Ritual minum kopi termasuk gaya hidup yang mengalami perubahan besar akibat peningkatan taraf hidup dan bertambahnya golongan menengah di Indonesia.
Dulu, menikmati secangkir kopi lazimnya dilakukan di rumah atau warung kopi. Sekarang, menikmati kopi dilakukan kafe dan restoran berkelas dengan segmen yang semakin luas, baik dari sisi gender maupun rentang usia. (Baca: 29 Kopi Spesial Indonesia Dipromosikan ke ...)
"Hal tersebut mendorong konsumsi kopi dalam negeri naik 6-8 persen per tahun. Saat ini konsumsi kopi diprediksi mencapai 300 ribu ton per tahun. Ini menjadikan peluang yang cukup besar bagi produsen dalam negeri untuk fokus menggarap pasar lokal," tutur Yanthi.
Menurut International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi meningkat dua kali lebih cepat di negara-negara pengekspor dan pengimpor kopi, seperti AS dan Italia. Para petani kopi di negara pengekspor terus berupaya memenuhi melejitnya permintaan di dalam dan luar negeri.
Menurut para analis, hal tersebut memicu kenaikan harga biji kopi pada pasar berjangka sekitar 75 persen. “Kegiatan ICF 2014 menjadi momentum yang baik bagi pelaku kopi Indonesia untuk bersinergi mensukseskan serta meningkatkan industri kopi dalam negeri di masa yang akan datang. Tak lupa saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang turut mendukung terselenggaranya ICF 2014,” kata Yanti.
ICF 2014 didukung oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Kopi Luwak Indonesia, ASEAN Secretariat, MarkPlus Inc, Wali Kota Denpasar, Yayasan Sanur, dan Bali Tourism Board.
EVIETA FADJAR
Berita terpopuler
Kemeja Batik yang Naik Kelas
Svida Alisjahbana Masuk Daftar Tokoh Fashion Berpengaruh
Warna-warni Musim Gugur Adamist
The Goods Bakal Kembali Hadir di Plaza Indonesia