setiap hari di wilayah Jakarta. “Kami yang di Jakarta Pusat dapat kebagian hari Kamis malam,” kata Tata.
Beberapa daerah yang menjadi sasaran pembagian nasi komunitas ini adalah daerah Latumenten, Grogol, Jakarta Barat; Kampung Melayu, Jakarta Timur; wilayah Kota dan sekitar Cikini untuk Jakarta Pusat; wilayah Taman Puring di Jakarta Selatan; serta Plumpang untuk Jakarta Utara. Mereka mulai membagikan nasi sekitar pukul 22.00 dan biasanya selesai pada pukul 03.00 dinihari.
Selain menerima sumbangan nasi bungkus dengan syarat sehat dan layak, komunitas ini membuka kesempatan orang untuk belanja nasi bungkus online. Orang yang berminat dapat membeli nasi bungkus ke komunitas tersebut, yang kemudian disumbangkan kepada orang yang tidak mampu. Mereka bahkan juga menyediakan sarana pengobatan untuk tunawisma yang mereka temukan di jalan. Untuk menjalankan aktivitas sosial ini, komunitas ini memiliki sebuah mobil pikap hasil sumbangan dan patungan anggotanya.
Untuk menjadi anggota komunitas ini terdapat empat ketentuan. Pertama, orang itu mampu membawa nasi dan ada waktu untuk ikut pergi membagikannya. Kedua, bila tidak punya waktu, tapi memiliki dana untuk menyumbang nasi, mereka dapat menitipkan kepada rekan lainnya yang tergabung dalam komunitas. Ketiga, bila punya waktu, tapi tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan nasi, mereka dapat turut serta membantu rekan-rekannya membagikan nasi. Keempat, bagi yang tidak punya waktu atau uang, mereka dapat menginformasikan kegiatan ini kepada orang lain. (Baca: Desainer Indonesia Siap Bersaing di Pasar Bebas)
Komunitas ini berharap suatu saat mereka memiliki sekretariat untuk memudahkan mereka berkumpul dan berkoordinasi. Mereka juga ingin sekretariat ini dapat menjadi rumah singgah bagi yang membutuhkan. Sebab, hingga saat ini Komunitas Berbagi Nasi Jakarta belum juga memiliki sekretariat. Meski begitu, anggota komunitas ini tetap berjanji untuk tetap konsisten dalam membagikan nasi. “Sampai tidak ada lagi kelaparan di jalan,” kata Tata. “Kami ingin tetap memanusiakan manusia. Dengan begini, kami belajar rendah hati.”
CHETA NILAWATY | HP
Terpopuler
Enam Keluarga Terbaik di Sunlight Living Challenge
L'Oreal Women of Worth, Mencari Perempuan Inspiratif
Pameran Wahana Permainan Dunia di Balai Sidang
Semangat Thursday Night Running